Tak terasa satu bulan telah berlalu. Acara pernikahan Kevin dan Mila akhirnya di gelar. Pemberkatan nikah di salah satu gereja dilaksanakan secara sederhana. Hanya keluarga saja yang menghadiri acara sakral itu. Namun acara resepsi seperti yang dikatakan Kenan sangat mewah. Resepsi akan diadakan dari jam satu siang hingga jam lima sore, lalu lanjut mulai jam setengah tujuh malam hingga selesai. Tapi tidak hanya sampai di situ, Kenan juga berkata bahwa esok mereka akan berangkat ke Bali untuk acara resepsi lagi tentunya.Bukan Kenan namanya jika mudah puas. Tak cukup dengan resepsi di gedung hotel mewah hingga di Bali, pria paruh baya itu masih berencana mengadakan resepsi di luar negeri dan mengundang kolega koleganya.
"Apa nggak terlalu berlebihan Pa?" tanya Fera. Bukannya tidak setuju dengan ide suaminya. Tapi wanita itu kasihan melihat menantunya yang terlihat kelelahan.
"Ini pernikahan anak kita satu satunya, Ma. Papa nggak mau momen ini dilewatkan tanpa acara yang begitu meriah," sahut Kenan.
"Terserah Papa deh"
Sementara itu di salah satu kamar hotel, Mila susah payah membuka kancing gaunnya. Jam kini menunjukkan pukul lima sore. Sebentar masih ada resepsi, jadi gadis itu harus segera bersiap siap.
"Susah banget sih bukanya," keluh Mila kesal. Sedari tadi ia berusaha menggapai ritsleting gaun yang tepat di belakang tubuhnya, namun tak bisa.
Sepersekian detik kemudian, Mila merasa ada tangan kekar yang memeluk tubuhnya dari belakang.
"Kevin?"
Ya, siapa lagi kalau bukan Kevin.
"Kok kamu di sini?" tanya Mila keheranan.
Bukannya menjawab, Kevin malah mengecup bahu Mila yang tak dilapisi apa pun. Gaun yang dipakai gadis itu hanya menutupi bagian dadanya saja. Punggungnya pun terbuka.
"Siapa sih yang pilih gaun ini," ujar Kevin. Kini pria itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Mila, seraya mengecup kecil leher putih itu.
"Jangan cium cium... Geli"
"Kamu nggak keberatan pakai tiga gaun hari ini?" tanya Kevin. Ia membalik tubuh Mila menghadapnya, lalu menangkup kedua pipi chubby gadis itu. Tak lupa ia mengelusnya lembut.
"Nggak kok. Meski pun aku capek, aku tetep seneng. Aku berasa jadi ratu hari ini," ucap Mila senang.
"Kamu memang ratu hari ini sayangku"
Kevin mengecup bibir gadisnya. Namun lama kelamaan kecupan itu berubah menjadi lumatan. Entah mengapa bibir Mila selalu bisa menjadi candu bagi Kevin.
Saat Mila perlahan membalas ciuman Kevin, pria itu tersenyum. Padahal mereka sering melakukannya tapi Mila masih terlihat kaku.
Kevin lalu menggigit bibir bawah Mila pelan, agar gadis itu membuka mulutnya. Dan saat Mila membuka mulutnya, Kevin segera melesatkan lidahnya ke dalam. Mengabsen tiap inci rongga mulut gadis yang kini resmi sebagai istrinya.
Tangan Mila kini berada di pinggang Kevin. Kevin sendiri meletakkan salah satu tangannya di tengkuk Mila untuk memperdalam ciuman mereka. Tanpa sadar miliknya menegang di bawah sana. Gairah yang sudah lama ia tahan bangkit lagi.
Tangan Kevin mulai turun ke dada istrinya yang agak berisi. Meremasnya pelan hingga sang empunya mendesah.
"Ah... Kevin"
Merasa sudah kelewatan Kevin memutuskan untuk melepaskan ciumannya, lalu berlari menuju kamar mandi.
"Anak itu kenapa?" tanya Fera yang baru saja masuk ke dalam kamar hotel itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/216815660-288-k233775.jpg)