Express Feeling

1.1K 120 7
                                    

Mila menangis sejadi jadinya di kamar mandi. Apa pedulinya, tidak akan ada orang yang mendengar.

Sepuluh menit kemudian pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Kevin Lionel Geraldi di sana. Setelah berhasil membuka pintu, pria itu masuk lalu menutup pintu kembali, tak lupa menguncinya.

Mila sangat was was sekarang. Pasti Kevin menyusulnya karena ia telah menghancurkan acara lamaran pria itu tadi.

Tapi tunggu.....
Kenapa Kevin mengunci pintunya?

Jantung Mila semakin berdebar kencang kala Kevin semakin dekat dengannya.

Sekarang Mila menahan nafas. Jarak wajahnya dan Kevin mungkin hanya lima senti saja.

"Kenapa kamu menghancurkan acara lamaran saya?"

Lihat? Sekarang Kevin menggunakan kata 'saya', bukan 'aku' seperti biasa. Mila semakin yakin bahwa pria di hadapannya ini tengah marah.

Mila lalu menarik nafas dalam. "Pak....."

Kevin tak bergeming. Ia tidak menanggapi ucapan Mila. Ia hanya menatap Mila dengan...... entahlah, tatapan yang sulit diartikan.

"Apa bapak kemarin bercanda saat melamar saya?" tanya Mila. Mata gadis itu kembali memanas.

Kevin masih tak bergeming.

"Pak..." Mila kembali menarik nafas dalam. "Saya cinta sama bapak."

Mila memejamkan mata setelah mengungkapkan isi hatinya. Air mata gadis itu pun kembali luluh. Ada rasa lega sekaligus sesak di hatinya. Lega karena akhirnya ia dapat mengungkapkan perasaannya, dan sesak karena ia mengungkapkan perasaannya pada pria yang tak akan bisa ia miliki.

Tanpa babibu Kevin meraih bahu Mila lalu menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu. Kevin kemudian melumatnya dengan lembut sesekali menuntut. Mila menolak ciuman Kevin, namun lama kelamaan ia terbuai dengan situasi. Gadis itu mengalungkan kedua lengannya di leher Kevin.

Kevin lalu menarik tengkuk Mila untuk memperdalam ciuman mereka. Mila sendiri akhirnya tersadar dengan apa yang terjadi. Ia sekarang tengah berciuman dengan tunangan orang lain? Yang benar saja. Ini adalah hal tergila yang pernah ia lakukan. Namun gadis itu membiarkannya. Dengan mata terpejam, Mila membiarkan Kevin menelusuri bibirnya. Bahkan ia membuka sedikit bibirnya, membuat Kevin semakin bebas untuk mengabsen setiap inci bibirnya.

Tak lama kemudian, akal sehat Mila kembali. Bagaimana bisa ia berciuman dengan Kevin yang notabenenya bukan siapa siapa baginya? Sementara Michael yang sudah lama menjadi pacarnya tidak pernah sekalipun menciumnya.

Dengan sekuat tenaga Mila berusaha mendorong dada Kevin. Tentu saja tidak berhasil karena tenaganya tidak sebanding dengan pria itu.

Kevin masih asyik bermain dengan bibir Mila, namun dilihatnya gadis itu sudah kehabisan nafas. Akhirnya ia melepaskan tautan bibir mereka. Kevin lalu mengusap bibir Mila yang agak bengkak dengan lipstik yang belepotan akibat ulahnya. Dan sekali lagi, Kevin mengecup bibir Mila.

Menangkup kedua pipi chubby Mila dengan tangan besarnya, Kevin tersenyum manis.

Berbeda dengan Mila yang kini menangis sesenggukan. Entah kenapa hari ini ia cengeng sekali.

"Pak.... Jangan begini...." ucap Mila pelan. "Nanti Angel marah"

"Punya hak apa dia marah?" tanya Kevin yang kini menyatukan keningnya dengan Mila. Hidung mereka kini bersentuhan.

"Maksud bapak?" tanya Mila keheranan.

Kevin tersenyum melihat wajah keheranan gadisnya yang sangat menggemaskan. Tunggu gadisnya? Sejak kapan ia mengklaim Mila gadisnya?

Bunda Untuk VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang