Chapter 23

3.1K 127 11
                                    

CHAPTER 23

JORDAN'S P.O.V

After my surgery completed for 6 long hours, I walked to my office. Penat mahu gila saya rasa, sudahlah beberapa hari ni tidak cukup tidur. Saya berjalan ke arah meja office saya dan melabuhkan punggung on my office chair. Saya mendongak sambil menutup mata, take 5 for a break.

TOK TOK TOK. Macam baru dua saat mata saya terlelap, sudah pintu office saya kena ketuk.

"Doc." Nurse Emi menyapa saya. Saya buka mata perlahan-lahan. "These are the results of the x-rays and pregnancy test for Miss Bella."

"Great, thanks, Emi." Saya mencapai dua sampul yang Emi memberikan kepada saya. "You've seen the results? Maybe you can brief me while I close my eyes for awhile." Saya bilang.

"No, doc." Nurse Emi jawab. "I just collected the results from the lab when Michelle called me."

"Oh, okay." Nantilah sekejap baru saya tengok the results. Berdegup-degup jantung saya.

"Sorry, doc, saya tidak sempat mahu check. I have to assist Dr. Rao's surgery in 20 minutes."

"It's okay, Emi. Thanks again." Saya bilang, lantas Nurse Emi bergegas keluar.

Saya menatap the envelopes. Satu envelope yang besar which is Bella's x-ray results and the A4 envelope is Bella's pregnancy test result. Saya buka dulu the x-ray result. Syukurlah her results are good, no complications on both the brain and body. Then tangan saya bergegar menatap the pregnancy test result. Banyak yang bermain dalam fikiran saya.

What if it's positive and Bella is pregnant? Am I happy? What am I going to tell her parents? Her brothers? What if it's negative and Bella is not pregnant? Shouldn't I be happy? Patut saya rasa legalah kan sebab tidak perlu berdepan dengan keluarga Bella setelah menghamilkan anak gadis dorang?

Ada tiga minit saya masih merenung tu envelope A4. Saya tarik nafas dan hembuskan nafas saya perlahan-lahan sebelum membuka the envelope. Saya tarik keluar sekeping kertas putih yang mengandungi keputusan kehamilan Bella.

NEGATIVE. Kecewanya pula saya. So I'm not going to be a father after all. Haihhh mahu berusaha lebih keras lagilah ni. Hahahaha!

Saya memicit-micit dahi saya dan memulakan to type the surgery report that I did earlier. Saya kasi siap tu report and proceeded to the 8th floor, to Bella's ward.

At the hallway of the 8th floor, on the way to Bella's ward, ada satu nurse di depan saya. Saya berjalan perlahan-lahan di belakang tu nurse. Tu nurse macam sedar ada orang di belakang dia, pantas dia menoleh. Terkejut wajah dia bila dia nampak saya but then laju dia melemparkan senyuman yang lebar. Salahkah saya senyum balik? Saya ikut saja dia dari belakang, rupa-rupanya dia pun masuk Bella's ward.

Okay, Bella's three brothers are here and her parents masih sini since morning lagi. Seperti biasa, saya berjalan ke arah hujung katil Bella. Tiada senyumankah di muka saya? Saya terlampau penat bah tu tambahan lagi dapat result Bella is not pregnant. Suram terus mood saya. Saya biarkan saja the nurse menyiapkan tugasan dia.

We exchanged some courteous words when she's done with Bella's medications. Courteous bah saya sama tu nurse bercakap, dengan penuh kesopanan dan kesusilaan yang menurut rukun negara lagi tu.

Kenapa Bella ni macam marah-marah? Punya garang muka dia, berkerut lagi tu dahi.

"Are you okay, Miss Bella?" Saya tanya kehairanan.

"You want water Belles?" Abang Bella, si Sydney tiba-tiba menanya.

"You want water to drink or to splash on your angry face?" Nah, kan. Holland pun sedar yang Bella marah-marah.

I Need A DoctorWhere stories live. Discover now