Rayhan dan Raina sudah berangkat sekolah. Mereka berdua berangkat bersama, menggunakan mobil milik Rayhan.
"Rain,"panggil Rayhan.
"Hm," jawab Raina hanya berdehem.
"Rayhan, Raina." Seseorang memanggil mereka berdua dan segera menghampiri.
"Apa?" tanya Rayham setelah Daffa sudah sampai di depannya.
"Kantin kuy, hati ini semua kelas IPA free," ajak Daffa.
"Beneran lu? Tau dari mana?"
"Iya bener. Dari Pak Bondan suruh nyampein ke kelas."
"Yaudah yuk kantin. Gue kangen batagornya Mak Siti," ucap Raina berjalan ke arah kantin.
Rayhan dan Raina duduk bersebelahan, sedangkan Daffa duduk sendiri. Dari arah luar Daffa melihat Shela dan Zayn berjalan ke arah kantin dengan bergurau. Entah kenapa hati Daffa panas melihat itu.
Rayhan melihat arah tatapan Daffa. Rayhan menyeringai tipis. Ia tau sahabatnya itu panas.
"Hareudang, hareudang, hareudang. Fanas, fanas, fanas," celetuk Rayhan dengan mengipaskan tangannya.
Raina mengernyit bingung, apa Rayhan sehat?
"Ray, lo sehat kan?" tanya Raina.
"Panas, Yang," ucap Rayhan.
"Kenapa?" tanta Raina sedikit panik.
"Melihat doi bersama yang lain," ucap Rayhan dramatis.
Daffa menatap Rayhan tajam. "Sialan lo Ray."
"Shel," panggil Rayhan.
Shela melihat siapa yang memanggilnya.
"Sini duduk bareng."
Shela dan Zayn menghampiri mereka bertiga. Shela duduk dengan Zayn di sampingnya.
Rayhan dan Raina sibuk dengan dunianya sendiri, maklum pemgantin baru. Lalu, Zayn dan Shela bersendau gurau. Sedangkan Daffa menatap kedua pasangan insan yang sedang kasmaran itu. "Gini amat ya, nasib jomblo."
Daffa berdehem, "Woi, di sini ada jomblo," ucapnya.
"Eheheh kita lupa kalau di sini ada jomblo," ucap Rayhan.
"Udah ah males," ucap Daffa langsung beranjak dati duduknya.
"Baperan amat woi."
•••••
Tak terasa kini Rayhan dan Raina sudah memasuki kelas barunya, kelas 12.
Rayhan dan Raina memang masih satu kelas, begitu juga Rayhan dan Shela. Sedangkan Zayn sudah lulus.
Rayhan, Raina, Daffa, dan Shela sedang duduk di taman, lesehan beralaskan tikar, milik kantin. Memag kelas ini masih free, karena masa MPLS.
Hubungan Daffa dan Shela juga sudah membaik. Mereka sudah seperti dulu, sebelum ada kata cinta diantara mereka.
Raina membuka tas nya. "Gue ada jajan nih, kalian mau nggak?"
"Wah kita sih nggak bakalan nolak," ucap Shela dan Daffa bareng.
Raina mengeluarkan snack miliknya. Raina juga mengeluarkan tiga kotak wadah bening.
"Wah, apaan tuh, Na?" tanya Shela.
"Gue juga bawa, salad buah, kalian mau?" ucap Raina.
Daffa yang ingin membuka snack tadi seketika merebut satu wadah, lalu Shela juga mengambilnya. Sedangkan Rayhan? Ia baru saja mengambil tapi tak mendapat kebagian. Sangat malang.
Wajah Rayhan berubah sangat melas. Tak dapat kebagian salad buah! Sedangkan di depannya sedang asyik memakan salad buah buatan istrinya.
"Gila, enak banget ini, Na? Beli di mana?" tanya Shela, sembari makan saladnya. Sedangkan Daffa juga sangat menikmati salad buatan Raina.
"Enak aja, buat sendiri itu," ucap Raina yang juga menikmati saladnya.
"Yang, gue nggak dibagi?" tanya Rayhan sangat melas.
Raina menatap Rayhan, ia pengen ketawa melihat wajah Rayhan.
Daffa dan Shela juga menatap Rayhan.
"Lo sih, Na. Kenapa cuma bawa tiga wadah doang sih," ucap Daffa.
"Ya, wadahnya tinggal tiga. Salahkan wadahnya dong, kenapa cuma tinggal tiga, nggak tinggal empat," ucap Raina membela diri.
"Sini, gue suapin," ucap Raina lalu menyendokkan saladnya.
Rayhan menerima suapan dari Raina.
Daffa berdehem. "Yang udah sah mah beda."
"Ngiri aja lo!" ucap Rayhan.
"Gue nganan aja," ucap Raina.
"Ya jangan dong sayang, kita itu ibarat sandal, harus satu jalan. Nggak bisa beda jalan ataupun arah," ucap Rayhan.
"Tau tempat dong kalau mau bermesraan," ucap Shela.
"Iri bilang Bos!" ucap Rayhan.
Shela menatap Rayhan kesal. "Daff, sini gue suapin. Emang mereka aja yang bisa suap-suapan." Shela meraih wadah Salad Daffa lalu menyendokkannya dan menyodorkan ke arah mulut Daffa.
"Jangan!" ucap Raina mencegah.
"Kenapa?" tanya Daffa, Shela dan Rayhan bareng.
"Entar dia baper lagi," ucap Raina.
"Nggak akan. Gue udah move on kali," ucap Daffa.
"Move on kok belum dapet gantinya," celetuk Rayhan.
"Ya kan belum waktunya, kalau udah waktunya dia juga dateng dengan sendirinya kok," ucap Daffa sok bijak.
"Kak, boleh minta tanda tangannya nggak?" tanya seseorang dari arah belakang Rayhan dan Raina.
"Oh boleh kok," ucap Daffa.
Perempuan cantik berkerudung itu mendekat ke arah Daffa lalu menyerahkan buku dan pulpen.
"Naila?" ucap Rayhan.
Raina yang nendengar itu pun melihat ke arah perempuan itu. Dan benar, dia Naila, perempuan yang bisa membuat Raina cemburu.
"Mas Rayhan? Mbak Raina?"
•••••
11-08-20
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta masa SMA (End)
RomanceBudayakan follow sebelum baca Kisah yang menceritakan seorang gadis remaja bernama Raina dengan teman sekelasnya bernama Rayhan yang terlibat cinta. Bukan hanya menceritakan kisah cinta mereka saja tapi juga menceritakan kisah kedua sahabatnya Daff...