44. Care banget

914 60 1
                                    

Malam ini, adalah pernikahan Rayhan dan Raina.

Raina seudah di dandani oleh periasnya. Gaun pernikahan melekat indah di tubuhnya.

Fira membuka pintu kamar anaknya. "Sayang, kamu udah siap? Para tanu udah nunggu."

"InsyaAllah Raina siap, Mah."

Fira tersenyum hangat pada Raina. "Yaudah yuk keluar, keluarganya Rayhan udah datang."

Raina mengangguk. Dewi menuntun Raina sampai ke pelaminan.

Raina duduk di samping Rayhan.

"Sudah siap, Mas Rayhan?" tanya Penghulu.

Rayhan mengangguk ragu. "Saya siap, Pak."

Luki dan Rayhan berjabat tangan.

"Ananda Rayhan Irawan Bin Bapak Bima Suherman. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Raina Amanda Binti Luki Hendrawan dengan seperangkat alat shalat di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Raina Amanda Binti Luki Hendrawan dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai."

"Sah?"

"SAH!"

"Alhamdulillah."

"Silahkan pengantin perempuan mencium tangan pengantin laki-laki," titah penghulu.

Raina mencium tangan Rayhan, yang sekarang sudah sah menjadi suaminya.

"Lo cantik," bisik Rayhan saat Raina mencium tangan Rayhan.

Pipi Raina seketika memerah.

"Mempelai laki-laki silahkan mencium kening mempelai perempuan."

Rayhan dengan senang hati memcium kening Raina.

"Gapapa lah kening dulu, siapa tahu nanti malam dapet bibirnya," ucap Rayhan setelah mencium kening istrinya.

Raina melototi Rayhan. "Awas aja," ucap Raina tanpa suara, tapi tentu Rayhan mengerti ucapan Raina.

•••••

Acara pernikahan sudah selesai, memang sederhana. Orang tua Raina dan Rayhan berkunpul di ruang tamu rumah Raina.

"Akhirnya ya, Jeng, kita menjadi besan," ujar Sarah.

"Iya, Jeng. Masih nggak nyangka aja kita udah jadi besan."

"Oh ya Luki. Besok berangkat pukul berapa? Biar aku yang ngantar," ucap Bima.

"Nggak usah repot-repot, Bima. Aku bisa minta tolong antar Pak sopir kok," tolak Luki halus.

"Bagaimana kalai Rayhan dan Raina saja yang ngantar?" usul  Fira.

"Boleh, Ma," ucap Rayhan setuju. Memang Rayhan sudah memanggil orang tua Raina sama seperti Raina, begitu pun sebaliknya.

"

Rayhan dan Raina, kalian hari ini pindah ke rumah
kalian ya, hadiah dari kami," ujar Sarah.

"Sekarang, Ma?" tanya Raina.

"Iya, sayang. Tapi jangan macam-macam sebelum kalian lulus. Kalian juga mau ulangan kenaikkan kelas juga kan. Jadi, kurang satu tahun lagi kalian sekolah. Dan satu pinta mama, belajar dengan baik, ya," ucap Sarah.

"Baik, Ma," ucap Rayhan dan Raina bareng.

"Yaudah, kalian pulang ke rumah kalian. Dan untuk barang-barang kalian, sudah ada sebagian disana," ujar Bima.

"Niat banget, pengen kita segera pindah. Mau bikin adek buat kita kali ya,"  Rayhan berbisik pada Raina.

Raina menyenggol tangan Rayhan agar tak berbicara ngelantur.

Sarah dan Fira terkikik geli melihat anak dan menantunya. "Kalian ini, sudah nggal sabar ya," ucap Fira.

"Nggak, emang nggak sabar apa?" ucap Raina.

Rayham menepuk pelan jidatnya. "Ya ampun Sayang, polos banget sih."

"Apasih?"

"Udah-udah kalian segera pulang, udah malam. Mama dan Papa juga mau pulang," ujar Bima.

"Yaudah, Pa, Ma. Kita pulang ya," pamit Rayhan dan Raina pada orang tua Raina. Lalu berganti pada orang tua Rayhan.

•••••

Mobil Rayhan perlahan menjauhi pekarangan rumah Raina, menuju rumah mereka.

Raina membuka ponselnya, membuka aplikasi whatsapp. Ada beberapa pesan dari teman-temannya. Raina membuka roomchattnya dengan Shela.

Shela:D

Slmt Na, udh nikah aja lu

Sorry ya tdi gw pulang duluan.

Ortu gue mau berngkat gue di suruh nganterin

Iya gpp, sans aj

Ingat lo masih skolh

Trus?

Malm pertamanya di tunda dulu

Bcd lu

Yeh ngegas

Udh ah. Cpek gw

Ok

Raina langsung menutup ponselnya dan meletakkannya di dashboard.

Rayhan menoleh pada Raina. "Kenapa?"

Raina  menggeleng.

"Eh iya, Afif tadi datang ama siapa? Cewek kan tadi, tumben," ucap Rayhan.

"Katanya sih calonnya, minggu depan acara nikahnya."

Rayhan nampak kaget. "Serius?"

"Iya."

Raina menajamkan matanya, melihat perempuan di depannya yang berajalan kaki.

"Ray, itu Naiyla bukan sih?" tanya Raina.

Rayhan melihat apa yang di tunjukkan Raina. "Iya, itu Nayla. Kenapa dia jakan sendirian sih, malam-malam lagi."

Raina menaikkan satu alisnya. Nampak tak suka apa yang di katakan Rayhan. "Care banget."

Rayhan mengacuhkan ucapan Raina dan menepikan mobilnya.

•••••

See you next part

05-08-20





Cinta masa SMA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang