17. Tangisnya Raina

1.1K 55 4
                                    

Raina terus saja memikirkan Rayhan, pesan dari Raina sama sekali tak dibalas Rayhan.

Sudah tiga hari berlalu, berarti hari ini adalah hari kepulangan Rayhan.

Pintu kamar raina di ketuk dari luar. Raina membuka pintu.

"Iya, Ma?"sahut Raina membuka pintu.

"Dicari tuh sama bu Dhe Rita sama Afif, keluar gih," ujar Fira.

"Ngapain cari raina, Ma?"

"Udah, sana temuin."

Fira turun diikuti Raina dibelakang nya.

"Maaf lama mbak?" ujar Fira tak enak hati.

"Nggak papa kok, yaudah kita langsung aja ya jalannya, keburu sore," ujar Rita. Raina bingung kenapa tiba-tiba di ajak pergi,  bukannya tadi hanya di cari?

"Yaudah yuk."

Mereka berempat masuk ke mobil, dengan Afif yang menyetir, Rita di sampingnya, sedangkan Raina dan Fira di belakang.

Mobil berhenti setelah samapai didepan pusat perbelanjaan.

Rita dan Fira menuju toko yang menyediakan berbagai macam perhisan.

Raina jengah, karena setiap pergi kesini mamanya tak lupa mampir ke toko perhiasan.

"Ma, Tan, Raina kesana dulu ya?" pamit Raina.

"Eh, Na," cegah Rita. "Kamu ditemenin sama Afif ya?"

"Tapi ma," Afif ingin menolak.

"Udah Fif temenin sana."

Afif pasrah menuruti kemauan mamanya.

Rayhan saat ini sudah sampai di depan rumahnya, mamanya menyambutnya dengan hangat. Ia merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya, lalu membuka aplikasi whatsapp, terlihat pesan dari Raina yang menumpuk.

Rayhan menghubungi Daffa untuk mengajak Raina ketaman deket sekolah besok sore, Daffa menyetujuinya, Shela? Ia juga diberitahu oleh Daffa untuk ikut, dan Shela setuju.

Pagi hari, Rayhan sudah siap untuk pergi ke sekolah. ( Oh ya disini nggak ada sosial distancing ya, jadi sekolahnya nggak diliburkan), oke lanjut.

Ia sekolah menaiki motor kesayangannya. Jam 7 kurang lima menit Rayhan sengaja untuk datang terlambat, dan benar gerbang sekolah sudah ditutup oleh penjaga. Maka ia harus mendapat hukuman yaitu menyapu halaman sekolah.

Sedangkan dikelas, raina terus melamun dipikirnya 'bukankah hari ini Rayhan sudah berangkat sekolah,  tapi kenapa tidak kelihatan dari pagi.'

Pandangan Raina jatuh pada seseorang yang baru saja masuk ke kantin. Siapa lagi kalau bukan Rayhan. Rayhan menghampiri mereka berempat dan duduk disebelah Daffa dan berhadapan dengan Raina, sedangakan Raina duduk disebelah Shela.

"Eh bro udah berangkat aja," ucap Daffa menepuk bahu rayhan pelan. "Eh iya kok lo nggak masuk ke kelas sih tadi, kan surat izin lo udah habis buat hari ini."

"Gue telat."

"Eh iya ray mana nih oleh-oleh pesenan kita?" tanya shela.

"Ada tuh dirumah."

Raina hanya diam menatap rayhan. Tak menyahuti ocehan sahabatnya. Sedangkan yang diperhatikan bersikap acuh, seolah tak memperdulikan. Rayhan tau jika raina terus memperhatikan dirinya.

"Na, diam bae lo,  napa?" tanya Daffa.

Raina menatap daffa. "Nggak."

"Gue pesen dulu ya, pesen biasa kan lo pada?" tanya Daffa dan di angguki oleh mereka bertiga.

Tinggal lah Shela,  Raina dan Rayhan.

"Eh iya gue lupa, nyuruh Daffa mesenin gorengan,  gue nyusul dulu ya." Shela ngacir menjauh dari Rayhan dan Raina.

Dan tersisalah Rayhan dan Raina.

"Ray," panggil Raina yang melihat Rayhan menatap pada kerumunan siswa yang bermain basket di halaman.

Rayhan mengalihkan pandangannya dan menatapa orang yang dipanggilnya. "Apa?"

"Maaf ya."

"Kenapa lo minta maaf?" tanya rayhan datar. "Emang lo salah apa?"

"Maaf, gue nggak bermaksud-"

"Udah ah gausah dibahas lagi, ngga penting juga," ucap Rayhan menyeka ucapan raina.

"Tapi penting buat gue."

"Mungkin penting buat lo tapi nggak buat gue," ujar rayhan masih tetap datar.

"Tapi Ray-"

Ucapan Raina terpotong karena melihat Daffa dan Shela membawakan makanan mereka.

"Na, nanti sore temenin gue ya?" ucap Shela memberikan  makanan pada Raina.

"Kemana?" suara Raina tercekat karena menahan tangis.

"Eh lo kenapa?" tanya shela menyentuh pundak Raina.

"Nggak papa, gue permisi dulu mungkin nanti gue nggak masuk ke kelas, izin in ya." raina beranjak meninggalkan mereka bertiga.

"Keterlaluan lo Ray,  sampai buat Raina nangis," ucap Daffa menatap Rayhan tajam. Sedang yang di tatap hanya biasa saja.



23-04-2020











12-06-20

Cinta masa SMA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang