Senja memasuki kamar hotelnya,suasana sepi menyambut kedatangannya.Hanya ada dirinya saja didalam kamar itu,dengan baju yang sudah terkena lumpur.Senja pun memasuki kamar mandi untuk berbilas,saat hendak memasuki kamar mandi suara tangisan orang terdengar dari arah balkon kamar.Niatnya untuk mandi,ia urungkan.Senja menghampiri suara tangisan itu dengan segala keberaniannya
Semoga bukan setan.
Dengan perlahan,Senja mengintip lewat pintu yang menyambungkan kearah balkon.Matanya menatap kearah cewek yang sekarang sedang menangis,dan tangannya yang memegang sebuah handphone.saat hendak ingin pergi,cewek itu menatap kearahnya,dan cewek itu Hani.
Hani menatap Senja yang berdiri mematung disana,dengan baju yang sudah tercampur lumpur serta raut wajah senja yang terlihat seperti maling.Membuat tanda tanya,untuk apa dia berada disitu?.Sedangkan Senja,yang merasa ditatap oleh Hani dengan datar langsung saja menghampiri.
"H-a---y,"
Merasa ga direspon,Senja pun duduk disamping Hani.
"Han,lo ko gaikutan ambil makan?."
Smanas memang menyediakan makanan bagi para muridnya,dari makanan berat sampai makanan ringan.Dan sebagian para murid ada yang sedang di aula untuk menyantap makanan dan ada juga yang membersihkan diri akibat terkena lumpur.Contohnya Senja,dirinya menolak ajakan ketiga sahabatnya untuk mengisi perut.Mana betah makan dengan baju yang terkena banyak lumpur,sedangkan ketiga temannya sudah membersihkan diri.Memang curang!
Masih tidak dihiraukan oleh Hani,Senja pun berniat bertanya lagi.
"Tadi,lo pengamatan sama siapa?"
Hening.
"Han,lo mau tau ga?"
KACANG,KACANG
One minute later.
Sudahlah,Senja menyerah untuk bertanya.Saat hendak pergi,suara Hani membuatnya mengurungkan untuk pergi.
"Kenapa,selalu gue yang salah."
Senja menatap Hani yang sudah mengeluarkan air matanya. "Han,"
"Kenapa,pada jahat sama gue?."
"Gue,bukan pembawa sial."
"Gue juga pengen hidup."
Tanpa aba-aba,Hani memeluk Senja.Tak peduli dengan baju Senja yang kotor,dirinya hanya butuh ketenangan.Lain halnya dengan Senja,dirinya terkejut saat Hani memeluknya dengan isakan yang terdengar jelas di telinganya.
"Ja,bilang ke gue!kenapa mereka semua jahat sama gue."
"Salah,gue apa hiks..hiks..hiks."
Senja membalas pelukan Hani,mengusapnya memberi ketenangan.
"Han,lo boleh ko cerita sama gue."
Hani pun melepaskan pelukannya,dirinya menatap Senja yang berucap seperti itu.Dilihatnya mata hazel milik Senja,ketulusan terpancar disitu.
"Gue,hampir mau bunuh diri."
"Untungnya gue masih sadar saat itu,mungkin kalo enggak udah mati gue di jurang itu."
Senja terus mendegarkannya dengan serius.
"Lo mau tau,kenapa gue punya pikiran untuk bunuh diri?."
Senja menggeleng.
Hani berdiri,dan berjalan kearah pembatas balkon. "Gue selalu di cap anak pembawa sial sama keluarga gue,gue selalu dituduh bahwa gue yang ngebuat perusahaan bokap hampir nyaris bangkrut.Gue yang dituduh kalo nyuri uang bokap,padahal disitu gue ga ngelakuin sama sekali.Gaada yang ngebela gue,gue disana bagaikan orang asing.Bahkan gue koma selama satu bulan pun mereka gapeduli dan ga nengokin gue sama sekali,saat gue pulang dari rumah sakit pun mereka menatap gue dan pergi gitu aja.Gaada yang nanya kabar gue satupun,lo bayangin gimana rasanya saat lo koma satu bulan dan saat lo bangun gaada siapa-siapa.Pas gue tanya ke dokter dimana keluarga gue?dia cuman diam,dan bilang kalo seluruh biaya udah lunas semua.you can feel how it feels,setiap hari hanya omelan yang selalu gue dapet.Bentakan,tuduhan,pukulan semuanya bagi gue itu makanan.Sahabat-Sahabat gue semuanya ninggalin gue,mereka juga menganggap gue orang pembawa sial.Disaat gue lagi rapuh gaada dari mereka yang bantu gue untuk bangkit,mereka hanya ada disaat mereka tau kalo perusahaan bokap gue sedang diatas.Dan denger perusahaaan bokap gue hampir bangkrut semuanya hilang dan pergi,makanya saat itu gue gapercaya lagi yang namanya sahabat.Gue mencoba menjauh dari semua orang yang mencoba berteman dengan gue,karna gue tau.Dari mereka cuman pengen harta gue doang.
"Han,ga Semua orang mandang lo itu sama."
"Lo harus bisa bedain,mana orang bener bener pengen berteman sama lo."
"Gue mau ko,jadi teman lo."
"Bahkan gue pernah ngajak lo temenan sama gue,tapi gue dikacangin sama lo."
Senja terkekeh diakhir omongannya.Hani yang mendengar itu,menatap Senja dengan sangat malu.memang dulu saat semua orang tak ada yang mau mengajaknya berteman,Senja datang dan mengajaknya untuk berteman.Namun,dirinya tolak.Sebab masih trauma dengan kejadiannya di masa lalu,tapi sekarang dirinya benar benar yakin jika Senja adalah seseorang yang baik.Bukan sebatas kasian yang terdapat dimata hazelnya namun,sebuah ketulusan yang didapatinya.Hani bersyukur menemui seorang Cewek yang bernama lengkap,Alisya senja albara.Gadis cantik nan baik.
"So,lo mau kan jadi teman gue?" Senja menawarinya dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.
"I want it," Hani pun memeluk Senja,dan Senja pun membalasnya.
"Berpelukan," kedatangan Deliska,Aryn,dan Resha yang tibatiba dan memeluknya.Membuat Hani meneteskan air matanya haru,benar kata Senja bahwa ga semua orang memandang kita sama.Dan Hani percaya dengan pepatah jika Selalu ada kebahagiaan,dibalik kesedihan.
Hani bahagia atas hal ini,Hani bersyukur bertemu dengan mereka.Andai jika dulu Hani benar bunuh diri,mungkin Hani tak pernah bertemu dengan para cewek berhati malaikat ini.Mungkin sehabis ini,hidupnya sedikit berwarna.Semoga sajaBenar kata orang,don't just look at someone from the cover. Yang kita liat belum tentu benar,dibalik sifat Hani yang dibilang aneh.Ternyata terdapat segudang masalah dihidupnya,Senja bersyukur Hani mau berteman dengannya.Dirinya berteman bukan karna kasihan,bukan juga hanya memanfaatkan hartanya.Senja hanya membuktikan omongannya ke Hani, jika semua orang itu berbeda dan ga sama.Ketiga sahabat Senja berharap, semoga saja mereka bisa menjadi seseorang yang selalu ada disaat semua orang menjauhi Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA ✔ [ COMPLETED ]
Teen FictionSenja, kata mereka namanya senja Nama yang cukup indah untuk hal yang terlihat hanya sementara Dulu aku juga menyukai senja Menyukai segelas vanilla dan menyukai duduk bersamammu. Dulu ketika aku hanya seorang remaja yang menatap senja dengan takjub...