25. Tunangan?

1K 57 1
                                    

Keluarga Rayhan datang ke rumah Raina. Tanpa sepengetahuan Raina tentunya.

Rayhan sangat bingung,  kenapa keluarganya mememberikan alamat yang sama seperti alamat rumah Raina padanya. Apakah itu benar rumah Raina?

Rayhan memang datang terlambat karena ia ikut pertandingan basket.

Rayhan baru menyadari nya setelah sampai di depan gerbang rumah Raina.

Apa mungkin ia di jodohkan dengan Raina?  Semoga aja.

Rayhan masuk,  eh ralat masih diambang pintu bertepatan dengan Raina yang baru saja membawakan minuman.

Mata mereka bertemu. "Rayhan?" lirih Raina.

Akhirnya mereka duduk.

"Jadi Raina, Om dan Papa kamu menjodohkan kamu dengan Rayhan," ujar Bima.

Raina diam membisu. Ayolah Raina masih SMA. Masa udah Nikah aja. Calonnya sih ome aja, tapi Sma udah nikah? Ayolah ini bukan cerita drama romance nikah saat Sma yang ia baca di aplikasi wattpad.

"Tapi kan Raina masih Sma, Pa!" protes Raina pada Luki.

"Gimana ya, bagaimana kalau tunangan dulu,  nikahnya kalau udah lulus," saran Lita.

"SETUJU!" sahut Rayhan cepat.

"Iya jeng, saran bagus. Aku juga setuju, kan masih pada Sma." Fira juga menyetujuinya.

"Baiklah, aku setuju," Bima membuka suara.

"Iya, aku juga," ucap Luki.

"Terus Raina?" tanya Lita.

"Pasti setuju dong, yang nggak, sayang?" bukan Raina yang menjawab tapi Rayhan lah pelakunya.

"Kamu ini! Kemarin-kemarin aja sok-sok an nolak. Pas udah ketemu nggak sabaran," sahut Bima.

"Ya kan Rayhan nggak tahu kalau cewek yang mau di jodohin itu Raina kalau tahu, nggak bakal nolak kok."

"Kamu udah kenal Raina sebelumnyan?"

"Udah dong Pa."

"Terus perempuan yang bikin kamu galau itu siapa?" tanya Bima.

"Siapa lagi kalau buka Raina!" jawab Rayhan cepat.

Raina melototkan mata tak percaya, bisa-bisanya Rayhan membicarakannya dengan Papanya.

"Oh Raina, kamu hebat ya Raina bisa membuat anak Om galau."

Raina tersenyum tak enak pada Bima.

"Raina udah kenal sama Rayhan? Apa Rayhan pacar kamu dulu?" Luki turut bicara.

"Kamu Rayhan yang pernah ngajak jalan Raina dulu?" Fira juga ikutan nimbrung.

Rayhan dan Raina mengangguk ragu.

"Oke, Papa restui kalian buat Pacaran tapi ingat! Jaga batas,  jangan sampai kelewat batas," peringat Luki.

"Jadi kamu setuju kan Raina?" tanya Lita. Raina mengangguk pelan.

Keluarga sepakat buat acara tunagannya minggu depan.

Sekolah pagi ini ada yang beda dengan pasangan Rayhan dan Raina. Pagi-pagi Rayhan sudah menjemput Raina.

Parkiran masih lumayan sepi, Rayhan dan Raina masih di atas motor Rayhan sambil menunggu bel masuk.

"Yang," panggil Rayhan menatap Raina yang sibuk bermain Handphone. Tak ada sahutan dari Raina. Rayhan langsung merebut ponsel Raina paksa.

"Rayhan! Balikin."

"Kamu ya, fokus aja terus sama ponsel,  aku nya di anggurin."

"Apasih,  balikin nggak?!"

"Kalau nggak?"

"Gue ngga mau bicara lagi sama lo!"

Rayhan langsung membalikkan ponsel Raina.

"Yang, kamu bicara nya jangan lo-gue lah," protes Rayhan.

"Hemm,  kalau ingat."

"Eh hubungan Daffa sama Shela gimana?"

"Iya ya, gue-eh aku lihat sih tambah deket."

"Terus Tisa nya gimana udah putus?"

"Belum deh."

Bel masuk, akhirnya mereka masuk ke kelas.

Sedangkan di tempat lain.

Tisayang

[Kak, istirahat nanti temuin Tisa di taman dekat sekolah.]

Begitulah is pesan yang di dapat Daffa. Ia langsung memasuki kelas dan duduk.

Pelajaran berakhir. Daffa berjalan menuju taman dekat sekolah. Di sana sudah ada Tisa duduk di salah satu bangku taman dan tak memakai seragam.

"Ada apa? Tumben ngajak ketemuan?" Rayhan duduk di samping Tisa.

"Kak, aku mau kita udahan aja."

"Maksud kamu  apa sih?"

"Jujur Kak, aku nggak pernah cinta sama kakak."

"Nggak, kamu bercanda kan?"
Tisa menggeleng.

"Aku udah jujur sama Kakak. Kak, mending kakak sama kak Shela aja dia-"

"Shela? Ada apa tentang dia? Apa dia yang membuat kamu jadi gini?"

"Nggak, ini kemauanku sendiri."

"Aku nggak mau Sa."

"Kakak harus tau, kalau Kak Shela mencintai kak Daffa." Tisa tersenyum tulus. "Aku harus pergi Kak ke Singapur. Aku pamit."

"Tisa, jangan pergi."

"Cobalah cintai Kak Shela, dan lupakan Tisa, dan satu lagi ini semua bukan salah kak Shela."

"Aku Pergi kak, nanti kalau ada waktu aku akan jelasin semua di telpon." Tisa berjalan menjauh dari Daffa.

"Nggak! kamu pergi pasti gara-gara Shela. Aku yg harus buat perhitungan sama dia."

Siapa yang tahu takdir? Setelah Tisa sampai di sana ia ingin ingin menjelaskan semua pada Daffa. Ia berjalan mau menyebrang menghampiri sahabatnya di sebrang.

Dari arah kiri mobil dengan kecepatan cepat menghantam tubuh Tisa.

"Tisa!"

•••••

See you next part

Minal Aidzin wal faidzin

Mohon maaf lahir dan batin ☺☺

23-05-2020






13-06-20

Cinta masa SMA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang