Jensoo💙
Huaaaa... Aku lupa kalau hari ini mau ngespam..🙏
Seharian tadi balik jadi reader lagi😁Happy Reading😊
*
**
“Ternyata keputusan kita tidak salah Irene-ah”ucap Joy dengan suara bergetar menahan rasa sesak didada sekarang.
“He … akhirnya aku merasakan apa yang sahabat ku rasakan… aku mengerti sekarang kenapa Jisoo begitu lama tertidur, sekarang aku merasakan benar apa yang Jisoo rasakan, rasanya aku pun ingin melakukan hal yang sama. Ia mengurangi rasa sakitnya, ia menyembuhkannya sendiri. Apa kita bisa Joy-ah ?” sahut Irene.
“Entahlah … kamu benar. Jisoo menyembuhkan lukanya sendiri dengan tidur begitu lama. Setidaknya dengan ia tertidur ia bisa mengurangi sedikit rasa sakit yang ia rasakan.” Jawab Joy.
“Sebaiknya kita segera mengurus surat-surat kepindahan kita, lebih cepat lebih baik. Aku sudah tidak bisa tinggal disini.” Ucap Irene dengan nada dingin yang mendapatkan anggukan tanda setuju dari Joy.
“Sebaiknya kita merahasiakan kemana kita akan pergi. Aku tak yakin jika mereka hanya akan tinggal diam.”saran Joy.
“Emh, kau benar. Kau tahu apa kan yang harus kau lakukan ?” tanya Irene.
“Tentu …” jawab Joy yakin.
***
Jennie belum mengetahui bagaimana keadaan Jisoo sekarang. Ia belum mengetahui Jisoo telah sadar dari komanya sejak kemarin. Ia masih sibuk dengan jadwal sekolah yang ia pun tak mengerti untuk apa ia berada disekolah.
Jika saja diberikan pilihan, ia lebih memilih kabur dari aktifitas sekolahnya ini. Semua jam pelajaran yang akan di ujikan di tambah 2 kali lipat.
Jadi mau tak mau ia harus pulang lebih sore dari biasanya. Lelah, tapi ia begitu ingin melihat Jisoo sekarang ini. Setelah 2-3 hari belakangan ini ia tak sempat untuk menemuinya.
Kelelahan yang dirasakan Jennie seakan punah, ia dengan semangat melangkah menuju rumah sakit. Ia sempatkan untuk membeli bunga mawar putih untuk Jisoo.
Kini Jennie telah sampai didepan ruangan Jisoo namun ketika hendak membuka pintu tangannya ditahan oleh tangan seorang namja. Jiyoung, ia menahan Jennie untuk masuk.
“Untuk apa kau datang kemari ?” tanyanya dingin.
“aku … aku ingin menemui Jisoo oppa.” Jawab Jennie.
“Tak perlu… pergilah” masih dengan nada yang sama Jiyoung berbicara pada Jennie.
“Aku mohon oppa, ijin aku menjenguknya…” mohon Jennie.
“Aku yakin ia tak mau menemui mu, biarkan ia hidup tenang. Kau tak perlu menemuinya lagi.”
Kata-kata Jiyoung seolah memadamkan semangat dan menghilangkan kekuatan dalam hatinya yg sekarang menjadi sumber kekuatan untuknya, bahkan sekarang Jennie merasa lelahnya datang kembali dan bertambah berkali-kali lipat.
“Aku tak akan membiarkan kau menemui Jisoo lagi.” Ucap Jiyoung sambil membuka pintu ruangan Jisoo, tapi ketika Jiyoung akan menutup pintunya Jennie berkata
“Aku tak akan pergi kemana pun sampai aku menemui Jisoo. Aku akan tetap menunggunya disini.” Ucap Jennie sedikit berteriak membuat membuat sedikit kegaduhan dilorong rumah sakit.
Jiyoung yang mendengar itu langsung menutup pintu kamar Jisoo dengan kasar. Dengan tubuh yang masih lemah dan dibantu robot-robot rumah sakit itu, Jisoo melihat oppanya, menatapnya sayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret It [To be With You] ✔️
Fanfiction"Biarkan aku pergi" - Kim Jisoo "Apa yang harus aku lakukan agar kau tetap bersamaku" - Kim Jennie . . Permainan bodoh yang di lakukan Jennie Cs, berakibat perginya kebahagian mereka. . . . . Dan seperti biasa penyesalan selalu datang pada saat tera...