Vote !!
Percayalah, gue lebih baik
di tolak dari pada cuman jadi bahan taruhan.
-BF-
.
.
.
.
.
.Celine pun mematikan rekamannya lalu menghapus air matanya dan segera memasang senyum palsunya. Lalu gadis itu berjalan menuju June dengan berlagak seperti tidak tahu apa-apa.
***
Celine sudah berdiri dihadapan June yang sedang tersenyum manis.
Lemas dan pasrah, itu lah yang Celine rasakan saat ini. Gadis itu benar-benar tidak siap untuk mendengarkan kata-kata manis beracun dan palsu dari June.
Dalam hati, Celine merutuki kebodohan dirinya yang hanya bisa pasrah dalam permainan ini.
June menggenggam kedua tangan Celine sementara gadis itu hanya bisa pasrah karena dirinya sudah lelah dengan drama taruhan ini.
"Ehem," dehem June.
June menatap wajah Celine namun gadis itu membalasnya dengan menunduk. "Gue tau ini mendadak banget dan gue tau ini salah karena gak seharusnya gue gini ke lo," ujarnya memulai percakapan.
IYA EMANG GAK HARUSNYA LO JADIIN TEMEN LO SENDIRI BAHAN TARUHAN MURAHAN LO SAT!
Seandaikan Celine memiliki kekuatan, ingin rasanya dirinya meneriaki June kata-kata itu.
"Intinya, gue nyaman sama lo, bukan nyaman sebagai temen kayak dulu-dulu. Tapi gue nyaman sama lo sebagaimana rasa nyaman cowok ke cewek," ujar June lagi.
"Iya nyaman, nyaman yang lo maksud itu sebagai mangsa taruhan kan June?" batin Celine.
Walaupun Celine menunduk, hal itu tak menghalangi June untuk tetap menatap gadis yang lebih pendek 20cm dari dirinya tersebut. "Gue gak bermaksud bikin persahabatan kita hancur, tapi semenjak kejadian di expo yang lo di gangguin orang mesum, gak tau kenapa gue jadi ngerasa kalo gue harus ngelindungin lo terus. Gue tau gue brengsek karena gue suka sama sahabat senditi. Tapi gue gak bisa bohongin perasaan gue sendiri! Iya, dan akhirnya gue akuin, gue suka sama lo, Lo mau gak jadi pacar gue?" June menatap Celine penuh arti.
Dengan sedikit keberanian, Celine mengangkat wajahnya dan membalas tatapan mata June. Gadis itu hanya ingin mencari tahu keseriusan lelaki iti lewat matanya. Namun perasaan tersebut langsung Celine tepis karena faktanya semua ini hanyalah bagian dari taruhan dan dapat diakui June adalah seorang aktor yang hebat.
"Jennie?" tanya Celine pelan.
"Gue udah putus sama dia setelah pulang dari mall kemaren," bohong June.
Wow, mari beri tepuk tangan dulu untuk aktor brengsek kita satu ini! Padahal bekas lipstick masih menempel di bibirnya namun lelaki itu dengan percaya dirinya berbohong dengan Celine.
"Jadi gimana?" tanya June sedikit tidak sabar.
Celine tak bisa menjawab dan kembali menunduk. Air matanya sudah sangat memaksa ingin keluar.
June sedikit menunduk guna menyetarakan tingginya dengan Celine, lelaki itu menatap Celine khawatir karena tingkah laku gadis itu sedikit aneh. "Kok nunduk? Lo marah atau terharu nih? Kok diam aja?" tanya nya.
June semakin menunduk dan akhirnya mendapati jika Celine sedang menangis. "Lo nangis?" tanya nya dengan nada khawatir yang menurut Celine nada itu penuh kepalsuan.
Entahlah, setelah semua ini, segala tingkah laku June kepada dirinya itu Celine anggap penuh kepalsuan.
"Lo kenapa Cel? Lo marah? Lo gak suka ya sama gue?" tanya June lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Friend(?)
Novela Juvenil[COMPLETED] "Lo tau itu bakal nyakitin gue, tapi tetep lo lakuin," -Celine. "Maaf," -June. . . . . "Dare nya, kalo lu bisa baperin Celine, ntar kita kasih tiket liburan ke Bali 3 hari. Kalo lu tembak trus diterima, ntar dapat uang jajan juga, gima...