Disinilah Rayhan dan Raina duduk di bangku taman kota. Hanya keheningan yang menyelimuti keadaan saat ini, yang biasanya diwarnai dengan candaan, gurauan dan perdebatan.
Rayhan dengan perasaan tak karuan sedangkan disatu sisi, Raina dengan perasaan gelisah, cemas? ia cemas apa yang dibicarakan rayhan.
"Rain," ucap Rayhan memulai pembicaraan.
"Hmm?" jawab Raina mengalihkan pandangannya ke arah Rayhan.
"Maaf kalau perkataanku kali ini bakal menyakiti hati kamu," ucap Rayhan dengan menggunakan 'aku kamu'.
"Emm apa?" tanya Raina, dengan kepala menunduk dalam.
"Aku mau kita-" ucapan Rayhan tercekat tak sanggup meneruskannya.
"Apa?"
"Pu-tus," ucap Rayhan dengan terbata.
Satu kata yang mampu membuat nafas Raina tercekat. Tidak ada tangis, hanya diam yang mampu menggambarkan perasaan keduanya.
"Kalau boleh tau apa alasannya?" tanya Raina.
"Maaf, aku nggak bisa mengatakannya," jawab Rayhan.
"Emm oke," ucap Raina. Ia menoleh ke arah Rayhan. "Kamu tau Ray, kalau aku juga akan bicara tentang kita untuk mengakhiri hubungan ini," lanjut Raina.
Ucapan Raina seketika membuat rayhan menoleh kearah raina yang awalnya lurus kedepan. Alis rayhan bertaut seolah bertanya 'kenapa'.
"Iya, Papa aku tau hubungan kita, sejak dulu papa udah ngelarang untuk aku nggak pacaran, tapi aku malah ngelanggar larangannya, alhasil Papa kecewa sama aku," ujar Raina.
"Jadi?" ucap rayhan.
"Jadi?" ucap Raina belum paham apa yang dimaksud Rayhan.
"Nggak, gue pengen kita masih sahabatan kaya dulu lagi," ucap Rayhan. "Emm apa papa lo juga ngelarang buat sahabatan sama cowok?" ucap Rayhan dan mengganti bahasanya ke 'lo gue'.
"Nggak kok, tuh buktinya Daffa," ucap Raina dengan menampilkan senyumnya.
"Jadi kita sahabat," ujap Rayhan dengan menyodorkan tangannya tanda persetujuan.
"Kan kita emang udah sahabat ucap Raina mengulurkan tangannya tanda menyetujuinya.
"Iya, ya," ucap Rayhan dengan cengirannya.
••••
Rayhan sedang berada dirumah Afif, ia mau bicara tentang hubungannya dengan raina.
"Jadi gimana?" ucap Afif mulai pembicaraan.
"Ya, Raina setuju," ucap Rayhan.
"Terus Raina gimana?" tanya afif.
Rayhan menatap Afif dengan tatapan bingung. "Maksudnya gimana?" tanya Rayhan mengangkat satu alisnya.
"Maksudnya, Raina nggak tanya kenapa atau apa gitu, atau malah nangis histeris?" jelas Afif.
"Raina malah setuju, dia beda dari cewek lain yang kalau di putusin cowoknya nangis tujuh hari tujuh malam, tapi gue yakin pasti hatinya lagi ambyar," ucap Rayhan.
"Masa dia malah setuju-setuju aja, jangan-jangan dia nggak cinta sama lo lagi," ucap Afif.
"Ckk, lo gimana sih katanya lo nyuruh gue mutusin Raina dengan cara baik-baik raina udah setuju, tapi lo malah su'udzon sama Raina" ucap Rayhan kesal.
"Ya nggak gitu juga bro, terus sama Raina gimana?"
"Nggak gimana-gimana."
"Ck, gue serius bro!" ucap Afif geram.
"Ya, kita masih berteman, lo tau kan sebelum gue sama Raina pacaran, kita sahabatan," ucap Rayhan menjelaskan.
"Jadi lo sama Raina sahabatan lagi?" tanya Afif memastikan. Rayhan mengangguk.
"Terus Raina kok mau aja diputusin sama lo gitu aja?" tanya Afif lagi.
"Dasar kepo!" ucap rayhan membuat Afif mendengkus kesal. "Dia tadi bicara, kalau sebenarnya ia juga mau mutusin gue, katanya bokapnya ngelarang buat dia pacaran," lanjut Rayhan. Afif mengangguk paham.
"Assalamualaikum," ucap seseorang dari depan pintu. Terlohat seorang wanita paruh baya dengan balutan hijab.
"Waalaikumsalam Ma, udah pulang?"
"Iya, eh ada tamu kok nggak diambilin minum sih Fif!" ucap Rita, Mama Afif.
"Apa kabar Tan?" tanya Rayhan berdiri dan mencium tangan Rita.
"Tante baik, terus gimana kabar orang tuamu han?" ucap Rita.
"Mereka baik Tan," jawab Rayhan.
"Yaudah duduk, biar tante ambilkan minum dulu."
"Eeh gausah repot-repot tan," cegah Rayhan.
"Udah Tante nggak ngerasa repot kok."
"Assalamualaikum," ucap salam seseorang. Terlihat perempuan dengan balutan hijab seumuran dengan Rayhan.
"Waalaikumsalam," jawab Afif dan Rayhan bersamaan.
"Lho Naila?" ujar afif.
"Iya bang, Bu dhe dirumah kan?" tanya Gadis itu.
"Di rumah, lagi ngambilin minuman ni buat temen Abang," jawab Afif.
"Oh ya Nai, kenalin temen abang namanya Rayhan, dan Rayhan kenalin sepupu gue, Naila," lanjut Afif.
Rayhan memandang naila begitu juga sebaliknya. Naila menangkupkan kedua tangannya. "Naila." sedangkan Rayhan mengangguk. "Rayhan."
"Lho Naila." ucap rita dengan membawakan nampan minuman dan meletakkan di atas meja.
Naila tersenyum manis dan menyalami rita. "Bu dhe, tadi Umi nyuruh Naila buat ngundang Bu Dhe kepengajian kecil-kecilan di rumah," ujar naila.
"Oh ya, nanti Bu Dhe pasti akan datang, memang dalam rangka apa?" ucap rita.
"Ulang tahun alif, katanya pengen dirayain yaudah umi buat pengajian Kecil-kecilan." ujar naila.
"Oh adekmu, sudah besar ya, kelas berapa sekarang?"
"Kelas 3 SD, yaudah naila pamit dulu ya Bu Dhe, Bang Afif, Mas Rayhan." "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Gadis itu pulang dengan mengendarai sepeda motor matic nya.
"Sekalian tan, Rayhan pamit pulang," ucap Rayhan.
"Kok udah pulang sih."
"Hehe, kapan-kapan main kesini lagi tan, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
•••°°•••
Up lagi🐱
Jgn lupa votment 😉
Oke see you next part 🤗😉28-02-2020
10-09-20
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta masa SMA (End)
RomansaBudayakan follow sebelum baca Kisah yang menceritakan seorang gadis remaja bernama Raina dengan teman sekelasnya bernama Rayhan yang terlibat cinta. Bukan hanya menceritakan kisah cinta mereka saja tapi juga menceritakan kisah kedua sahabatnya Daff...