Haaaiii...
Udah siap baca part selanjutnya?
Selamat membaca part 12!
😉
**********************************************************
Perasaan ku benar-benar ga karuan saat ini. Bingung, marah dan kecewa campur jadi satu. Semua perasaan yang saat ini aku rasakan bener-bener bikin aku ga nyaman.
Sebenarnya apa sih yang sekarang lagi aku dan si Om jalani. Kenapa dia malah pasang foto kami di meja kerjanya?
Terus gimana perasaannya Mbak Lita saat dia lihat ini? Rasanya ga mungkin kalau Mbak Lita ga pernah datang ke kantor ini dan masuk keruangan ini.
Tapi kalau Mbak Lita udah tahu, kenapa dia masih kelihatan baik-baik aja kalau bertemu dengan ku? Bahkan sikapnya ga pernah berubah sejak pertama kali kita ketemu.
Aku benar-benar bingun, semua kejadian akhir-akhir ini makin bikin aku bingung. Aku yang baru ditinggal Opa dan sekarang aku harus menghadapi kenyataan yang diluar ekspektasi ku.
Aku benci sama perasaan kaya gini dan yang paling aku benci adalah ada setitik rasa bahagia saat aku lihat foto ku ada di dalam bingkai foto itu.
Ga Aliya, ini ga benar. Kamu bakalan bikin banyak orang kecewa.
Aku buru-buru jalan ke arah kursi dan ga sengaja nabrak meja kecil di deket sofa. Semua barang yang ada diatas meja itu jatuh dan tergeketak dilantai.
Aku langsung ambil barang-barang itu dan nyimpen asal diatas meja. Setelah semunya kembali diatas meja, aku buru-buru ngambil tas ku.
Aku harus secepatnya keluar dari sini. Harus secepatnya menghentikan semuanya sebelum terlalu jauh! Yaa harus.
Saat aku udah dekat ke arah pintu, tiba-tiba pintu itu kebuka dan dia udah ada di depan ruangannya.
"Aku mau pulang" kata ku.
"Ada apa Ya?" Tanya dia bingung
"Pulang" kata ku sambil sedikit menekan ucapan ku.
"Okay tunggu sebentar, ada beberapa hal yang harus Mas periksa dulu. Sebentar ya..." katanya berusaha bicara setenang mungkin.
"Enggak, aku mau pulang sekarang" kata ku dengan tegas.
Dia masih diam dan keliatan bingung di depan ku. Matanya langsung ngeliat kearah meja kecil yang ga sengaja ku tabrak tadi.
"Ya, ada apa?" Tanya si Om lagi.
"Pulang! Aku mau pulang!" Kata ku sedikit meninggikan suara ku.
"Bisa jelasin dulu sebenenya ada apa Ya?" Dia masih berusaha minta penjelasan dari ku.
"Mana kunci mobilnya?" Kata ku yang udah ga mau berada di sini, di dekat dia.
"Okay kita pulang sekarang" kata si Om sambil narik pergelangan tangan ku.
Buru-buru aku lepas genggaman tangannya dan jalan lebih dulu dari dia ke arah parkiran mobil.
Selama perjalan pulang ke rumah, perasaan ku bener-bener ga tenang. Sebenernya banyak banget hal yang mau aku tanyakan, tapi ga satu pun keluar dari mulut ku. Kepalaku juga rasanya sakit banget. Ya tuhan...
Kami udah sampai di rumah Oma. Aku langsung buru-buru turun dan berusaha secepat mungkin untuk masuk ke dalam rumah.
Tapi waktu aku udah cukup dekat dengan pintu masuk, dia tiba-tiba narik lengan ku dan maksa aku untuk berbalik kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM... SAYANG!
Romance"Om kayanya aku turun di halte depan aja" (Naura Aliya Rasyid, 20 tahun). "Kenapa sih Ya manggil aku Om? Gini-gini juga aku masih pantes dipanggil... sayang" (Arian Dharmawan Wicaksono, 30 tahun)