"maafkan aku, aku haru........ss" seketika war terdiam melihat lelaki itu tengah duduk menatapnya.
'paman itu kan' batin war
" paman? Apa yang paman lakukan disini?" ucap war santai berjalan dan duduk disamping gulf
"paman?" ucap mew, gulf dan yin bersamaan
"oohh paman rekan bisnis phi mew ya? Maaf ya paman war terlambat, soalnya tadi phi sam menelpon" ucap war polos
Sedangkan disisi lain semua tampak terkejut. Lebih tepatnya mew dan gulf yang terkejut, sedangan pria yang dipanggil paman oleh war nampak sangat kesal.
Bagaimana mungkin pria tampan sepertinya dipanggil paman oleh lelaki pendek dihadapannya.
"war kau mengenal phi yin?" ucap gulf
"oohh tidak gulf, aku bertemu dengan paman ini di supermarket beberapa hari yang lalu, dia membantuku mengambil susu" ucap war benar-benar polos
dia sama sekali tidak melihat tatapan tajam yang diberikan oleh yin padanya.
"apa kau teman gulf?" ucap yin pada akhirnya walaupun tatapan tajam itu tidak juga lepas
"iya paman, gulf dan aku sudah berteman sejak masih disekolah hehehe" ucap war tersenyum
War sama sekali tidak bisa melihat aura menegangkan yang ada diruangan itu.
"apa kalian belum memesan makanan? War sangat lapar" ucap war
Seketika itu juga, gulf mencolek lengan mew, dia berharap mew mampu mencairkan suasana yang sangat tidak mengenakkan ini.
"oia kau pesan saja war, sayang kau ingin apa? Yin ingin apa?" ucap mew memecah keheningan yang terjadi.
selama makan war memilih untuk mengobrol dengan gulf, walaupun sesekali phi mew akan mengajaknya berbicara, tapi war sama sekali tidak berniat untuk mengobrol dengan paman itu
karena war sama sekali tidak suka dengan tipe orang seperti paman itu, pendiam, dingin dan menakutkan.
"aku akan segera mengabarimu tentang proyek baru itu mew" ucap yin
"akan ku tunggu, aku percaya padamu"
"war, apa kau akan dijemput? " ucap gulf pada war dan itu benar-benar menarik perhatian yin
"sepertinya aku akan pulang dengan taksi"
"kalau begitu ku antar" ucap gulf
"heii tidak perlu, rumahmu dan apartemenku sangat berlawanan arah, aku tidak ingin merepotkan phi mew lagi" ucap war menolak
"tapi"
"gulf aku pria, aku bisa jaga diri" ucap war meyakinkan gulf
"mana ada lelaki pendek dan kecil sepertinya" yin yang berbicara, dan sepertinya didengar oleh war
"heii paman, aku mendengarnya" ucap war kesal
"dan lagi, tinggiku 170 paman, jadi aku tidak pendek" ucap war mengerucutkan bibirnya, yang membuat nya terlihat imut. tapi mungkin tidak dimata yin.
war akui dia memang kecil, tapi dia tetap lelaki. jadi dia bisa pulang sendiri tanpa harus diantar oleh paman yang menyebalkan itu.
"heii aku bukan paman" yin sudah tidak bisa lagi bersabar menghadapi si pendek ini, benar-benar menyebalkan. Sedangkan war sudah menggerutu tidak jelas.
"heii sudah, kenapa kalian bertengkar dan kau yin, sepertinya rumah mu dan war searah, bisakah kau mengantarnya?" ucap phi mew
"apa?" ucap yin dan war bersamaan
"mew apa kau sudah tidak waras? Kau ingin aku mengantar bocah ini?" ucap yin berbisik pada mew, tapi ternyata masih dapat didengar oleh gulf dan war
"heii paman aku bukan bocah" ucap war kesal
"kumohon phi yin, tolong antarkan war pulang ke apartemennya ya?"
sekarang gulf yang ikut merengek pada yin. War benar-benar terkejut, bagaimana bisa gulf melakukan itu pada war, jelas-jelas gulf bisa melihat jika yin dan war tidak akur.
"gulf, apa kau gila?" war benar-benar kesal sekarang, bahkan sahabatnya sama sekali tidak membantu
"bagaimana mungkin kau membiarkanku berdua dengan paman menyebalkan itu?"
"hei bocah, aku bisa mendengarnya" ucap yin, sedangkan yang war lakukan hanya menjulurkan lidah meledek yin
"yin" ucap mew menengahi
"terserah" yin melenggang pergi menuju ke parkiran
Sedangkan mew dan gulf menghela nafas lelah melihat kelakuan kedua pria itu. Akhirnya war setuju untuk pulang dengan yin, meski sedikit dipaksa dan dibujuk oleh mew dan gulf.
******************
Selama perjalanan, jangan tanyakan apa yang mereka lakukan, mereka berdua hanya saling diam tanpa ada yang berniat untuk memulai percakapan.
Sesampainya di depan apartemen, war turun dari mobil hitam milik yin. Dan memutuskan untuk bersikap sopan pada lelaki itu, meski war bodoh dan ceroboh tapi war bukanlah orang yang tidak sopan.
"paman trimakasih karena sudah mengantarku" ucap war menundukkan kepalanya
"siapa yang kau panggil paman?" ucap yin kesal.
"baiklah, aku akan memanggil paman dengan sebutan phi? Bagaimana?" ucap war.
War sama sekali tidak ingin bermusuhan dengan lelaki seperti yin, selain yin itu adalah orang yang sudah dua kali menolongnya, yin juga tipe lelaki yang ingin war jauhi sebisa mungkin.
"dan sekali lagi, trimakasih pam... maksudku phi, karena sudah mengantarku, dan untuk yang tempo hari juga" ucap war sembari tersenyum tulus pada yin. Sedangkan yin hanya menatapnya datar
" kalau begitu aku akan naik, trimakasih phi?" ucap war sembari melambaikan tangannya pada yin. setelahnya war memutuskan untuk naik kekamarnya tanpa menunggu yin pergi.
Sesampainya di kamar nya, war menuju walking closetnya untuk berganti baju, setelahnya dia menuju kasur untuk mengabari phi sam bahwa dia telah sampai di apartemennya.
Setelahnya war memutuskan untuk tidur, karena besok dia ada jadwal fanmeet pada siang hari.
**********************
Jeng jeng, siapa yang kangen sama cuple ini hehehe
Maaf yah aku nyampah malem-malem..
dan sepertinya mulai sekarang aku bakalan update tiap malem deh, aku bakalan usahain untuk update habis teraweh ya..
lumayan lah ya, dari pada gabut menghadapi pandemic yang gx kelar-kelar, mendingan ngehalu barenga ya hahaha
semoga kalian gx bosen buat nungguin perjalanan cinta mereka hehehe
Jangan lupa bantu vote dan komen ya..
Salam wanjaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THE TROUBLEMAKER
RomansaTampan, pintar, dan kaya. Siapa yang tidak mengenal pengusaha muda bernama Yin Anan Wong. Apa jadinya jika seorang pengusaha berpacaran dengan seorang artis? Terlebih lagi dia adalah pria, dan pembuat onar. Bagaimana cara yin menghadapi kekasihnya...