47. Salad buah sialan

926 60 4
                                    

Kegiatan belajar mengajar sudah di mulai hari ini. Saat ini jam istirahat telah tiba. Seperti biasa, Rayhan, Daffa, Raina, dan Shela duduk berempat.

Mereka memakan makanannya. Bahkan ada orang yang iri dengan mereka.

"Oh ya, Shel. Gimana kabarnya Kak Zayn?" tanya Raina.

Rayham yang mendengar itupun melototkan matanya tak suka. "Apasih, Rain. Pakai tanya-tanya kabarnya orang lain."

"Dasar posesif," cibir Daffa.

"Jomblo diem," ucap Rayhan.

Kalau di gini'in seketika Daffa langsung diam.

"Baik kok, Na. Kenapa tanya gitu? Tumben," ucap Shela.

"Iya ... Lo jarang aja bicarain dia ke kita-kita," ucap Raina.

"Jangan dong, ntar ada yang cembukur," ucap Rayhan sambil melirik ke arah Daffa.

Daffa mendengus kesal. "Kenapa mata lo? Pengen di colok?!"

"Yeh, ngegas. Dasar!"

"Mending ngegas dari pada posesif,l ucap Daffa membela diri.

"Ya mending posesif lah," bela Rayhan.

"Terserah," ucap Daffa.

"Kalah kan lu," ucap Rayhan.

"Rayhan diem!" titah Raina.

Saat Raina yang menyuruh, seketika Rayhan langsun diam.

Daffa terkekeh. "Suami takut istri."

"Kak, aku boleh duduk di sini nggak?" tanya seseorang.

Keempat orang itu menoleh pada orang itu.

"Boleh kok, Nai," ucap Rayhan.

"Ehh ada dedek Naila," ucap Daffa. Entah sejak kapan sifatnya Daffa berubah. Mungkin kelamaan jomblo.

"Tumben manggilnya kak," ucap Raina pelan.

"Hah bener tuh," ucap Shela membenarkan.

"Kok kamu sendirian, Nai?" tanya Rayhan.

"Iya Kak. Temenku ada tugas dari guru. Karena kemarin nggak berangkat," jawab Naila.

"Aku-kamu?" ucap Shela dengan sedikit cibiran.

Rayhan kikuk. Benar juga apa yang di katakan Shela.

"Na, cabut yuk. Temenin gue ke perpus," ucap Shela pada Raina.

Raina beranjak. "Daff, bayarin ya. Entar gue ganti." Raina berucap tanpa menatap Rayhan.

"Ray susul yuk," ajak Daffa.

Rayhan mengangguk. Dan beranjak untuk menyusul Raina dan Shela. Sebelum melangkah Rayhan berpamitan pada Naila. "Nai, gue duluan." Bahkan gaya bicaranya sufmfah berubah. Nail hanya bisa mengangguk.

"Ray, gue lihat si Naila suka deh sama lo," ucap Daffa.

"Ngaco lo," ucap Rayhan yang tak percaya apa yang di katakan oleh Daffa.

"Tatapan matanya ke lo tuh beda. Gue saranin lo jauhin deh si Naila. Kasihan Raina."

"Gue nggak deketin."

"Ya seenggaknya lo ngejauh gitu."

"Iya-iya."

•••••

Sudah empat bulan Naila belajar di sekolah barunya.

Shela mencegat Naila. Saat ia berjalan di koridor.

"Ada apa, Kak?" tanya Naila.

"To the point. Gue nyuruh lo, buat jauhin Rayhan."

"Kenapa, Kak?"

"Lo masih tanya kenapa? Lo nggak mikir? Rayhan udah ada Raina, jangan ganggu mereka berdua."

"Aku nggak deketin kok Kak," sangkal Naila.

"Jangan pura-pura polos deh. Lo pikir gue nggak tahu kalau lo suka sama Rayhan? Ingat! Rayhan sama Raina udah nikah, nggak cuma hubungan pacaran aja!" Setelah mengatakan itu Shela langsung beranjak.

•••••

"Rain udahan dong marahannya. Aku minta maaf," ucap Rayhan. Raina masih saja diam.

"Rain, maaf ya. Aku buatin deh salad buah," rayu Rayhan. Sebab apa Raina marah pada Rayhan? Karena Rayhan memakan salad buah yang ia beli dengan mengantri banyak.

"Gue mau yang beli Ray, nggak buatan sendiri."

"Iya, besok kita beli. Ini tuh udah malam. Jam setengah sebelas mau beli salad di mana?"

"Gue maunya sekarang. Kalau lo mau gue maafin."

"Salad buah sialan,"umpat Rayhan dalam hati.

"Iya udah aku cari." Rayhan beranjak dari duduknya.

"Ikut," ucap Raina.

•••••

See you part

15-08-20

Cinta masa SMA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang