22. Hampir keceplosan

1K 56 0
                                    

Tisa mendatangi restoran bersama dengan Shela. Mereka memasuki dan menduduki tempat yang sudah di pesan oleh Daffa.

"Kak nggak pesan?" tanya Tisa.

Shela melihat Daffa yang tak jauh dari mereka duduk, Tisa tak melihatnya karena membelakangi Daffa berada.

Shela memesan makanan bukan untuknya tetapi untuk Daffa, karena Shela tahu apa yang di sukai Daffa.

"Eh iya kak, kok tumben ya restoran ini sepi?"

Shela mengendikkan bahu nya acuh.

Daffa berjalan menghampiri mereka berdua. Lebih tepatnya ke arah Tisa.

Daffa memakaikan kalung pemberiannya ke leher snag kekasih seraya berkata. "Happy Birthday Sayang."

"Kamu?"

Daffa tersenyum kecut, menyadari kalau sang kekasih tak bahagia, nyatanya ia tak mengucapkan terima kasih sedikit pun, bukan Daffa tak ikhlas memberinya tapi kenapa raut wajah nya seolah tak menyukai kejutan yang dibuat Daffa.

Shela yang mengerti situasi ini pun beranjak pergi. Ia tak ingin melihat pemandangan yang membuat hatinya kemalblai sakit.

"Kenapa? Nggak suka?"

"Suka kok kak," Tisa tersenyum dan memepersilahkan duduk.

Pesanan mereka datang.

"Kamu udah pesan?" tanya Daffa.

"Iya kak,  sama kak Shela, eh iya kak Shela kemana ya?"

"Udah, dia udah besar kok, bisa jaga sendiri," ucap Daffa menatap lekat mata Tisa, lalu beralih ke makanan di depannya. "Kamu kok tau makanan kesukaan aku?"

"Itu, sebenarnya-"

•••••

"Raina! Udah berapa kali Papa bilang jangan pacaran, kenapa masih aja pacaran,  kamu nggak dengerin Papa?" gertak Luki.

"Tapi pa, Raina nggak pacaran!"

"Kamu bilang nggak pacaran? Terus apa itu namanya berdua-duaan di taman tadi siang? "

"Pa, dia itu cuma sahabat Raina!"

"Sahabat? Bukan mantan?"

"Iya mantan pacar, itu semua gara-gara Papa!" Raina langsung beranjak pergi ke kamar demgan menutup pintu sedikit keras.

Fira yang dari tadi hanya diam akhirnya mendekati suaminya itu.

"Udah Pa, Raina juga kan udah besar," ucap Fira menenangkan Luki.

•••••

Pagi Raina sudah bersiap-pergi ke sekolah, tiba di meja makan sang Mama menyuruh nya sarapan.

"Sarapan dulu sayang, Mama udah masakin makanan kesukaan kamu."

"Nggak Ma, Raina udah telat lain kali aja."

"Tapi Na, kamu tuh udah biasa sarapan nanti kalau di sekolah sakit gimana?"

"Nggak akan kok Ma," ucap Raina tersenyum. "Raina berangkat dulu ya,  assalamualaikum." Raina mencium tangan Fira dilanjutkan dengan mencium pipi Mamanya. Raina juga menyalami Luki,  tapi hanya diam tak ada sapaan ataupun kalimat atau pun pamitan sama sang Papa.

Raina mengendarai motornya membelah jalan raya yang belun terlalu ramai karena ia berangkatnya sangat pagi tak seperti biasanya. Kalau pun dihitung 20 menit lagi ia baru berangkat bareng sang Papa.

Di parkiran ia masih bergeming di atas motornya, ia memainkan ponselnya sambil menunggu sahabatnya datang.

Terlihat ada Tisa dan satu temannya yang baru berangakat dan memarkirkan motornya di samping motor Raina.

"Lho,  kak Raina?"

"Eh iya, Tisa."

"Tumben kak udah berangkat, biasanya kan bareng kak Shela, pun berangkatnya nanti."

"Hehe, iya Tis tadi bangunnya ke pagian bangun tidurya."

Tisa mengangguk paham. "Oh ya Gita ini kenalin kak Raina, dan kak Raina ini Gita temenku."

"Raina."

"Gita."

"Yaudah ya kak, kita ke kelas dulu," pamit Tisa dan diangguki Raina.

"Eh Tis," ucapan Gita menghentikan langkah Tisa.

"Hem?"

"Itu kak Raina yang lagi deket sama kak Rayhan ya?"

"Iya, emang kenapa?"

"Nggak pacaran kan? Cuma deket doang."

"Kayaknya sih gitu, tapi nggak tau sih,  ngapain ngurusin."

"Pacar lo kan temennya kak Rayhan kan?" Tisa mengangguk.

"Comblangin dong sama kak Rayhan."

"Lo suka sama kak Rayhan?"

"Hehe iya."

"Mending mundur aja lah, dari pada sakit hati lo, gue denger ya kak Rayhan itu menjaga perasaannya kak Raina,  meskipun mereka nggak ada hubungan apa-apa."

"Belum berjuang udah mundur aja, kalau pun cara halus nggak bisa buat gue deket sama kak Rayhan, gue juga bisa lho dengan cara kasar."

"Terserah lo deh, gue udah saran in lo buat mundur, jangan ngeluh sama gie nanti kalau cinta lo di tolak sama kak Rayhan."

Di kelas, Rayhan bersama dengan Daffa duduk di bangku nya.

"Ray,  masak ya tadi malam kan gue ngerayain ualng tahunnya Tisa masak dia nggak ngucapin apa-apa, terima kasih aja kagak."

"Lo sih sama dia, padahal ada yang jauh lebih sayang dan cinta sama lo."

Daffa memicingkan mata nya. "Siapa yang cinta sama gue?"

"Siapa lagi kalau bukan-" Rayhan hampir saja keceplosan.

"Siapa?"

"Apasih, gue juga nggak tahu lo nya aja yang gampang percaya sama omongan gue."

"Ah, rese lu."

•••••






Makin hari makin gaje ya,  heheh maapken🤪

Jangan lupa tandai typo 😘

See you next part 😎😍

12-05-2020








12-06-20

Cinta masa SMA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang