PART 24

16.9K 1.2K 36
                                    

Mari kita lanjutkan acara ngambek-ngambekannya Yaya dan si Om

Selamat membaca

😄

**********************************************************

Saat ini aku dan si Om berada di dalam mobilnya yang sedang menuju ke arah rumah kami. Selama perjalanan tadi aku sama sekali ga berminat untuk mengajakin ngobrol orang yang lagi nyetir di sebelah ku ini.

Aku mencium sisa parfum yang ga familiar di hidung ku sejak aku memasuki mobil ini. Jujur aku benci banget saat tau ada perempuan lain, selain aku, mama Ina dan Mbak Lita yang menduduki kursi ini.

Mati-matian aku menahan diri untuk ga marah dan menangis di depan si Om lagi. Aku ga mau bikin si Om makin muak sama sikap kekanakan ku ini.

Sesampai di rumah, aku buru-buru turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Si Om ternyata juga mengikuti ku masuk ke dalam rumah.

"Udah pulang Al?" Tanya Omah yang lagi duduk di ruang Tv.

Aku berjalan mendekat kearah Oma. Aku langsung memeluk dan mengecup tangan Omah yang sedang duduk disamping ku.

"Aliya langsung ke atas yaa Oma" kata ku sambil berdiri dan berjalan ke arah kamar ku.

Aku mendengar si Om berbicara dengan Oma

"Oma, Arian izin ke atas ya" kata si Om dan ga lama dia udah jalan di belakang ku lagi.

"Mau minum apa Arian? Biar nanti sekalian dianter Bi Sum ke atas" tanya Oma.

"Ga usah Oma, biar nanti Arian yang ambil sendiri aja" jawab si om.

Dih ngambil sendiri? Berasa rumah sendiri aja!

Aku udah berada di dalam kamar ku dan sedang duduk diatas tempat tidur sambil menundukkan kepala. Si Om juga udah berada disini, diruangan yang sama dengan ku. Tapi dia lebih memilih untuk duduk di sofa yang berada tepat di depan kasur ku.

Kami sudah berada disini sudah cukup lama, tapi ga ada satu pun dari kami yang berusaha untuk membuka obrolan terlebih dahulu. Kami berdua masih sibuk dengan pikiran kami dan berusaha menenangkan diri kami masing-masing.

Semuanya terasa berputar dikepala ku. Benar kata Ayah, jarak usia kami yang terlalu jauh ini bisa jadi alasan untuk ga saling mempertahankan satu sama lain lagi. Dan hal itu yang sedang aku rasakan saat ini.

Selama ini si Om memang ga pernah menuntut apapun dari ku, bahkan dia selalu berusaha mendukung setiap hal yang akan aku jalani. Yang terakhir adalah dia yang mendukung ku untuk melanjutkan kuliah agar aku bisa semakin mudah untuk mencapai cita-cita ku.

Aku bahkan baru menyadari satu hal, kalau aku ga pernah melihat dan berpikir dari sudut pandang si Om. Dia selalu merelakan waktunya untuk setia menungguku dan impian-impian ku. Dia bahkan ga peduli dengan usianya yang semakin hari semakin bertambah.

Saat orang lain diusianya sudah memiliki keluarga kecil dan hidup bahagia dengan keluarganya, si Om ini malah masih asik menunggu dan berusaha membantu ku untuk mendapatkan apa yang aku mau. Sedangkan aku ga pernah berusaha membantunya untuk mendapatkan apa yang orang lain sudah dapatkan di usianya ini.

OM... SAYANG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang