Pak Kevin Kenapa?

2K 168 10
                                    

Tangan Mila bergetar memegang sebuah surat yang tak lain adalah surat resign. Kini ia berada di depan pintu ruangan Kevin. Gadis itu tak bisa membayangkan kemarahan Kevin nantinya. Tapi Mila tak peduli. Yang terpenting saat ini adalah keselamatan tantenya. Michael baru saja mengirimkan pesan ancaman pada Mila. Di pesan itu tertulis jika Mila tidak resign dari kantor Kevin, Michael tak segan segan membunuh tantenya.

Mila lalu menarik nafas panjang. 'Aku pasti bisa' batinnya.

'Tok tok tok'
Mila mengetuk pintu.

"Masuk," ucap Kevin dari dalam.

Mila kembali menarik nafas panjang. Gadis itu lalu masuk ke dalam ruangan Kevin.

"Mila? Ada apa?" tanya Kevin saat mengetahui bahwa ternyata yang masuk ke ruangannya adalah Mila.

Mila tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Gadis itu memilih bungkam, lalu menyerahkan surat resignnya pada Kevin.

"Surat apa ini?" tanya Kevin.

Sekali lagi Mila terdiam. Ia sama sekali tak membuka suara. Akhirnya Kevin memutuskan untuk membaca surat tersebut. Awalnya ia terkejut, namun ia berusaha mengontrol mimik wajahnya agar ia terlihat biasa saja.

"Kamu mau resign?"

"I-iya pak." Mila menunduk.

"Jangan menunduk. Saya tidak suka jika tidak diperhatikan oleh lawan bicara saya," ucap Kevin tegas. Sebenarnya itu hanya akal akalannya saja. Pria itu hanya ingin menatap wajah cantik Mila. Entah mengapa ia tiba tiba rindu dengan gadis itu. Padahal kemarin mereka bertemu.

Perlahan Mila mengangkat wajahnya. Gadis itu terkejut kala melihat Kevin yang tengah menatapnya sendu.

"Sekali lagi saya tanya, kamu mau resign?"

"Iya pak."

"Kamu yakin?"

"Iya pak."

"Baiklah, saya tidak bisa berbuat apa apa. Itu hak semua karyawan di sini kan?"

Mila terkejut mendengar ucapan Kevin. Ia pikir Kevin akan memarahinya, namun yang terjadi malah sebaliknya.

"Tapi saya minta tolong satu hal. Apa boleh?" ucap Kevin.

"Minta tolong apa?"

"Tolong bertahan di sini satu bulan saja. Bantu saya menemukan orang yang tepat untuk menggantikan kamu. Setelah itu, kamu bebas. Apa kamu bisa?"

"Tentu saja saya bisa pak."

"Terima kasih, kamu boleh keluar."

Mila lalu keluar dari ruangan Kevin dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi ia lega karena bisa resign tanpa menerima kemarahan dari Kevin. Namun di satu sisi ia merasa bersalah  karena telah mengecewakan Kevin. Belum setahun ia bekerja, tapi ia sudah resign.

Tunggu... Mila baru sadar bahwa sedari tadi Kevin berbicara dengannya dengan nada lembut. Biasanya perkataan yang keluar dari bibir pria itu adalah perkataan yang tegas dan tajam.

Satu pertanyaan kini terlintas di benak Mila. 'Pak Kevin kenapa?'

***

"Hei sampai kapan kamu bolak balik tidak jelas seperti setrika?" tanya Jeremy pada Kevin. "Aku sudah satu jam di sini. Bukannya memberi minum, kamu malah seperti itu," ujarnya kesal.

"Aku pusing Jer."

"Pusing kenapa? Sekretarismu sakit lagi?"

"Lebih buruk dari itu"

Bunda Untuk VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang