Part 7

2.7K 289 2
                                    

Jensoo💙

Happy Reading😊

***

“K…Kim …Jennie…hikss hikss aku mencintaimu …” ujar Jisoo penuh dengan isakan.

Sepasang mata memperhatikan Jisoo dari luar pintu kamar rawatnya. Ia tak bisa mendengar apa yg Jisoo katakan ia hanya bisa melihat Jisoo menangis sembari memegang bunga yg ia bawa tadi, hanya bisa melihat betapa rapuhnya yeoja itu sekarang, di balik pintu kondisinya tak jauh berbeda dengan Jisoo.

Ia pun menangis. Lagi-lagi air matanya tak bisa ia hentikan ketika melihat yeojanya menangis, begitu terluka kah Jennie sekarang ?.

Jennie belum benar-benar pergi dari rumah sakit. Ia masih menunggu Jiyoung yg belum kembali, dan mengingat Jisoo sendiri. Tak tahan melihat yeojanya terus seperti itu, ia kembali masuk ke ruang rawat Jisoo.

Dengan langkah yg cepat, ia menuju ranjang dimana yeojanya kini sedang menangis, menangis karena dirinya. Jisoo yg kaget melihat itu hanya terdiam ditempat.

Tepat dihadapan Jisoo, ia tak bisa menunggu lama. Ia peluk yeoja itu -Jisoo-, ia benamkan kepala yeoja itu di dadanya, mencoba meringankan hatinya, walau ia tidak begitu percaya bahwa itu akan membantu.

Tapi setidaknya untuk saat ini itulah yg bisa Jennie lakukan untuk yeoja yg teramat ia cintai itu, Jisoo. Ya untuk Jisoo.

“jangan menangis … aku mohon …” ucap Jennie, yg semakin mengeratkan pelukannya.

“Jen …hiks … hikss” ucap Jisoo dalam tangis.

Jennie yg mendengar itu merasa sakit, ia harus mendengar yeojanya memanggil namanya dengan nada seperti itu, mendengar namanya dipanggil dalam tangisan. Sungguh ini menjadi luka dihati Jennie.

Dan ini pertama kali Jisoo memanggilnya, karena sedari tadi ia tak berbicara banyak padanya. Kedua insan ini sedang dalam perasaannya masing-masing. Dengan perasaan yg sama, sakit.

Apakah dengan menangis bisa mengurangi rasa sakit mereka ? apakah dengan saling memeluk bisa mengurangi beban mereka ? tak ada yg tahu, bahkan mereka pun belum bisa menjawab pertanyaan itu. Yg pasti Tuhan mempunyai rencana untuk mereka. Dan dipastikan tidak ada yg tahu akan rencana-Nya.

Jisoo masih menangis, Jennie membiarkan Jisoo. Ia ingin Jisoo merasa tenang, setidaknya dengan meluapkan bebannya seperti itu, bisa mengurangi sedikit beban yg ditanggung Jisoo.

Bahkan kemeja putih seragam Jennie sudah basah sempurna karena air mata Jisoo. Tapi ia tetap bersyukur, bersyukur karena Jisoo membiarkannya tetap memeluknya. Membiarkan ia disampingnya walau hanya sementara.

Tangis Jisoo mulai melemah dan semakin melemah, hingga Jennie tak bisa mendengar suara tangis atau pun isakan Jisoo lagi. Jisoo tertidur dalam pelukan Jennie.

Jennie teresenyum bahagia, karena ia masih bisa memeluk Jisoo dan menjadi sandaran Jisoo untuk saat ini, dan menemaninya. Namun senyum indahnya berubah menjadi senyum luka dan diiringi dengan isakan kecil, dan lagi air matanya jatuh.

Semakin ia eratkan pelukan pada Jisoo, memberikan Jisoo kehangatan dan kenyamanan. Entah Jennie sadari atau tidak bibir Jisoo bergetar, ia menahan tangisnya.

Hingga akhirnya Jennie membaringankan Jisoo kembali. Ia duduk di samping Jisoo menggenggam tangan Jisoo erat. Jennie menjaga Jisoo kembali. Sampai ia pun tertidur disamping Jisoo.

Keduanya tertidur dengan keadaan tangan Jennie masih menggenggam tangan Jisoo erat. Akhirnya, Jiyoung yg melihat itu mencoba membangunkan Jennie karena sudah cukup lama ia tertidur seperti itu dan sekarang ini sudah cukup larut ia harus segera pulang dan istirahat. Jennie pun meninggalkan Jisoo kini yg tertidur pulas dan pulang walau hatinya tak mau.

Regret It [To be With You] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang