Lagi?

1.8K 170 18
                                    

Kevin mengajak Mila makan siang di salah satu restoran. Tentu saja pria itu tidak mengajak Mila makan siang di kantin perusahaan, karena mereka akan menjadi pusat perhatian.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Kevin saat pelayan menghampiri mejanya dan Mila.

Kevin duduk di hadapan Mila. Sebenarnya Mila ingin duduk di sebelah Kevin, namun pria itu melarang. Ia mengatakan tidak akan leluasa bergerak. Sebenarnya itu hanya alasan Kevin saja. Ia hanya ingin menatap wajah Mila sambil menyantap makan siangnya.

"Samain aja kayak bapak," ucap Mila.

"Oke," ucap Kevin. Pria itu pun memesan dua porsi bakso.

Selama menunggu pesanan baik Kevin maupun Mila, sama sama terdiam. Tak ada yang membuka suara. Hingga beberapa menit kemudian, pesanan mereka datang.

Pelayan berniat menaruh bakso yang berada di nampan yang tengah dipegangnya ke atas meja, namun tiba tiba ada seorang wanita yang berlari dengan kencang hingga tak sengaja menubruk si pelayan. Bakso itu pun jatuh dan mengenai tangan Mila.

Spontan Kevin mendekati Mila, meraih kedua tangan Mila lalu meniup niupnya.

"Tangan kamu sakit? Atau tangan kamu kepanasan?" tanya Kevin penuh khawatir. Pria itu lalu kembali meniup niup tangan Mila.

Mila hanya terdiam. Entah mengapa semua ini membuatnya speechless. Gadis itu ingin berteriak saat kuah panas bakso mengenai tangannya, namun urung saat melihat Kevin meniup tangannya lalu bertanya dengan khawatir.

Pandangan Mila lalu jatuh pada sekelilingnya. Semua orang yang berada di restoran menatap ke arahnya dan Kevin.

Kevin yang tidak mendapat jawaban dari Mila, menatap gadis itu. Dilihatnya Mila tak nyaman akibat mereka berdua jadi pusat perhatian.

Tanpa pikir panjang Kevin mengambil dompetnya lalu meletakkan tujuh lembar uang pecahan seratus ribu di atas meja. Memang berlebihan, namun itu tidak akan membuat Kevin jatuh miskin.

Kevin lalu menggandeng tangan Mila keluar dari restoran. Setelah itu, Kevin menuntun Mila masuk ke dalam mobil.

"Tangan kamu masih sakit? Kita mau ke rumah sakit? Atau kamu mau makan dulu?" tanya Kevin bertubi tubi.

"Tangan saya nggak papa kok, pak. Kita makan aja, pasti bapak lapar"

"Aku tidak lap-"

'kruk...kruk'
Perut Kevin berbunyi.

"Tuh kan bapak lapar," ujar Mila yang sedang berusaha menahan tawa melihat wajah malu Kevin.

"Tadi pagi aku tidak sarapan"

"Ya udah kita makan aja dulu"

"Kamu mau makan di mana?" tanya Kevin.

"Di kantin kantor aja pak"

"Nanti kita jadi pusat perhatian. Aku kan tampan"

"Bapak pede banget. Lagian kita ke kantor sekitar dua puluh menit. Berarti jam makan siang udah habis," jelas Mila.

"Ya sudah sekarang kita ke kantor"

Kevin pun melajukan mobilnya menuju kantor. Seperti biasa, hanya ada keheningan yang menyapa mereka di dalam mobil.

Setelah sampai di kantor, Kevin dan Mila bergegas menuju kantin. Sesuai perkataan Mila tadi, kantin agak sepi karena jam makan siang sudah habis.

"Tangan kamu pasti masih sakit. Aku suap ya?" ucap Kevin.

"Nggak usah pak. Tangan saya udah nggak sakit kok"

"Mau aku suap atau aku cium," ancam Kevin.

"Ba-bapak ngomong ap-apa sih," ujar Mila gugup. Gadis itu sama sekali belum pernah berciuman, makanya ia merasa gugup jika membahas yang satu itu.

Bunda Untuk VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang