Halo semua maaf ya kalo banyak typo berterbangan hehehe
Happy reading ya
__________
Seminggu ini yin disibukkan dengan beberapa urusan kantor yang benar-benar menguras tenaganya. Terlebih lagi beberapa proyek yang sedang ditanganinya mengalami sedikit hambatan, membuat yin mau tidak mau harus bekerja hingga larut malam.
Yin melirik sekilas jam yang ada di atas meja kerjanya.
1:45 Am
'ternyata sudah dini hari'
Yin berpikir untuk beristirahat dan mencari beberapa makanan untuk dia makan.
Tengah malam begini tidak ada restaurant yang menyediakan layan pesan antar, itu sebabnya yin memutuskan untuk keluar dari apartemennya.
'ternyata mencari udara segar tidak buruk'
Yin memang sudah sejak lama tidak tinggal dengan keluarganya. Karena keluarganya bukanlah tipe keluarga harmonis dan hangat, maka dia memutuskan untuk keluar dari rumah dari pada harus terus berada disana.
Yin memutuskan mencari makan dengan berjalan kaki, karena menurutnya disekitaran kompleks apartemennya banyak sekali tukang makanan, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk mengeluarkan mobil.
________________________
setelah beberapa lama, akhirnya Yin menemukan sebuah restaurant tomyam yang baru buka disekitar sana, karena penasaran akhirnya yin memutuskan untuk masuk kedalam restaurant tersebut, tapi sayangnya saat dia telah memasuki restaurant, dia tidak melihat ada satupun meja yang tersedia disana.
"ternyata jam segini restauran bisa ramai juga" gumam yin.
Saat itu juga yin memutuskan untuk mencari restaurant lain, baru beberapa langkah tiba-tiba suara itu menghentikannya.
"paman yin?" ucap seorang lelaki yang mampu menghentikannya.
Suara itu, suara yang tidak asing baginya, suara bocah pendek yang mampu membuatnya naik pitam setiap kali mengingatnya.
yin memutuskan untuk berbalik, dan disana dia melihat seorang pria kecil, tengah duduk didepan meja dengan menggunakan masker dan juga topi hitam, membuat yin mengernyitkan dahinya bingung.
Ya siapa lagi kalau bukan bocah pendek yang selalu memanggilnya paman, War teman gulf dan mew.
"paman... maksudku phi, hehehe " dia menyengir tanpa dosa
"apa phi mau makan juga? Sini phi duduk denganku, aku memiliki bangku kosong" ucap bocah itu menepuk meja kosong hadapannya.
Yin berpikir sejenak, awalnya yin ingin pergi dari sana, namun perutnya rupa nya sudah tidak dapat diajak kerjasama, dia benar-benar membutuhkan asupan nutrisi, akhirnya yin memutuskan untuk mengikuti bocah itu dan duduk dihadapannya.
"apa yang kau lakukan disini?" tanya yin datar
"makan phi, memangnya apa lagi?"
"sejauh ini? Bukankah didekat apartemenmu banyak restaurant?"
"ohh aku penasaran phi, katanya restauran ini sangat enak, itu sebabnya aku ingin mencobanya, lihat restaurant ini juga terkenal" ucap bocah itu sembari menunjukkan ponselnya pada yin.
" phi yin sendiri? apa phi yin tinggal disekitar sini?" tanya war namun tidak digubris oleh yin, membuat war mengerucutkan bibirnya sebal.
" kenapa kau menggunakan itu?" tunjuk yin
"apa? Ohh ini? " sembari menunjuk masker yang dia gunakan
" oohh phi tidak tahu?" ucap nya bingung
Saat bocah itu ingin menjawab, tiba-tiba seorang pelayan sudah berdiri didepan mereka, dan menanyakan pesanan apa yang ingin mereka pesan.
Setelah memilih menu yang ingin mereka pesan, kedua nya kembali terdiam dan memilih untuk sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Yin memutuskan untuk melihat ponselnya dan mengecek beberapa email masuk. Dan sama sekali tidak mengindahkan bocah dihadapannya.
Sampai pelayan membawakan pesanan mereka, tidak ada satupun yang ingin memulai percakapan, sampai saat dua orang wanita datang mengahampiri war.
"apa kau war wanarat?" ucap seorang gadis berbaju merah
" iya" ucap bar tersenyum ramah
"maaf apa aku menganggu?" ucap nya
"aahh tidak, ada apa?"
"apakah kami bisa meminta untuk foto bersama?" ucap gadis yang satu lagi
"ohh tentu saja" ucap war
Awalnya yin sempat bingung dengan apa yang terjadi, hingga dia ingin bertanya pada war, namun dia bukan tipe orang yang akan mencampuri urusan orang lain, itu sebabnya dia hanya diam sembari melanjutkan menyantap makanannya.
Sampai saat salah satu gadis tersebut berbicara dengan pelan, namun masih bisa terdengar olehnya.
"phi war, apa pria itu kekasih phi yang baru?"
'Apa-apaan dia?'
bagaimana bisa perempuan itu mengira dirinya dengan war? Memang thailand adalah negara yang menakutkan. Yin memang tidak asing dengan hubungan sejenis, karena memang banyak orang disekelilingnya yang menjalani hubungan seperti itu, salah satunya adalah sahabatnya mew.
'dan hey, aku masih menyukai wanita dengan dada besar dan juga pinggang ramping'
yin melirik ke arah war, dan ternyata bocah itu hanya tersenyum tidak membantah maupun mengiyakan.
'apa-apaan dia? Kenapa tidak membantah?'
Saat yin hendak mengajukan keberatannya, ternyata perempuan tadi sudah tidak ada lalu tiba-tiba war mengambil tas dan juga topi hitam yang tadi dia kenakan diatas meja.
"phi, maaf sepertinya aku harus cepat kembali ke apartemenku, aku sudah membayar pesanan ini, jadi phi bisa makan dengan tenang, dan trimakasih karena sudah menemaniku"
Ucapnya, tanpa menunggu jawaban yin dan dia sudah pergi keluar dari restaurant meninggalkan yin dalam keadaan bingung.
"apa barusan dia membayariku makan?" ucap yin pada dirinya sendiri
"sialan bocah itu"
Yin merasa terhina, dia tidak biasanya ditrakir oleh seseorang kecuali memang yang sudah dekat dengannya, tapi ini? Dia bahkan baru melihat bocah itu selama 3 kali.
'benar-benar bocah yang menyebalkan'
_______________________________
To be Continued
Jeng jeng, maaf ya kemarin aku gx update, so lagi males banget hehehe..
sebagai permintaan maafku, hari ini aku update langsung 2 chapter deh...
untuk yang Dont leave me again, aku update nanti agak maleman ya hehehe
so tungguin terus ya..
Jangan lupa bantu vote dan komen ya..
Salam wanjaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THE TROUBLEMAKER
RomanceTampan, pintar, dan kaya. Siapa yang tidak mengenal pengusaha muda bernama Yin Anan Wong. Apa jadinya jika seorang pengusaha berpacaran dengan seorang artis? Terlebih lagi dia adalah pria, dan pembuat onar. Bagaimana cara yin menghadapi kekasihnya...