Ekstra part

2K 95 20
                                    

Rayhan dan Raina sedang duduk salah satu bangku di restoran. Mereka sedang menunggu Shela dan Daffa.

Tak lama kemudian, Shela datang dengan Zayn.

"Ma'af guys, lama," ucao Shela tak enak pada Rayhan dan Raina.

"Ah elah lu Shel, kaya sama siapa aja," ucap Raina menanggapi ucapa Shela.

"Daffa belum datang?" tanya Shela.

Raina menggeleng. "Belum."

"Halo guys. I'm comeback." Siapa lagi pelakunya kalau bukan Daffa. Dasar, cowok mulut cewek.

"Panjang umur banget lo, Daff," ucap Rayhan.

"Aamiin."

"Oh ya gue bawa seseorang," ujar Daffa.

"SIAPA?" Ketiga orang tersebut kafet mendengar ucapan Daffa. Memang, Zayn sudah sangat dekat dengan, Rayhan, Raina, dan Daffa.

"Wussh. Biasa dong. Mentang-mentang kalau kumpul gue datang sendiri," ucap Daffa nyolot.

"Kok lo nyolot!" balas Shela.

"Kita sumbat ..." ujar Daffa.

"SAMBUT ..."

"Oke kita sambut ... Masuk, Dek!"

"Naila?!" Ketiga orang itu kaget, tidak dengan Zayn, karena ia tak mengenal Naila.

Naila tersenyum kikuk.

"Woii biasa kali," ucap Daffa. "Kenalin Naila, adek gue."

"Adek?" beo mereka berempat.

"Adek angkat," ujar Daffa menjelaskan.

"Kok bisa?" tanya Rayhan.

"Bisalah. Semoga aja dia jadi masdep gue," ucap Daffa.

"Katanya Adek?" tanya Raina.

Daffa mengendikan bahunya acuh. "Siapa tahu kan. Tadinya adek kakak-an, jadi suami istri-an."

"Terserah. Duduk lo, sama Naila," ucap Shela.

Mereka bereenam makan bersama. Kadang bercanda. Naila dan Zayn juga sudah berkenalan.

"Nai, gue minta ma'af ya. Gue bicara sama lo waktu kemarin," ujar Shela.

Naila menanggapinya dengan tersenyum. "Nggak papa kok, Kak. justru itu membuat aku sadar. Kalau cinta tak jarus memiliki."

Rayhan kaget. Ia merasa bersalah sama Raina karena menuduhnya yang tak bersalah.

•••••

Rayhan menghentikan laju mobilnya. Ia menatap Raina, yang sedang menatapnya bungung.

Rayhan meraih tangan kanan Raina. "Sayang, aku minta ma'af menuduh kamu yang nggak-nggak kemarin."

Raina hanya diam. Tak menyahutinya.

"Yang,  bicara dong. Masak kamu diemin aku sih. Nggak enak tahu di diemin kayak gini," desak Rayhan.

"Ma'af, Yang." Rayhan menenggalamkan kepalanya di pangkuan Raina.

Terdengar suara isak tangis. Rayhan, menangis?

Raina mendongakkan kepala Rayhan. "Kamu nangis?" Raina melihat mata Rayhan yang sudah basah oleh air mata.

Rayhan mengusap air matanya sendiri. "Ma'af ya."

"Padahal aku tadi cuma bercanda lho, Ray," ucap Raina.

Rayhan melebarkan matanya.  "Jadi tadi bercanda?! Sumpah, tadi itu bikin aku panik tau nggak."

"Heheh habisnya aku kesel kemarin. Kamu nggak dengerin penjelasan aku."

Rayhan kembali menjalankan mobilnya lagi.

"Ray, kamu marah?" tanya Raina.

Rayhan hanya diam.

"Ma'af, Ray."

"Sampai rumah kamu harus di hukum."

"Jangan dong, Ray."

"Terserah aku dong."

•••••

Raina duduk di sofa kamarnya karena di suruh Rayhan. Rayhan memasuki kamar, duduk di samping Raina.

"Kamu hadep sana deh," ujar Rayhan.

Raina berbalik membelakangi Rayhan.

Rayhan mencepol rambut Raina asal. Lalu memakaikan kalung pemberiannya di leher Raina.

Rayhan memeluk Raina dari belakang. "Suka?"

Raina memegang kalung pemberian suaminya. "Suka."

Dagu Rayhan berada di atas bahu Raina. "Aku Cinta sama kamu, Raina Amanda."

Raina tersenyum. "Aku juga Rayhan Irawan."

Rayhan menciumi leher Raina. Meninggalkan jejak kepemilikan di sana.

"Ray ... udah ih. Geli tau."

"Hm." Rayhan hanya berdehem.

Rayhan menyuruh Raina, agar mengahadapnya.

Rayhan meraih kedua tangan Raina. "Kamu, Cinta masa sma-ku."

Raina tersenyum. "Sekaligus cinta terakhir-ku."

"Kamu memang bukan cinta pertamaku," lanjut Rayhan.

"Tapi kamu cinta terakhirku," balas Raina.

"I Love You." Rayhan mmengecup kening Raina, lalu memeluknya erat.

"Love you too," ucap Raina dalam pelukan Rayhan.

•••••

Udah ektra part nya 😉

Semoga suka

Jangan lupa vote...

Cinta masa SMA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang