Bugh
Bugh
Bugh
"Mati aja lo bangsat!"
Bugh
"Gem,udah!yang ada dia bisa mati lama lama."
Gema seolah tak mendengar semua ucapan yang menyuruh nya agar berhenti,dirinya terus memukuli orang itu yang sudah terkapar lemah.
Dengan sekuat tenaga Reyza memisahkan keduanya,dibantu dengan Zidan dan Algio.
"Sampai kapan pun,Senja bakalan ngejauh kalo dia tau lo itu seorang pembunuh." ucap Aksa dengan sisa tenaganya,lalu ia pun pergi.
Ketiganya tercengang dengan apa yang diucapkan oleh Aksa,membuat ketiganya saling tengok dan terdiam.Mereka memang tidak tau ada apa sebenarnya hubungan antara Gema dan si murid baru itu.
"Lo semua,pergi aja."
Mendengar ucapan Gema yang terdengar serius membuat ketiganya memilih menurutinya dan meninggalkannya sendiri,mereka tau jika sang Gema sudah berkata seperti itu tandanya ia butuh waktu sendiri.
Dengan langkah gontai,Gema memasuki rumahnya.Ia memilih untuk ke rumahnya sebentar untuk sekedar mampir,Ia malas jika harus ke apart.Disana pasti ketiga curutnya datang dan mengoceh lalu pergi
Matanya tak sengaja melihat Carla sang mamah,sedang berpelukan dengan seorang cowo yang sering dilihatnya akhir akhir ini.
Mereka sebenarnya ada apa?
Dengan kesal,Gema pun berbalik dengan perasaan kacau.Dan palanya sedikit pusing,memikirkan semuanya yang ada dipikirannya membuat Gema sangat lelah.
"Ka,gue butuh lo."
"Lo tau ga si,ternyata ada anak smapus yang pindah ke sekolah kita!"
"Serius?yang bener lo Ryn"
"Iyala bener,masa iya boong."
"Siapa,namanya?" tanya Deliska.
"Nah,itu gue lupa." Aryn terkekeh.dan hanya dibalas tatapan sinis oleh Deliska.
"Lo,tau ga ja?" tanya Aryn.
"Ga" balasnya.Dengan matanya yg masih fokus membaca setiap alur yang ada didalam novel itu.
Tiba-tiba,kelas mendadak sepi saat melihat Gema datang.Bukan aura ghaib yang Gema bawa,namun Wajah yang dipenuhi luka lebam serta seragam yang sangat berantakan.Belum lagi lingkaran hitam yang tercetak jelas di matanya.hanya satu kata yang menggambarkan Gema hari ini "kacau"
Namun,Gema tak peduli dengan tatapan para teman kelasnya.Dirinya juga tak menghampiri tempat duduknya yang berada dipojok kelas.Namun,malah menghampiri seorang Gadis yang daritadi matanya fokus membaca sebuah alur yang ada didalam buku fiksi itu.
Gema mengkode Resha untuk pindah sebentar,yang dibalas anggukan.
Merasa suasana hening Senja memberhentikan kegiatan bacanya,matanya menengok kearah samping nya.Disana terlihat Gema dengan luka lebam yang menghiasi wajahnya itu.
"Obatin luka gue." pintanya.
Gema menyodorkan kotak p3k kecil kearah Senja,Mata Senja menatap kotak putih itu.Kotak itu adalah sebuah hadiah yang dulu pernah Senja kasih kepada Gema,Karna dirinya tau jika Gema selalu berantem.Maka dari itu Senja beinisiatif mengasihi kotak p3k berukuran mini itu
"Gausah manja"ucap Senja.
Gema menyodongkan badannya ke arah Senja dan terlihat lebih dekat dengan Senja,Gema membisikan sesuatu ke telinga Senja.
"Obatin gue,atau gue cium lo disini."
Mata Senja melotot kearah Gema,namun Gema hanya menanggapi dengan senyum manisnya yang menyebalkan bagi Senja.Dengan amat sangat terpaksa,Ia pun mengobati luka Gema dengan sangat telaten.Gema memadang wajah Senja yang sangat serius mengobatinya,Ia tersenyum dalam diam.Akhirnya ia bisa memandang dekat wajah gadisnya itu,wajahnya masih sama dengan dulu.Dan begitupun perasaan Gema kepada Senja,perasaan yang tak akan pernah tergantikan dengan siapapun,karna hanya Senja sang gadis yang memiliki arti penting dalam hidupnya.
Kita,hanya butuh waktu untuk kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA ✔ [ COMPLETED ]
Teen FictionSenja, kata mereka namanya senja Nama yang cukup indah untuk hal yang terlihat hanya sementara Dulu aku juga menyukai senja Menyukai segelas vanilla dan menyukai duduk bersamammu. Dulu ketika aku hanya seorang remaja yang menatap senja dengan takjub...