Bel istirahat berbunyi nyaring. Membuat seluruh murid bersorak girang karena akan mengisi perutnya dengan santapan yang ada dikantin sekolah. Manda dkk masih terdiam dikelas karena masih sibuk merapihkan alat tulisnya.
"hemm Lo yakin met, Lo belom pernah liat tuh cewe ngeselin?" tanya Eva yang membuat meta menghentikan aktivitasnya. Rasa bingung menghantui meta, apakah ia harus bercerita kepada sahabatnya? tapi ini pun belum pasti. "gue ga kenal" ucap meta seraya memasukan kotak pensil ke dalam tas nya.
Manda memperhatikan meta dengan seksama. Manda merasa bahwa ada yang meta sembunyikan. Namun semua orang mempunyai privasi masing-masing dan tidak mungkin jika privasi itu dibuka. "kalo ada apa-apa Lo cerita aja Ama kita semua, misalnya butuh bantuan dengan senang hati kita semua bantu Lo" ujar Manda yang bangkit dari tempat duduknya.
Eva hanya diam dan berfikir sejenak, sebenarnya Eva sangat penasaran namun ia tidak bisa memaksa meta untuk menceritakan semuanya. Yasudahlah jika memang meta ingin cerita pun pasti dia akan cerita kepada sahabatnya.
"yaudah yu ke kantin" ucap Eva mencairkan suasana dan beranjak ke kantin diikuti yang lain.
"metaaaaa" teriak seseorang yang sedang menghampiri Manda dkk dengan berlari-lari. Manda dkk pun mencari sumber suara, dan ternyata itu adalah teman satu angkatannya yang beda kelas. Manda menyerngit bingung.
"kenapa ta?" tanya Eva kepada gadis itu yang bernama Nita.
"i-itu huft" ucapnya terengah-engah karena lari-larian. "Brian berantem" ucapnya dan sontak membuat meta kaget. "sekarang Brian dimana?!" ucap meta panik seraya menggerakkan bahu Nita.
"dikantin" ucap Nita dan dengan cepat meta berlari ke arah kantin diikuti teman-temannya.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
beberapa Bogeman dari brian yang mendarat dipipi tirus milik laki-laki itu. Semua yang berada dikantin langsung menonton aksi itu.
"jangan pernah Lo ganggu Nanda!!" teriak Brian itu membuat meta mematung. Apakah meta tidak salah dengar? Nanda? sebenarnya ada hubungan apa Brian dengan gadis itu? Kenapa Brian sangat peduli kepada gadis itu.
"Brian stopp" ucap meta berusaha menghentikan itu semua. Brian menatap meta tajam. Ini bukanlah Brian yang ia kenal. "Lo diem!" bentak Brian kepada meta. Meta diam dengan rasa takutnya dia meremas erat rok abu-abunya. Matanya sudah memanas. Tapi ini bukan waktu yang pas untuk menangis. Meta memundurkan langkahnya perlahan. Manda yang melihat meta hanya terdiam karena rasa takutnya pun langsung menghampiri Brian.
PLAK
Satu tamparan keras mendarat dipipi tampan seorang brian yang dilakukan oleh Mutiara Alamanda Handini.
"jangan mentang-mentang Lo lagi emosi, dengan seenaknya Lo bentak sahabat gue!" ucapnya penuh dengan emosi. "gue ga ngerti lagi jalan pikiran lo. Cewe lo cuman mau nengahin sikap Lo yang cuman malu-maluin diri Lo sendiri. terus seenaknya Lo bentak dia yang bahkan berusaha nutupin luka! Dasar banci. Beribu-ribu banci yang gue liat diluar sana ternyata disini ada yang lebih cocok jadi banci!" ucap Manda lantang. Meta yang mendengar itu langsung menghampiri Manda.
"nda udah, kita ke kelas aja yu" ucap meta yang sudah benar-benar takut untuk menatap Brian. Tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari mulut Manda, hanya ada tatapan tajam untuk Brian dari mata seorang Manda.
Manda dkk pun langsung beranjak dari kantin dan tidak mempedulikan tatapan-tatapan dari siswa SMA Nusa Indah yang ada dikantin.
"Shit" gumam Brian. Setan apa yang ada ditubuhnya sekarang sehingga membuat orang yang ia sayangi terluka dengan ucapannya. Bahkan bukan hanya terluka rasa takut pun meta rasakan. Ya Tuhan Brian benar-benar sudah melakukan kesalahan yang hebat. Brian menggusar kasar kepalanya. BODOH! kata-kata itu yang pantas untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's you
RandomSegerombol laki-laki yang berwajah dingin dengan ketampanannya yang membuat gadis meleleh, namun sayangnya laki-laki itu sudah memilih gadis yang pantas untuk dijadikan masa depannya. ;)