To be With You (Sequel Regret It) 3

1.7K 192 1
                                    


Jensoo💙

Happy Reading

Terapi Jisoo terus berlanjut, setelah beberapa hari menjalani terapi tersebut hasil akhir untuk sementara waktu dari sekian persentase, keadaan Jisoo mulai menunjukan perkembangan.

Persentase nya naik 20%. Setidaknya ini membuat Jennie senang terlebih Jisoo ternyata usaha dan perjuangannya membuahkan hasil.

“Selamat, keadaan mu semakin membaik … “ ujar Jennie sembari mendorong kursi roda Jisoo.

Jennie sedikit berlebihan mungkin karena ia menyuruh Jisoo untuk duduk di kursi roda padahal kondisi kakinya tak bermasalah, ia masih mampu untuk berjalan namun itu tak dibiarkan oleh yeoja tanned itu.

“Emh, gomawo …” jawab Jisoo melirik Jennie dibelakangnya yg kini mendorong kursi rodanya.

Jisoo tak menampik bahwa ia senang sekarang, tapi masih ada satu sudut hatinya yg merasa lelah dengan segala pengobatan dan terapinya saat ini.

Perasaan ini muncul bukan untuk pertama kalinya namun entah untuk kesekian ratus kalinya, perasaan ini muncul sejak 3 tahun yg lalu, tepat saat ia menjalani terapi untuk pertama kalinya.

Tak ada yg tahu jika Jisoo selama ini sering merasa putus asa, bahkan Jiyong sekali pun. Karena dihadapan mereka Jisoo hanya nampak murung lalu kembali ceria. Tak menampakan rasa putus asanya.

Tanpa Jennie tahu kini Jisoo memejamkan matanya erat, berusaha untuk mengusir rasa itu. Namun sepertinya rasa itu terlalu kuat menyerang pertahanan diri Jisoo.

Setelah beberapa saat akhirnya ia membuka kembali matanya dan tersadar bahwa ia telah berada didalam ruangannya lagi.

Kini Jisoo telah duduk di tempat tidurnya dengan Jennie yg duduk disampingnya dengan setia. Saat ini belum ada suara yg keluar dari keduanya. Hanya saling memandang dan tersenyum.

Jennie mengelus dan merapikan rambut panjang Jisoo. Namun gerakannya terhenti ketika Jisoo menahan tangannya.

Kegiatan mereka sempat terhenti ketika suster datang dan memberikan obat untuk Jisoo. Mengingatkan bahwa ini saatnya ia mengkonsumsi belasan obat yg harus ia minum ketika ia terapi. Jisoo hanya memandang kosong pada belasan obat itu.

“Kenapa ?” tanya Jennie setelah suster tadi pergi.

Bukan menjawab Jisoo malah memeluk Jennie, mengalungkan kedua tangannya di leher Jennie.

Jennie sempat dibuat kaget, karena ini pertama kalinya Jisoo memeluknya terlebih dahulu. Tanpa basa-basi Jennie membalas pelukan Jisoo tak kalah erat tentunya.

“Ada apa ?” tanya Jennie lagi.

“Jen …” panggil Jisoo lirih, masih dalam posisi memeluknya.

“Emh…” jawab Jennie lalu mengusap punggung Jisoo lembut.

“Aku lelah …” ujar Jisoo tiba-tiba.Membuat Jennie membuka matanya lebar-lebar.

“Aku lelah …” ujar Jisoo lagi kali ini suaranya terdengar berat. Ya, Jisoo menahan tangisnya agar tak keluar.

“Apa boleh aku menyerah sekarang ??”

Kini air matanya turun tak kuasa ia bendung lagi. Jennie ingin melepaskan pelukan Jisoo dan berniat untuk menatapnya langsung namun dihentikannya.

“Jangan lepas… aku mohon… hiks” isakan Jisoo semakin terdengar setelah meminta Jennie untuk tak melepaskan pelukannya.

“Ku mohon bertahanlah … ini demi kebaikan mu…” ucap Jennie memberi semangat lalu mencium pundak Jisoo.

“Aku yakin kau kuat … pasti bisa !percayalah …” lanjutnya.

Regret It [To be With You] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang