Kini luka terukir indah dihatiku, saat melihatmu melemah. Dan saat melihatmu terluka.
Typo dimana-manaaaaaa
***
Mereka Masih setia menunggu kabar Iman. Sampai akhirnya pintu putih yang mereka tunggu pun terbuka, menampilkan sosok dokter dengan jas putihnya. Dengan langkah cepat, Reza langsung menghampiri dokter tersebut.
"Gimana keadaan teman saya dok?" Tanya Reza khawatir.
"Keadaannya lumayan parah. Namun saya belum bisa bertindak operasi jika belum mendapatkan persetujuan dari orang tuanya" ucap dokter itu. Reza menghela nafas pelan.
"ayahnya sedang dijalan dok. Mungkin dikit lagi sampai" ujar reza mendapat anggukan dari dokter.
-----
Joan dengan langkah cepatnya melewati koridor panjang rumah sakit, tangannya gemetar saat mendengar kondisi anaknya. Rasanya ia tidak pantas menjadi sesosok ayah, apalagi dengan kondisi Iman yang tidak bisa memaafkannya. Rasanya ia makin merasa bersalah.
Langkah Joan terhenti saat melihat Reza. Tatapan Reza sangat menusuk, sahabat anaknya itu memang tahu bagaimana hubungannya dengan Iman. Tidak membutuhkan waktu lama, Joan melangkah mendekati Reza yang enggan untuk menatapnya.
"bagaimana keadaan iman?" Tanya Joan lemas sambil melirik sesekali kearah pintu ruangan yang dimana terdapat Iman didalamnya.
"anda bisa berbicara dengan dokter. Dia sudah menunggu anda" ucap Reza dingin, membuat Manda menatapnya bingung.
Joan mengangguk pelan dan langsung melesat pergi untuk menemui dokter.
Reza terdiam saat kedatangan Joan. Kejadian beberapa tahun lalu terlintas lagi dipikirannya, disaat dimana dia menemukan Iman yang sangat kacau.
Namun itu hanya masa lalu, Reza mengetahui bahwa Iman belum bisa menerimanya. Rasanya sangat sakit melihat sahabatnya itu selalu hidup dalam keterpurukan. Iman memang ceria, bahkan anak itu bergaya slengean seperti Ali dan juga Al. Namun itu semua hanyalah topeng, satu-satunya cara untuk menutup Luka adalah tertawa dan tersenyum. Dengan itu ia tidak akan terlihat menyedihkan.
Manda mengusap pelan punggung Reza, seraya menyalurkan kekuatan. Reza menatap Manda yang sedang tersenyum kepadanya seperti membaca dari tatapan Manda bahwa gadis itu mengatakan 'semuanya baik-baik aja'.
Seketika mata Reza menangkap beberapa perawat yang masuk ke ruangan Iman dengan berlari kecil. Dan tidak lama keluar dengan membawa Iman yang sudah tertempel banyak alat ditubuhnya, membuat Elsa yang melihat itu semakin terisak, Kinan hanya bisa memeluk Elsa dan memberi kekuatan. Reza yakin, bahwa Iman akan dioperasi.
Manda yang melihat itu semakin dihantam oleh rasa bersalah. Perasaan itu kembali lagi, membuatnya menangis sambil menunduk. Gara-garanya, ia membuat Elsa merasakan kesedihan. Pikirannya terus menghantui dan memberi tahu bahwa ia memang salah. Reza melihat itu dan kembali membawa Manda kedalam dekapannya. Manda menangis sejadi-jadinya, membuat sakit yang Manda rasakan sekarang ikut dirasakan oleh Reza yang memeluknya.
Reza mengelus rambut gadis itu yang masih terisak dalam pelukannya "Kita tunggu kabarnya. Semuanya bakalan baik-baik aja" ucap Reza. Jujur saja, sebenarnya pun Reza takut dan khawatir. Namun ia hanya menguatkan gadisnya ini, dan Reza tidak Ingin Manda menyalahkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's you
RandomSegerombol laki-laki yang berwajah dingin dengan ketampanannya yang membuat gadis meleleh, namun sayangnya laki-laki itu sudah memilih gadis yang pantas untuk dijadikan masa depannya. ;)