Chapter 25-Pilihan Brian

48 4 0
                                    

"BRIANNN" teriak meta.

Naufal dan Manda yang baru datang terlonjak kaget mendengar teriakan meta.

"meta, Lo gapapa" tanya Eva panik melihat sahabatnya itu.

"engga gue gapapa" ucap meta yang duduk diatas brankar UKS sambil menatap kosong lurus.

"nih minum dulu" ujar Kinan seraya memberi minum kepada meta.

"Lo gapapa kan met?" tanya Manda yang datang dari luar UKS.

"gue gapapa nda" balas meta dengan senyum tipisnya.

"Lo ga bisa boongin kita semua met" ucap Manda.

"gue ga mau ngebebanin kalian semua" ucap meta seraya menundukkan kepala. Manda menghela nafasnya pelan. "Lo anggep kita itu sahabat kan? yang namanya sahabat ga ada istilahnya ngebebanin satu sama lain" ucap Manda sambil menggenggam tangan meta.

Entahlah rasanya meta sangat beruntung mempunyai sahabat seperti mereka. Walaupun mereka menyebalkan tapi rasanya meta tidak akan menghidupkan sikapnya jika buka karena mereka yang jadi sahabatnya. Namun untuk sekarang meta belum siap untuk menceritalan kejadian yang ia lihat.

***

Duduk dibangku balkon dengan melihat langit gelap namun cahaya rembulan Dan bintang memenuhi, sehingga menjadi sorotan langit yang indah untuk malam ini bagi meta. Langit yang cerah pada malam Hari, namun tidak dengan hati meta yang masih bersedih. Masih terlintas ingatan tentang sikap seorang Brian. Bagi meta Brian adalah sosok penyemangat Dan penyayang. Tapi apakah sikap penyayang Brian bukan Hanya untuk dirinya? atau Ada seseorang yang masih ia Sayang? Rasanya meta benar-benar bodoh untuk Hal yang bersangkutan dengan hati. Hati meta kecewa namun itu semua tidak menghilangkan sedikit pun rasa Sayang seorang meta kepada Brian. Mengapa ini begitu rumit.

"mah, pah" ucap meta sembari nenatap langit yang sangat cerah itu "apa meta ga pantes untuk merasakan bahagia? meta bahagia punya omah sama opah yang Sayang sama meta, tapi meta juga bahagia punya Brian yang selalu bikin meta ketawa walaupun kadang dia menyebalkan" ujar meta seraya tersenyum mengingat dirinya Dan Brian "tapi sekarang Brian beda, bukan Brian yang meta kenal. Meta dibentak. tapi sedangkan cewe itu. Diperlakukan lembut sama Brian. Meta sedih, orang yang selama ini meta jadiin alesan buat bahagia ternyata malah bikin meta kecewa" raut wajahnya berubah. Sedih! itulah yang meta rasakan.

Hening malam, meta masih terduduk dibangku balkonya. Dingin, tapi meta tidak punya seseorang untuk menjadi penghangatnya. Tidak, bukan tidak punya tetapi seseorang itu terasa sangat jauh. Meta pun tidak tahu.

Ceklek

Bunyi pintu Kamar meta terbuka, meta menoleh Dan menemukan sosok perempuan yang sudah berumur namun masih Segar Dan kuat. Sosok itu yang membuat meta tersenyum saat menoleh.

"belum tidur cantik" ujar perempuan berumur itu.

Dia adalah omah yanti. Seseorang yang berharga bagi meta. Sedari kecil meta sudah dirawat oleh omahnya Dan juga opah, Masa kecil meta tidak merasakan kasih Sayang seorang ayah Dan ibu. Namun omah Dan opahnya bisa menggantikan itu semua.

Meta menggeleng Dan tersenyum "omah ga tidur?" Tanya meta

Omahnya duduk dibangku samping meta, menggelengkan kepala Dan mengelus rambut meta pelan "kalau meta sedih, meta bisa cerita sama omah. Omah yakin meta bisa melewati semuanya" ujar omahnya seraya nenatap lekat manik hitam milik meta.

it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang