🌈 Empatpuluh

688 36 4
                                    

Vote !!

Pada akhirnya kita kembali bersatu
seperti dulu lagi walau masih
ada luka dihati.
Semoga waktu bisa mengobati.
-BF-
.
.
.
.
.

"Gue sayang sama lo Cel," ujar June lagi.

"Gue juga June, tapi luka di hati gue belum sembuh. Maaf,"

***

June menggenggam kedua tangan Celine sambil menatap gadis itu dalam.

"Tapi luka gue yang kemarin masih belum sembuh June," ujar Celine ragu.

Mendengar itu June tersenyum lembut seakan sudah menebak reaksi itu. "Iya gue tau, maaf. Maaf banget. Gue tau kelakuan gue gak pantes di maafin, tapi gue bener-bener minta maaf sama lo Cel," ujarnya sambil menunduk.

Celine yang masih berusaha mencerna semua yang terjadi pun hanya bisa diam membisu. Perlahan, gadis itu melepaskan genggaman June di tangannya. Bukannya bentuk penolakan, hanya saja gadis itu masih belum bisa percaya 100% perkataan lelaki itu.

Merasa genggamannya dilepas, June pun segera memeluk Celine dengan erat.

"Hangat," batin Celine.

"Gue sayang sekaligus ngerasa bersalah sama lo sampai mau mati rasanya, tolong gue Cel," ujar June dengan nada memelas.

Bingung, itu lah yang Celine rasakan saat ini. Perlahan namun pasti, tangannya terulur untuk mengelus punggung June pelan. "Gakpapa, nanti juga terbiasa kok," ujarnya.

Tanpa sepengetahuan mereka, rupanya anak aiken sudah mengintai dari dari. Hanbin yang sudah tak tahan mun segera menghampiri mereka berdua dan melayangkan pukulannya ke kepala June. "HAYOOOK BERZINAH PAN LU BERDUA!" teriak Hanbin heboh.

"KITA BERENAM NYARIIN LO KELILING KAMPUS DAN LO ENAK-ENAKAN PELUKAN DISINI!" teriak yang lain.

June pun segera melepas pelukannya lalu segera mengelus kepalanya yang habis terkena pukulan Hanbin.

"Tuman banget si kimak!" Omel Yoyo sambil memukul bahu June. Lelaki itu kembali mengelus bekas pukulan di bahunya tanpa ada niat untuk membalas.

Sementara Celine hanya bisa menatap ketujuh lelaki itu dengan tatapan kosong.

"Coba tau gini mah gak bakal gue beliin  obat gini anjir!" Kesal Chanu sambil mengangkat kresek kecil berisikan beberapa obat untuk luka.

"Hanbin babik! Lo kalo nampol liat tempat dong anying kepala gue!" Ringis June kesakitan sambil tertunduk megangin kepalanya.

Melihat June yang kesakitan, Celine refleks memberikan tatapan sinisnya kepada anak aiken. "Lo gak liat apa temen lo lagi babak belur gini malah nambah di pukulin!" marah Celine.

Hanbin pun hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya gimana yak, kebiasaan sih," ujarnya.

Celine menatap malas lelaki itu. "Ngeles aja lo kayak bajaj! Au ah males gue ngomong sama lo semua!" Ujarnya sambil terburu-buru pergi.

"CELINE TUNGGU!" Teriak Bobby.

Mendengar panggilan itu, Celine segera menengok dengan gerakan lambat ala drama-drama roman picisan. "Gak usah tahan-tahan gue kali," ujarnya sok jutek padahal berharap jika ketujuh lelaki itu menahannya untuk meminta maaf kepadanya.

Boy Friend(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang