Sebelas

4K 540 72
                                    

"Jessie, jadi kamu bener-bener mau ikut ke Amerika?"

Bocah perempuan itu langsung tersenyum manis, dengan mantap ia pun mengangguk, "Iya, Amerika itu impianku, Om!"

Doni menghela napasnya pelan. Seandainya saja gadis itu tahu apa yang dihadapinya di Amerika nanti.

"Kamu ... um ... aku baru dapet duit, aku bakal ngasih kamu apa aja hari ini. Itung-itung buat kenang-kenangan dariku. Aku nggak pernah ngebeliin kamu apa-apa, 'kan?"

Mata gadis itu berbinar naif, membuat rasa bersalah Om Doni semakin meluber ke permukaan. Apa ia bisa melihat senyuman polos dari anak centil itu ke depannya?

Jangankan senyuman, dapat bertemu di masa depan juga belum tentu bisa.

"Apa aja, 'kan?" ulang Jessica memastikan dengan senyum yang kian melebar.

Laki-laki dewasa itu mengangguk sembari tersenyum tipis. "Iya. Pasti bakal aku beliin."

-

"Kamu ngapain pergi ke sini?" tanya Doni saat bocah dua belas tahun itu menggandeng tangannya ke galeri ponsel.

"Aku enggak minta banyak-banyak," kata Jessica. "Tapi aku mau hp buat ngehubungin ayah atau Gama pas di Amerika nanti."

Doni membuang napasnya pasrah. Iya, anak ini enggak minta banyak barang. Mintanya hanya satu, tapi pilih yang mahal. Pintar juga.

"Aku mau dua."

"APA?" pekik Doni sembari memelototkan matanya kaget, anak ini bicara beli gawai berasa sedang memesan es krim. Sangat enteng.

Jessica hanya menaikkan kedua bahunya sambil tersenyum polos. "Gama atau ayah kan nggak punya hp. Jadi, aku mau beli buat Gama juga. Kita pasti bakal sering kangen-kangenan nanti."

Pada akhirnya paman dari Andreas bersaudara itu hanya mengangguk lemah. Ini mungkin terakhir kalinya dia bisa menyenangkan hati anak perempuan itu.

"Ya, udah. Kita beli dua."

"Yeay!" pekiknya girang. Apalagi saat petugas counter itu memberikan plastik berisikan dua box berisikan ponselnya dan ponsel Gama. "Makasih, Om!"

"Abis ini kita mau ke mana?" tanya Doni sekeluarnya mereka dari tempat yang lumayan menguras isi dompetnya itu.

"Nggak usah," tukas Jessica. "Kita langsung pulang aja. Aku mau ngabisin waktu sama Gama dan ayah. Kan besok aku berangkat."

"Ini." Pria dewasa itu lantas memberikan uang yang cukup banyak pada Jessica, membuat dahi gadis cantik itu mengerut keheranan.

"Uang? Buat apa?"

"Pergilah jalan-jalan sama ayahmu sama Gama. Puas-puasin main sama mereka selagi kamu ... masih ada." Di akhir kalimat, Doni melirihkan suaranya sedih. Entah kenapa kalimat itu sangat menohok untuk dirinya sendiri.

"Oke!" respons si bungsu Andreas itu. "Makasih banyak, Om! Aku sayang sama Om Doni!"

-

"Gama, Ayah!" panggil Jessica dengan kekanakannya—sebenarnya jika gadis ini sedang terlalu senang, sifat asli berumur dua belas tahunnya yang wajar itu pasti keluar—memasuki rumah sembari berteriak menyapa keluarganya.

THE FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang