Aliya Pov
Usia kandungan ku sudah mencapai 20 week saat ini. Selama kehamilan ku ini emosi ku benar-benar menjadi ga stabil. Aku sering tiba-tiba kesal atau bahkan menangis tanpa sebab yang jelas.
Aku juga jadi ga suka wangi parfum si Om, padahal dari dulu aku paling seneng ngendus-ngendus wangi parfumnya dia.
Atau tiba-tiba aku yang ga suka banget makan daging kambing, sekarang si kambing ini malah jadi makanan favorit ku. Pokonya selama hampi 4 bulan ini, banyak perubahan besar yang terjadi dengan diri ku.
Untungnya si Om sabar banget ngadepin semua tingkah ku yang ajaibnya bukan main. Kaya hari ini, tiba-tiba aku mau pergi liburan bareng 2 sahabat ku, Niko dan Jaja. Tapi aku ga mau si Om ikut bareng kita.
Akhirnya Niko mutusin untuk ngajak aku dan Jaja liburan di villa keluarganya di daerah ciwidey. Kita akan nginap satu malam disini. Si om beberapa kali nawarin diri untuk ikut, tapi aku tolak mentah-mentah karna aku cuman mau pergi bertiga dengan Niko dan Jaja.
Saat ini, aku, Jaja dan Niko sedang berada di dapur villa dan sedang bersiap-siap untuk makan malam.
"Al..Ya jangan makan ayam bakar deh. Takutnya masih mentah. Kata Mas Rian katanya lo ga boleh makan makanan yang mentah gitu" kata Jaja yang mulai sibuk masak di dapur.
"Gue maunya ayam bakar Jajaaa" kata ku sambil mendekat ke arahnya.
"Eh atau kita makan bakso aja yuk? Ko daerah sini ada bakso yang enak ga?" Tanya ku pada Niko yang sejak tadi duduk di meja makan sambil mainin Hpnya.
"Menurut lo, tukang bakso mana yang mau jualan jam sgini dan sampe ke pelosok kaya begini Yaya?" Kata Niko sambil menatap ku malas.
"Ih kan di perkampungan juga suka ada tukang bakso Niko" kata ku.
"Jadi ini gue masak apa jangan woy" teriak Jaja yang sejak tadi hanya memperhatikan aku dan Niko.
"Yaudah kita masak aja Ja. Si Niko ga mau beliin bakso buat kita" kata ku sambil melirik malas ke arah Niko.
"Makanya ajak Mas Rian kesini. Biar ada yang mau ngurusib ke BM'an lo" kata Niko.
"Ih jangan, gue lagi sebel sama dia" jawab ku yang sudah mulai mengupas bawang putih.
"Eh seriusan gue bingung sama ibu hamil satu ini. Bisa-bisanya dia sebel ama suaminya sendiri. Padahal suaminya sabar gila ngadepin ni calon emak satu" kata Jaja yang berdiri di sebelah ku.
"Gue punya bini macem si Yaya, udah gue tinggalin jauh-jauh hari" kata Niko sambil tertawa mengejek.
"Untungnya suami gue ga kaya lo. Lagian gue juga ga mau ngebayangin punya laki macem lo gini" kata ku sambil menjulurkan lidah ku ke arah Niko.
Jaja tertawa mendengar ucapan ku.
"Makanya cepet kawin gih, biar tau rasanya jadi ibu hamil gimana" kata ku sambil tertawa.
Oh ya Jaja sama Niko ini ga pernah sekalipun ngenalin orang yang lagi deket sama mereka. Sejak kita bersahabat, mereka pasti lebih sering pergi berdua kalau datang ke acara apapun.
Walaupun mereka kadang-kadang kaya tom and jerry, tapi mereka ini bisa saling memahami satu sama lain. Jaja bisa dengan mudah ngerti ucapan Niko tanpa Niko ngomong secara jelas apa maksudnya dia, dan Niko pun sebaliknya. Kaya sekarang ini.
"Ko" panggil Jaja.
Niko yang lagi asik main games di Hpnya langsung menatap ke arah Jaja.
"Tolong dong" kata Jaja.
Niko berdiri dari duduknya dan mendekat kearah Jaja. Dia langsung membenarkan ikatan rambut Jaja yang mulai turun dan sebagian rambutnya jadi ga terikat dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM... SAYANG!
Romance"Om kayanya aku turun di halte depan aja" (Naura Aliya Rasyid, 20 tahun). "Kenapa sih Ya manggil aku Om? Gini-gini juga aku masih pantes dipanggil... sayang" (Arian Dharmawan Wicaksono, 30 tahun)