Sore ini aku dan Nauval sedang menjemput ayah ke bandara. Selama perjalanan ke bandara, adek ku ini asik sendiri dengan hpnya. Setiap diajak ngobrol, dia hanya menjawab haa hem haa hem. Ngeselin kan!
Kami sudah memasuki kawasan bandara dan Ayah sudah menunggu di depan salah satu coffe shop yang ada disini.
"Assalammualaikum" kata ayah begitu masuk ke dalam mobil.
"Waalaikumsalam ayah" jawab ku dan Nauval bersamaan.
"Kirain bakal di anter Arian ke bandaranya" kata ayah ku yang baru duduk di dalam mobil.
"Om lagi ada kerjaan Yah. Jadi ga bisa jemput" jawab ku sambil nyetir.
"Bukan karna lagi marahan kaya waktu itu kan Al?" Tanya ayah lagi.
"Enggak yah" jawab ku sambil tersenyum.
"Jangan diulang yaa Al, Arian dan keluarganya baik banget sama keluarga kita. Rasanya ga pantes loh kalau kita bales dengan hal kaya gitu" lanjut ayah.
"Iyaa Ayah" jawab ku.
Duh apa aku cerita sekarang aja tentang hubungan ku dan si Om ya? Tapi ko aku takut yaa...
"Ibu udah bilang besok pas ulang tahun kamu kita makan malem bareng diluar?" Tanya ayah.
"Ooh iya udah kok yah." Jawab ku.
"Udah undang Mama Ina sama keluarganya?" Tanya ayah lagi.
"Udah Yah. Cuman katanya Mama Ina sama Papa Handoko lagi di Bali. Kalau Om katanya sih lagi ada kerjaan diluar kota. Ga tau Mas Bas sama Mbak Lita gimana." jawab ku.
"Oh yaudah nanti biar ayah coba telpon Pa Handoko" jawab ayah sambil mengeluarkan Hpnya.
**********************************************************
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membangunkan tidur ku. Aku melihat ke arah jam dinding yang terpasang dikamar dan ternyata sekarang sudah memasuki jam 5 pagi.
"Bentar" kata ku pada seseorang di luar kamar.
Aku buru-buru duduk dan berusaha untuk mengumpulkan kesadaran ku. Setelah menunggu beberapa menit, aku berdiri dan berjalan ke arah pintu kamar.
Saat aku membuka pintu kamar, aku melihat si Om yang sedang membawa kue bertuliskan "HBD Yaya" dengan lilin yang menyala diatasnya. Aku tersenyum dan menariknya untuk masuk ke dalam kamar ku.
"Selama ulang tahun Yaya" kata si Om sambil tersenyum.
"Ko pagi banget kesininya?" Tanya ku sambil melihat ke arah jam.
"Sekalian mau berangkat keluar kota kan. Ini juga lagi nunggu di jemput supir kantor" jawabnya.
"Terus tadi siapa yang bukain pintu?" Tanya ku lagi.
"Semalem udah janjian sama Bi Sum. Jadi tadi Bi Sum udah nungguin di depan. Tiup lilinnya Ya" kata si Om sambil mengarahkan kuenya mendekat ke arah ku.
Aku buru-buru meniup lilin yang sudah hampir setengahnya terbakar.
"Makasih yaa" kata ku sambil mendekat untuk memeluknya.
"Wangi baanget sih. Akunya malah belum mandi gini" kata ku.
Si om malah ketawa dan mencium kepala ku.
"Di bawah yuk Ya. Ga enak kalau yang lain bangun terus liat kita lagi pelukan di dalem kamar gini" kata si Om.
Aku tertawa dan menggandeng tangannya untuk keluar kamar. Kami berjalan ke arah ruang makan dan si Om langsung menyimpan kuenya di meja makan begitu kami sudah sampai disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM... SAYANG!
Romance"Om kayanya aku turun di halte depan aja" (Naura Aliya Rasyid, 20 tahun). "Kenapa sih Ya manggil aku Om? Gini-gini juga aku masih pantes dipanggil... sayang" (Arian Dharmawan Wicaksono, 30 tahun)