Chapter 16-Kecewa

38 3 1
                                    

Manda hanya diam dan meneteskan air mata melihat Naufal yang mungkin akan salah paham karena melihat Manda menampar Siska. Manda siap dengan apapun resikonya karena mungkin memang dia sudah kelewatan. Bahkan Manda hanya pasrah hatinya tersakiti seperti ini.

"ga habis fikir ya gue sama Lo. gue kira Lo itu baik nda, tapi ternyata Lo kasar banget. Lo ga ngehargain Siska sebagai perempuan" ucap Naufal dengan nada dingin. Kata-kata Naufal hanya membuat Manda semakin sakit. Bahkan Naufal tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"tapi ini ga seperti apa yang Lo fikir pal gue bisa jelasin" ucap Manda yang masih dalam isakan.

"gue ga perlu penjelasan lagi. semuanya udah jelas. Kita putus" ucap Naufal dan pergi seraya menarik Siska dalam genggamannya.

Manda yang melihat kepergian Naufal dan Siska hanya melihat dengan tatapan kecewa. Manda sangat kecewa terhadap Naufal, bahkan dia tidak ingin mendengar penjelasan Manda, dia lebih percaya kepada Siska daripada dirinya. Luka itu kembali lagi, sekarang luka itu terukir lagi dihati Manda membuat Manda menangis dan tidak tahu lagi harus seperti apa. Bahkan saat ini yang ia rasakan hanya kecewa kepada Naufal yang mengambil keputusan begitu cepat.

Manda yang masih terpaku dan masih meneteskan air mata yang makin lama makin keluar begitu deras. Eva dan teman-temannya sengaja menunggu dikantin saat Manda menghadapi perempuan itu. Namun Eva terkejut karena melihat Manda sedang duduk dan memeluk lututnya sendiri.

"Manda!!" ucap Eva yang begitu khawatir melihat sahabatnya itu. Cepat-cepat mereka melangkah mendekati Manda.

"nda Lo gapapa? Lo kenapa nda?" mendengar ucapan Eva Manda pun mendongakkan kepalanya dan memeluk sahabatnya itu.

"Manda Lo bisa ko jelasin ke kita pelan-pelan" ucap Eva sambil mengusap punggung Manda pelan.

Manda melepaskan pelukannya secara perlahan ia menetralkan nafasnya dan ia mulai mengeluarkan suara.

"Tadi gue ga sengaja nampar Siska karena dia ngatain gue sebagai anak pelacur. Tapi tiba-tiba Naufal dateng tepat banget pas gue nampar Siska, Naufal datengin gue tapi dia salah paham sama gue, dia bilang gue cewe yang kasar dan ga ngerti perasaan siska. Naufal ga mau dengerin penjelasan gue, dia mutusin gue gitu aja dan bawa siska pergi" ucap Manda dengan tatapan kosong

"gue ga bisa ngeliat sahabat gue sendiri kaya gini. Naufal bener-bener udah nyakitin sahabat gue kaya gini, gue ga akan rela ngebiarin siapapun nyakitin sahabat gue. gue ga peduli fisik dia kaya gimana. gue ga mandang mau dia ganteng atau engga tetep aja dia udah bikin sahabat gue nangis" ucap Eva kesal.

"gue gapapa ko va, mungkin emang gue salah dan mungkin juga Naufal sama gue udah ga cocok. Udah ya va gue ga mau punya masalah lagi sama mereka berdua, kaya gini aja udah bikin gue sakit banget gue ga mau nyiksa diri gue sendiri" ucap Manda sambil menunduk.

Sampai sekarang pun Manda masih memiliki perasaan kepada kedua orang itu yang sudah menyakiti hatinya? terbuat dari apa hati Manda itu. Jika bukan karena Manda yang melarang Eva mungkin Eva sudah memaki-maki cowo so tampan itu dan cewe so polos itu. Mereka kira mereka siapa dengan beraninya menyakiti hati sahabatnya itu. Eva tak habis fikir dengan otak dangkal yang dimiliki Naufal. Memang dia tampan namun punya otak pun hanya untuk dijadikan pajangan.

"yaudah Lo ga bawa mobil kan? Lo pulang sama gue ya nda" ucap Eva sangat tulus dan penuh dengan ketenangan. Manda hanya mengangguk dan segera berdiri lalu melangkah untuk pulang.

***

Manda yang berbeda dari biasanya kini terlihat sangat suntuk dan selalu masang muka yang masam.

"pagi ma" ucap Manda lesu.

"pagi sayang. loh kok anak mamah yang cantik ini cemberut gini si? kenapa sayang?" ucap Wulan lembut seraya mengelus rambut anaknya itu.

it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang