Cerita Jeremy

2K 157 13
                                    

#flashback on

Kevin menatap malas Jeremy. Sahabatnya itu akan bercerita tentang pengalamannya. Kevin yakin ini akan berlangsung lama.

"Kamu tau kan bagaimana sifatku dulu," ucap Jeremy.

"Tau lah. Kamu dijuluki kutub utara, kulkas berjalan, muka datar seperti tripleks, dan banyak lagi"

"Ya itu aku dulu... Hanya dengan pesonaku, semua wanita tunduk. Aku dulu tidak banyak bicara. Aku-"

Belum selesai Jeremy berbicara, Kevin memotong. "Kamu mau cerita pengalaman atau menyombongkan diri"

"Hehehe, dengar dulu." Jeremy tertawa. Pria itu lalu mengubah mimik wajahnya kembali serius. "Aku dulu punya banyak pacar, tapi aku tak banyak bicara sama seperti kamu sekarang ini. Tapi suatu hari, aku bertemu dengan seorang gadis yang kuketahui bernama Jesslyn. Gadis cantik yang periang. Aku merasa tertarik dengannya. Aku lalu berusaha mendekati Jesslyn. Entah mengapa aku merasa kecewa saat Jesslyn berusaha menjauhiku, padahal aku ingin selalu dekat dengannya. Di saat itu aku sadar, bahwa aku telah jatuh cinta. Aku selalu berusaha mendekati Jesslyn, bahkan aku beberapa kali menembaknya, tapi yang kudapat hanya penolakan semata. Aku tidak menyerah. Aku memutuskan untuk bertanya pada Salsa, sahabat Jesslyn. Aku bertanya mengapa Jesslyn selalu berusaha menjauhiku. Padahal aku tampan, kaya, penuh pesona. Ucapan Salsa menyadarkanku. Katanya, aku egois, aku sombong, dan yang paling penting, aku gengsian. Sama seperti kamu. Salsa bilang, Jesslyn tidak suka dengan lelaki yang mementingkan ego dan juga gengsian. Jesslyn lebih suka lelaki yang jujur. Dari situ aku sadar, bahwa aku harus berubah. Memang awalnya sulit. Aku diejek oleh teman teman Jesslyn. Katanya, aku aneh. Bagaimana tidak? Aku yang dulu dingin, cuek, dan tidak peduli, berubah menjadi orang yang ceria, cerewet, care, dan bahkan petakilan. Namun usahaku tidak sia sia. Jesslyn mau dekat denganku. Akhirnya aku kembali menyatakan perasaan pada Jesslyn yang entah keberapa kalinya. Tak kusangka, Jesslyn menerimaku"

"Intinya?"

Mulut Jeremy menganga. "Jadi sedari tadi aku bercerita kamu tidak mendengarkan?"

"Aku dengar, tapi kamu bercerita seperti mendongeng. Aku jadi mengantuk"

"Huft... Intinya... Kamu harus berubah. Seperti yang kukatakan tadi, kamu terlalu gengsian. Memangnya ada wanita menyukai lelaki yang gengsinya terlalu tinggi."

"Hm, benar juga"

"Kamu harus semangat. Kamu juga harus yakin bahwa dalam satu bulan ini kamu bisa membuat Mila batal resign"

"Kalau begitu terima kasih, Jer. Aku pasti berubah"

"Good luck"

#flashback off

Kevin tersenyum mengingat cerita Jeremy tadi. Sepertinya ia benar benar harus berubah. Pria itu lalu melirik gadis di sebelahnya, yang tak lain adalah Mila. Mila terus menunduk. Mungkin ia merasa canggung akibat kelakuan Kevin tadi.

Akhirnya jalan tak lagi macet. Kevin segera melajukan mobilnya menuju rumah Mila.

Beberapa saat kemudian mereka berdua tiba di rumah Mila. Setelah mengucapkan terima kasih, Mila segera turun dari mobil Kevin. Kevin pun ikut turun.

"Bapak ngapain turun juga?" tanya Mila.

Bukannya menjawab, Kevin malah merangkul bahu Mila lalu menuntun gadis itu sampai ke depan rumah.

"Selamat malam Mila. Kalau tidur nanti jangan lupa mimpikan aku," ucap Kevin.

Mila malah bengong menatap Kevin. Gadis itu masih belum percaya bahwa Kevin telah berubah.

Bunda Untuk VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang