PART 22

17.6K 1.1K 18
                                    

Ada yang mau nemenin sahur nih,

Selamat membaca!

😄

**********************************************************

"Apakabar Yaya?" Kata seseorang dibelakang ku.

Aku hafal banget dengan suara ini. Suara orang yang sudah hampir 6 bulan ga bisa aku denger secara langsung. Rasanya kaya mimpi bisa denger suara itu di belakang ku, tapi suaranya nyata banget di kuping ku ini.

"Mas nyapa kamu loh Ya, kok ga dijawab?" Kata suara itu lagi.

Ini nyata, dia bener-bener ada disini. Dia benar-benar sudah berada di dekat ku. Aku senang banget dengar suara dia lagi.

Setelah berusaha menahan diri untuk ga tersenyum, aku langsung membalikan badan dan taraaa, si Om benar-benar udah berdiri ganteng dibelakang ku.

Hari ini dia pakai kaos berwarna putih dan celana selutut berwarna abu tua. Wajahnya kelihatan seger banget terus rambutnya keliatan lebih pendek dan lebih rapih, kayanya dia baru potong rambut!

Rasanya seneng bukan main saat liat dia udah di dekat ku lagi. Pengen cepet-cepet lari dan meluk si om sekenceng aku bisa. Tapi aku masih berusaha menahan diri agar gak langsung lari ke arahnya.

"Kabar ku saat ini baik banget Om" kata ku sambil masih tetep nahan senyum ke arah si om.

"Mas Rian, minumnya di meja ya." Teriak seseorang untuk memanggil si Om.

"Eh Al! Baru pulang ya? Selamat yaa udah lulus sidangnya" Aku dan si om langsung liat ke arah teras rumahnya dan liat Mbak Lita yang baru aja nyimpen minuman buat si om di meja.

"Hallo Mbak, iya nih baru pulang. Makasih yaaa Mbak" jawab ku sambil senyum ke arah Mbak Lita.

"Chat aja yaa mau kado apa dari aku dan Mas Bastian" kata Mbak Lita.

"Okay Mbak" kata ku sambil mengangkat salah satu jempol ku.

"Makasih yaa Dek" kata si Om sambil melihat ke arah Mbak lita.

"Sama-sama Mas" jawab Mbak Lita.

"Aku masuk dulu yaa Al Mas" kata mbak lita sambil melambaikan tangan ke arah kami.

Aku langsung tertawa, inget momen pertama kali aku ketemu si Om setelah 5 tahun ga ketemu dia. Kejadiannya persis kaya gini. Bedanya dulu ga ada percakapan antara aku dan Mbak Lita. Karna aku kira mbak Lita ini istrinya si om.

"Lama ga ketemu. Yang tadi manggil bukan istri Mas loh Ya" kata si om sambil berusaha menahan tawanya.

Aku menatap orang di depan ku ini sambil ikut tersenyum. Ga lama kita berdua langsung ketawa karna kalimat yang dia ucapin tadi. Aku buru-buru mendekat dan langsung meluk dia sekenceng yang aku bisa. Astaga aku kangen banget sama wanginya si om!

"Ko ga ngabarin mau pulang ke sini?" Tanya ku yang masih tetep anteng dipelukan si Om.

"Kan surprise" jawab dia sambil ketawa dan mencium bahu ku.

OM... SAYANG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang