Part 17

2.3K 257 17
                                    

Jensoo💙

Happy Reading😊

***

Tak lama Jisoo pun berniat kembali ke kamarnya namun ia kaget ketika melihat sosok wanuta berdiri di depan ruangannya. Pandangan keduanya bertemu.

Jisoo tak bisa mengendalikan detak jantungnya yg terus berdetak semakin cepat. Begitu pun dengan Jennie hatinya serasa disengat listrik bertegangan rendah, yg membuat ia dapat merasakan kehangatan yg lama tak ia rasakan.

“Kau …?” kaget dan bingung Jisoo melihat sosok yg berdiri didepan pintu kamar yg ia tempati.

“A..aku hanya ingin memastikan kau langsung tidur.” Ujar Jennie.

Sementara Jisoo sedang mencerna baik-baik setiap perkataan yg keluar dari mulut wanita yg tak jauh dihadapannya.

“Aku takut kau insomnia se..seperti… seperti dulu…” lanjut Jennie sembari menatap manik mata Jisoo hangat tak lama Jennie mengangkat satu sudut bibirnya tersenyum, senyuman getir yg mewakili berbagai perasaannya sekarang dan kemudian ia tertunduk.

'Tunggu ia khawatir aku tidak bisa tidur ? begitu ? benak Jisoo.

Jisoo teringat suatu kejadian beberapa tahun yg lalu, ketika ia masih bersama wanita itu. Memang Jisoo pernah mengalami insomnia dan wanita itu –Jennie- setia menemaninya ketika itu hingga Jisoo benar-benar terlelap.

“Masuklah…” titahnya masih dengan menunjukan senyuman itu walau pun hanya sesaat.

Jisoo pun melanjutkan langkahnya menuju ruangannya, namun ketika Jisoo akan membuka knop pintu langkahnya terhenti sejenak dan melirik sosok disebelahnya yg masih berdiri menunggunya masuk ke ruangannya.

“Kau juga … istirahatlah…” ujar Jisoo, namun nada bicaranya sekarang sedikit labih hangat dari pada sebelumnya.

“Emh…” Jennie menganggukan kepalanya tanpa melirik Jisoo, kepalanya sedikit tertunduk namun dapat Jisoo lihat walau sesaat Jennie kembali tersenyum.

Senyuman yg selalu membuat Jisoo terjatuh dan terjatuh lagi pada Jennie. Jennie pun melanjutkan langkahnya setelah pintu ruangan Jisoo tertutup.

“Selamat malam sayang …” gumam Jennie dalam hati.

Andai saja ia masih bisa memberikan ucapan itu untuk Jisoo. Sunggu ia ingin memanggilnya seperti itu, sama seperti dulu. Sesampainya di kamar, Jennie masih terjaga.

Ia tak bisa menutup matanya untuk beristirahat. Bahkan rasa sakit di pelipisnya tak terasa. Begitu besarkah dampak kehadiran seorang Jisoo untuk Jennie ?

Padahal luka dipelipisnya cukup dalam, rasa pusing dan sakit disekujur tubuhnya pun hilang seketika. Ada getaran aneh yg ia rasa dalam hatinya, jantungnya seperti di pacu untuk lebih cepat memompa darah, bertalu tiada henti.

Debarannya semakin menjadi kala ia mengingat kejadian beberapa menit yg lalu. Berhadapan dan bertatapan dengan yeoja yg tak pernah bisa hilang dalam hati dan pikirannya, itu merupakan hal luar biasa untuknya.

Menatap mata indahnya, hidungnya, pipinya, dan bibirnya dari jarak yg sangat minim membuat ia semakin gila oleh sosok yeoja cantik itu.

Senyuman indah masih setia terukir di wajah wanita itu, ia mencoba menyentuh dadanya dan mencoba menenangkan jantungnya. Namun nihil, ia semakin merasa getaran itu.

Dibalik pintu kamarnya, Jisoo masih berdiri menyandarkan punggungnya pada pintu menyentuh dadanya yg terasa sulit untuk bernapas.

“Selamat malam Jendeuk…” ujar Jisoo dalam hati lalu tersenyum manis.

Regret It [To be With You] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang