Main Mama Papa

1.1K 134 15
                                    

Jangan lupa Vomentnya guys, biar author makin rajin up.







































Happy reading❤

***
"Bosannnnn," keluh Ve.

Sekarang anak itu tengah berada di rumah Lio. Tentu saja ia bolos lagi. Tapi kali ini Ve yakin Papanya tidak akan marah karena ia sudah bekerja sama dengan pak Darman dan Bi Yati. Jeremy dan Jesslyn pun tidak ada di rumah. Jeremy seperti biasa ke kantor, sementara Jesslyn sedang pergi ke mall untuk berbelanja.

"Lio! Ayo main, jangan belajar mulu," kesal Ve. Pasalnya sedari tadi Lio sibuk dengan buku dan alat tulisnya.

"Sekarang waktunya belajar." Lio menatap Ve.

"Tapi-"

"Kamu juga harus."

"Ve-"

"Kenapa bolos."

"Ih! Bisa nggak sih nggak motong ucapannya Ve. Dari tadi Ve mau ngomong nggak pernah jadi"

"Ya udah," ucap Lio cuek lalu kembali fokus pada pelajarannya.

"Ve bolos karena pengen ketemu Lio. Bisa aja kan kita nggak ketemu lagi"

"Kan udah janji"

"Janji?"

"Nggak ninggalin kamu."

"Oh iya! Ve lupa. Lio kan pernah janji nggak bakalan ninggalin Ve," ujar Ve. "Tapi kok Ve nggak yakin ya"

"Yakinin aja."

Lama Ve terdiam hingga tiba tiba terlintas sebuah ide di benaknya.

"Gimana kalau kita main Mama Papa," ujar Ve bersemangat.

"Mama Papa?" beo Lio.

"Iya! Ve jadi Mama, Lio jadi Papa"

"Emangnya bisa masak."

"Kita kan main Mama Papa, Lio. Bukan main masak masakan"

"Mama harus bisa," ucap Lio. Sepertinya bocah lelaki itu mulai tertarik dengan permainan Ve. Seharian menatap buku memang membuat suntuk.

"Harus bisa?"

"Masak."

"Oh, jadi kalau mau jadi Mama harus bisa masak"

"Hm."

"Ve bisa masak"

"Masak apa?"

"Air"

Lio gemas sendiri dengan gadis kecil yang sialnya menjadi sahabatnya ini.

"Yuk, Pa. Kita jalan jalan keluar," ucap Ve seraya menarik tangan Lio, lalu menggandengnya. Sepertinya gadis kecil itu sudah masuk ke dalam perannya. "Papa kok diam aja sih? Ayo bilang 'iya Mama,' gitu"

"Iya mama," ucap Lio ogah ogahan.

"Aaaaa, jadi sayang"

'cup'
Ve mengecup pipi Lio. Lio yang terkejut membulatkan matanya. Sepersekian detik kemudian, pipi bocah itu memerah.

***

Kini Kevin berada di rumah Mila. Untuk apa lagi kalau bukan memberitahukan pada Reni tentang rencana pernikahannya dengan gadis itu.

"Eh ada nak Kevin. Ayo masuk," ucap Reni ramah seperti biasa. "Kenapa nggak bilang sih, Mil. Kalo si ganteng ini mau dateng"

Mila yang berada di belakang Kevin mendadak cemberut. 'Apa apaan sih Tante Reni. Pak Kevin dipuji puji ganteng terus. Lah aku nggak pernah dibilangin cantik' batin Mila kesal.

Bunda Untuk VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang