chapter 10 •Siapa,dia?•

79 12 0
                                    

Senja berjalan di koridor sekolah,jam masih menunjukkan pukul 06.15 sekolah masih nampak sepi hanya ada beberapa orang saja yang baru datang.Ia pun duduk di kursinya,Senja menatap kertas yang tergeletak dimejanya.matanya melihat sekitar kelasnya.Hanya ada dirinya dan Nessa,si kutu buku kelasnya,Senja pun menghampiri Nessa yang duduk di bangku paling depan. "Nes," panggil Senja.

"Apa?" balasnya.

"Lo tau ga,siapa yang naro kertas ini di meja gue.?." ucap Senja,sambil memperlihatkan kertasnya.

"Gatau,"

Jawaban Nessa membuat Senja semakin binggung.Ia pun membuka kertas yang dilipat itu dan membaca sebuah tulisan yang sama lagi.

Gausah penasaran sama gue,gue cuman seseorang yang selalu megharapkan Senjanya kembali.

Senja semakin dibuat binggung,sebenarnya siapa orang yang mengirim surat ini?.

"SENJAA!" mendengar teriakan Aryn.Senja pun buru-buru melipat kertas itu dan dimasukan ke dalam tasnya.

"Ja,lo kenapa?" ucap Aryn binggung melihat wajah Senja yang terlihat gugup.

"Hah?k--agak"

"Muka lo gugup ja," Aryn mendekatkan dirinya ke muka Senja,Senja pun langsung menempeleng jidat Aryn. "Gajelas,lo"

Suara riuh memenuhi lapangan yang sudah diisi oleh para tim futsal SMA Nasional,hari ini mereka bertanding melawan SMA Pusaka atau terkenal dengan singkatan SMAPUS.SMA Nasional atau disingkat dengan SMANAS hari ini menjadi tuan rumah pertandingan.

"Ini dia,tim futsal dari SMA PUSAKA.."

Dengan wajah coolnya,mereka berjalan dengan berbagai senyuman yang menghiasi para wajah mereka.

Pertandingan pun dimulai,suara suporter dari kedua sekolah itu memenuhi lapangan smanas.Kebanyakan suporter dari Smanas,dan hanya 50an orang yang menjadi tim suporter Smapus.Namun,itu tak mengurangi nilai semangat mereka.

"SEMANGAT,RIKI!" Aryn terus berteriak,menyemangati sang pujaan hati.

Senja,Aryn,Resha dan Deliska melihat para tim futsal dengan sangat heboh.Ralat hanya mereka bertiga saja,Senja BIG No!dirinya hanya menatap lapangan dengan jenggah.Sambil memakan makanan yang sudah dibeli sewaktu dikantin.Diantara keempatnya,hanya Senja saja yang tak suka dengan permainan olahraga apalagi permainan bola.Hanya satu bola yang direbutkan oleh beberapa orang dan dimasukan ke dalam gawang pertanda salah satu tim itu menang. Sangat mempusingkan.

Kenapa ga beli bola banyak aja si,bola satu di rebutin.gabut banget ga tuh

Katakata itu selalu lewat didalam pikirannya disaat senja sedang berada disituasi ini,dimana ia di paksa untuk menonton pertandingan yang sangat menggabutkan.

Senja masih menatap malas lapangan itu,Suporter pun semakin panas pertandingan sudah berskor 9 : 10 masih dipegang oleh si tuan rumah.

Beberapa menit kemudian pertandingan pun sudah selesai,pertandingan ini dimenangkan oleh tuan rumahnya sendiri.Smanas pun memenangkan pertandingan nya dengan cetak gol 10:20,para suporter pun bersorak senang dan menyanyikan yel-yel andalannya.

"Ja,anterin gue." Aryn menarik tangan Senja untuk menghampiri para tim futsal smanas yang sedang beristirahat disamping lapangan,Senja yang kaget dengan lengannga ditarik tiba-tiba hanya mengikuti saja kemana Aryn menarik lengannya itu.

"Gue jantungan ja," ucap Aryn.Dengan satu tangannya memegang dadanya dan satunya lagi memegang sebotol air.

"Alay lo," Senja menonyor kepala Aryn,yang hanya dibalas muka datarnya.Aryn pun menghampiri satu orang dari tim futsal itu,Riki Ganesta.Dengan perasaan dag dig dug,Aryn menghampiri Riki.

"Rik,buat lo." Aryn  menyodorkan botol minuman itu.

Riki menatap gadis didepannya dengan senyum tipis,ia mengambil minuman yang berada di tangan gadis itu dan meneguknya sampai airnya setengah.

"Thanks ya," ucap Riki.

Aryn menganggukan kepalanya.

"y--audh gu--e mau balik ke kelas dulu" setelah mengucapkan itu Aryn pun langsung berbalik dan meninggalkan Riki yang sedang menatap nya geli.

Lucu.

Senja berdiri di dekat lapangan sambil menunggu Aryn.

Dug

Seseorang menabrak bahu Senja,tanpa merasa bersalah cowok itu lagsung pergi tanpa meminta maaf.Senja menatap punggung cowok itu yang memakai jersey berwarna hitam,nama yang tertempel dibelakang jersey hitam itu membuat Senja mengurungkan niatnya untuk menegur cowo itu.

Aksa Narendra.

"Narendra?kayanya nama itu ga asing bagi gue."

Dua cowok dengan tatapan tajam keduanya,membuat suasana di gudang belakang sekolah menjadi mencekam.

"Gue akan kembali,brother" ucap cowok itu dengan seringai tajamnya

"Dan gue pastiin,dia gaakan balik sama lo" suara dingin itu membalas perkataannya.Dengan jaket berwarna hitam,ia pun keluar dari gudang bekas itu meninggalkan seseorang dengan baju jersey hitam di tubuhnya.

"Bukan Aksa,kalo gabisa ngambil apa yang dia punya" gumamnya.

SENJA ✔ [ COMPLETED ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang