Alysa berjalan dengan Tessa disebelahnya, istirahat kali ini, mereka harus menuju tukang fotocopy yang berada didepan sekolah.
"Laper gue." Keluh Tessa.
Mereka berdua memang belum sempat mengerjakan tugas tersebut. Bukan karena malas, tapi memang karena keduanya lupa secara bersamaan. Jika tidak diingatkan oleh Virgo mungkin mereka akan mendapat hukuman.
"Gue juga laper!" Balas Alysa.
Sesampainya disana, Tessa lalu menyerahkan tugas mereka. Sedangkan Alysa menatap ke arah deretan pulpen yang berada di etalase.
Entah mengapa pulpennya sering kali menghilang. Awalnya beberapa temannya menghampirinya dan mengatakan dengan dalih meminjam namun sampai detik ini pun tidak dikembalikan.
Hari ini mereka tidak harus menunggu lama karena fotocopy-an sedang sepi. Mungkin karena bukan jam sekolah. Jika sudah jam pulang sekolah tempat ini pun di penuh dan ramai, dan terkadang membuatnya harus ekstra sabar dalam menunggu.
Untungnya ia tidak sendiri, ada Tessa yang ikut dengannya.
"Heh cewek centil!" Ujar seseorang sambil menarik bajunya dan membuat tubuhnya berbalik menatap orang tersebut.
Alysa mendongkak dan mendapati Leta, murid SMA Bhineka yang tergila-gila dengan Angkasa itu sedang menantapnya tajam.
Alysa kemudian membetulkan berdirinya lalu menepis tangan Leta dan merapihak bajunya yang sedikit kusut akibat cewek itu.
Tessa yang terkejut pun memandang kehadiran Leta dengan bingung. Pasalnya saat ini sedang jam sekolah, dan mengapa gadis itu keluyuran.
"Gue udah peringatin lo untuk jauhin Angkasa, dan lo malah semakin gencar deketin dia. Lo fikir, lo cantik?" Tanya Leta dengan wajah angkuhnya.
Dibelakang ada tiga orang yang ikut sinis padanya. Sudah Alysa pastikan mereka adalah teman yang bahkan hanya dianggap 'babu' oleh Leta.
"Gue? Jelas cantik, baik hati dan rajin menabung nggak kayak lo," balas Alysa.
"Lo cantik? Tampang lo aja kayak kuli, baju udah kayak preman, nggak ada sisi cantiknya sama sekali. Dan satu hal lagi, Angkasa cowok gue."
Alysa tertawa tepat diwajah Leta. Jujur, ia malas menanggapi Leta tapi jika difikir akan seru juga jika meladeni cewek itu.
Sementara Tessa sudah berusaha membuat Alysa untuk menahan emosinya.
"Lo tau nggak sih julukan yang pas buat lo itu apa? H A L U."
Alysa tau bahwa Leta bukan kekasih Angkasa. Cowok seperti Angkasa yang tidak banyak bicara, selalu saja cuek dan menyebalkan itu mana mungkin bisa memilih cewek seperti Leta. Gadis manja, hobi hura-hura dan selalu ingin mendapatkan apa yang ia mau.
"Kurang ajar lo!" Leta tidak terima lalu dengan cepat menjambak rambut Alysa yang dibalas olehnya.
Tessa yang melihat pun berusaha melerai, namun nihil. Aksi Alysa dan Leta sulit dipisahkan.
"Neng dipisahkan atuh temennya," tegur seorang abang fotocopy.
"Yaelah abangnya kagak liat saya udah berusaha ini, tapi susah bang." Tessa menjawab sambil terus berusaha menarik Alysa.
"Woy ondel-ondel! Tarik bos lo!" Ucap Tessa dengan kesal kepada beberaoa teman Leta yang malah mengompori dan bukan memisahkan.
Keheningan mulai terjadi kala Leta dengan kencang menampar Alysa hingga pipi gadis itu memerah.
"Buat lo, cewek centil, murahan!" Leta berucap dengan penekanan disetiap ucapannya.
"Leta jaga omongan lo!!" Ucap Tessa dengan emosi yang memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa & Alysa [COMPLETE]
Teen FictionAlysa Cyrathana Shaima, gadis mandiri yang selalu menyukai debat tersebut merasa dunianya berubah. Ketika semua hal yang selalu bisa ia sanggah dengan perdebatan terpatahkan oleh seorang cowok bernama Angkasa yang selalu bisa membuatnya jengah. Sam...