Part 6

2.8K 300 4
                                    

Jensoo💙

Happy Reading😊

***

Karena masih lemah dan menangis, itu membuat Jisoo tertidur. Satu jam sudah Jisoo tertidur. Jiyoung pun berniat keluar sebentar untuk membeli beberapa makanan ringan.

Tapi ia terkejut ketika melihat Jennie masih berdiri didepan pintu dan posisinya tak berubah sama sekali saat ketika ia masuk ke ruangan Jisoo tadi.

Itu tandanya ia benar-benar tak bergerak sedikit pun dari tempat itu pikir Jiyoung. Setelah melihat itu Jiyoung berbalik melihat Jisoo yang tertidur, ia mengerti Jisoo juga ingin bertemu dengan Jennie. Akhirnya setelah bergelut dengan pikirannya sendiri ia memutuskan untuk mengizinkan Jennie melihat Jisoo.

“Kau ?” ucap Jiyoung.

“Masuklah…”lanjutnya dingin.

“Benarkah oppa ?” tanya Jennie tak percaya, karena tadi Jiyoung begitu menentangnya untuk menemui Jisoo.

“Jika kau bertanya lagi, tak akan ada jawaban iya untuk mu” jawab Jiyoung.

“Gumawo Oppa…” wajah Jennie kembali bersemangat.

Sebegitu berartinya kah Jisoo untuk Jennie ? hingga dapat membuat dunia Jennie jungkir balik seperti itu.

Jiyoung pun melanjutkan langkahnya untuk keluar ruangan, namun sebelum ia keluar

“Jaga dia …” titah Jiyoung dingin.

Dengan anggukan pasti Jennie menjawab. Sebenarnya Jiyong menyukai Jennie, tapi karena kejadian yang menimpa Jisoo ia kecewa pada Jennie.

Padahal ia sudah percaya padanya. Percaya bahwa Jennie dapat menjaga dan melindungi Jisoo sama seperti yang ia lakukan. Setidaknya ketika ia tak bisa melindungi Jisoo ada Jennie yang melindungi dan menjaga Jisoo. Dan sekarang ia tak tahu dapat percaya pada Jennie lagi atau tidak.

Jennie duduk disebelah ranjang Jisoo. Ia menatap Jisoo lekat-lekat. Senyumnya terukir indah di bibir Jennie, yang belakangan ini tak pernah ia tunjukan dihadapan siapa pun, dan kini ia hanya menunjukan itu pada Jisoo, walau dapat dipastikan Jisoo tidak bisa melihat senyuman terbaik Jennie itu.

Tapi tak lama butiran-butiran bening keluar dari mata coklat Jennie. Rasa itu kembali hadir ketika ia melihat Jisoo yang terbaring lemah diranjangnya. Mengingat bahwa ini semua adalah salahnya.

Ia mulai memegang tangan Jisoo, ia pegang dengan erat dan mencium punggung tangan Jisoo. Ia tempelkan punggung tangan Jisoo pada pipinya, seolah memberi kehangatan untuk Jisoo.

Ia hendak menghentikan aktifitasnya sejenak dengan memberanikan diri ia mencium kening Jisoo. Cukup lama Jennie mencium kening Jisoo dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Jisoo. Sampai tak terasa air matanya jatuh lagi, dan mengenai mata Jisoo. Seolah Jisoo ikut menangis.

Dibawah alam sadarnya Jisoo merasakan hal yg sama. Ia merasa begitu bahagia. Bahagia karena wanita yg ia cintai dengan setia duduk bersamanya. Berbagi kehangatan, canda dan tawa bersama.
Bahkan sentuhan tangan wanita itu terasa begitu nyata, ia dapat merasakan genggamannya, genggamanya yg hangat dan semakin hangat, yg dapat menghangatkan hati Jisoo.

Kebersamaan yg sederhana, yg biasa dilakukan oleh pasangan-pasangan pada umumnya. Jisoo bahagia, diperlakukan istimewa dan sikap protektif wanita itu padanya. Tapi keindahan, kehangatan, dan kebahagian Jisoo bersama wanita itu tiba-tiba hancur ketika ia mengingat wanita itu Jennie.

Wanita yg ia cintai dan wanita yg menorehkan luka ini dihatinya, hatinya perih, bagai luka yg terkena garam ah mungkin lebih dari itu. Karena ia merasakan sesak dan pengap didadanya, untuk bernafas pun serasa hal yg sulit untuknya kini.

Regret It [To be With You] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang