Part 8

2.5K 276 4
                                    

Jensoo💙

Today special for Seulrene and Wenjoy

Happy Reading😊

Dengan gerakan cepat Seulgi membawa Irene. Mereka butuh bicara berdua. Begitu pula yang dilakukan Wendy pada Joy.

***

Sudah beberapa saat dari kejadian tadi kedua orang ini belum ada yang berniat untuk mengakhiri kesunyian yang mereka ciptakan. Wanita itu resah sementara wanita lainnya hanya duduk tenang. Dengan muka dinginnya. Sampai akhirnya

“Bisa kau jelaskan apa maksud semua ini ?” tanya wanita yang tak lain adalah Seulgi. Dengan tatapan yang ia arahkan pada yeoja yang ada disampingnya kini.

“Heh … apa yang ingin kau dengar ?” tanya balik sang yeoja dingin dengan nada meremehkan.

“Huft …” Seulgi membuang nafas panjang menahan rasa panas yg mulai naik ke ubun-ubunnya kini.

“Alasan… alasan mu.” Lanjutnya.

“Apa aku harus ? Kenapa aku harus memberitahu mu ?” jawabnya dengan nada yang sama.

“Karena aku kekasih mu …” tungkas Seulgi dengan sedikit menaikan nada bicaranya.

“Ke-ka-sih-ku ?” eja Irene dengan menatap Seulgi tajam.

“Hahahaha …” tawanya meremehkan dengan wajah tenang.

“KAU MASIH BISA BILANG KAU KEKASIH KU SETELAH APA YANG KAU LAKUKAN DAN KAU PERBUAT DIBELAKANG KU ? B******N …. KAU PIKIR AKU INI APA EOH ? YA NONA KANG SEULGI AKU BUKAN MAINAN MU …” ucapnya dengan nada tinggi menatap Seulgi penuh amarah, benci, sakit, kecewa dan semua perasaan yang tak bisa ia paparkan.

Seulgi kini tertunduk lemah, ia mengaku salah. Tapi sungguh ia tak mau kehilangan Irene. Otaknya kosong, tak mampu berpikir lagi.

“Yang harus kau tahu Seulgi-shi, aku ini manusia yang punya hati. Aku … hiks ..” ucap Irene tertahan karena air matanya mulai turun.

Irene bukan tipe yeoja lemah yang bisa dengan mudah tersentuh dan mengeluarkan air mata. Ia hanya akan mengeluarkan air mata ketika orang yang ia cintai dan sayangi terluka, dan ketika hatinya benar-benar terluka.

Seulgi yang namanya dipanggil dengan akhiran –shi bukan Seulgi atau sayang seperti biasa, merasa terhenyak, raganya serasa dihempas dari langit dan mendarat sempurna dibumi tanpa alas.

“Aku bukan boneka mu. Yang bisa kau mainkan. Aku bukan boneka yang bisa kau ajak bermain ketika kau kesepian dan kau tinggalkan ketika kau punya mainan baru.” Ucap Irene ketika menahan perih, pilu dan beban yang bebas menggantung didadanya. Luapan emosi penuh luka, rasa tersayat, disayat oleh orang yang ia cintai.

“Harusnya kau bahagia karena aku membebaskan mu. Ak-” belum usai Irene bicara Seulgi mulai menyela, ia sudah tak bisa menahannya lagi, cukup ia mendengar jeritan yeojanya.

“Maaf … sungguh maafkan aku… aku mohon, ijin aku memperbaiki …” belum sempat Seulgi menyelesaikan ucapannya Irene menyela

“AKU MUNDUR … kau bebas. Tak perlu mengucapkan sesuatu yang tak ingin kau ucapkan, jangan kau paksakan. Hah … aku cukup tahu kalian.” Ujarnya kembali dengan nada dingin. Dan menghapus air matanya kasar.

“Hiks … a..aku kira aku orang yang be…berharga, a…ku kira kenangan yang kita lalui itu terlalu indah untuk dikhianati seperti ini. Hiks … hiks … tapi itu hanya pikiran ku saja” isakkan semakin menjadi tak tertahan lagi.

“Hehe “ tawa pahitnya disela isakan terdengar perih untuk Seulgi.

“Tapi itu hanya pendapat ku saja, a… hiks … ak… hiks aku terlalu percaya diri, untuk menjadi yeoja yang kau cintai, dan seseorang yg berharga untuk mu.”

Regret It [To be With You] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang