Bukan Sekedar Perumpamaan

728 102 23
                                    


Raina mengusap ngusap tangan Gian lembut lalu ia menunduk kan kepalanya dihadapan Gian.

"Giannnn, giannn" panggil Raina pelan.

"Mmm"
"Giannn, giannn, giannn"
"Apaaa"
"Sayanggg"

Gian langsung menunjukan wajah nya pada Raina yang tengah tersenyum.

"Apa? Makanan nya udah ada ya?" Tanya Gian lembut dengan mata nya yang masih tertutup.

"Belum ada kok, lanjutin aja tidurnya lagi, aku cuma iseng ko tadi hehe maaf yah, udah sana lanjutin lagi tidurnya" ucap Raina yang mengusap ngusap kembali tangan Gian.

Gian merubah posisi nya tegap.

"Aku ke toilet dulu ya, mau cuci muka"
"Yahh, aku ganggu kamu ya Gian"
"Engga kok, tunggu sebentar ya"

Tak lama Pelayan datang membawa makanan yang tadi sudah di pesan.

"Wahh, makasih ya mba" ucap Raina yang wajah nya terlihat antusias.

Tidak sampai 5 menit, Gian pun kembali duduk di hadapan Raina.

"Loh, kenapa belum di makan?"
"Aku nunggu kamu"

Gian tersenyum manis dihadapan Raina.

"Yaudah sekarang makan"
"Kamu gak pesen yang lain gitu masa cuma minum doang"
"Enggak, aku liat kamu makan aja udah kenyang kok"

Raina mengusap wajah Gian pelan.

"Bohong banget"
"Udah, makan cepet"
"Gausah di liatin aku malu"
"Loh, sejak kapan jadi malu?"
"Kan biasanya kita suka makan berdua, sekarang aku malah makan sendiri"

Gian mencubit pipi Raina pelan.

"Ya Allah, Raina Anugerah hari ini kok cantik banget sih, mm gemes dehhh" ucap Gian yang menirukan suara perempuan.

"Ah masa si Bu, ibu bisa aja, jadi malu nih Raisa"
"Raisa?" Tanya Gian dengan tawanya

"Apasih ketawa lagi, iyain aja kenapa si, bikin lah pacarnya tuh seneng gitu"
"Eh Bambang, masalah nya ini kamu mau di bilang Raisa ya mana bisa"
"Anjir Gian minta gue timpuk"
"Ra, Raisa itu cantik, tapi kamu lebih"

Kata terakhir yang Gian lontarkan sepertinya membuat Raina terbang melayang.

"Bisa aje ini ya si bapak"
"Hehe"
"Mm Gian, kamu gak bosen apa sama aku yang gini gini aja?" Tanya Raina yang sembari mengunyah ramen.

"Gini gini aja itu gimana maksudnya?"
"Ya gini, gak ada perubahan gitu, kasar ke kamu, gak lembut, gak can.."

Gian memotong omongan Raina.

"Ini kenapa ini tiba tiba pacar gue yang bar bar nya kelewat batas malah ngomong kaya gini?" Ucap Gian yang berdiri lalu berjalan dan duduk di samping kanan Raina.

"Bentar lagi mau lulus, aku nya gini gini aja"
"Suapin dong ra, aku mau ramen nya"
"Hobi banget si ngalihin pembicaraan?"
"Mana?"
"Apaan?"
"Aaaaa"
"Ih, ngapain si?" Tanya Raina dengan senyumnya

"Aaaa, manaa ramenn nyaaa, aku udah mangap gini masa gak dikasih jugaa?"
"Astaga, Gian gak tau malu banget si"
"Aaaaa"
"Tapi ini pedes nanti perut kamu sakit loh"

Gian masih tetap membuka mulutnya lebar disamping kanan Raina.
Tak lama Raina pun menyuapi Gian dengan perlahan.
Gian tersenyum sambil mengunyah ramen yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Tak lama Gian menunjukkan ekspresi menahan pedas.

"Tuh kan, muka kamu tuh lucu kalo makan pedess" ucap Raina yang tertawa sangat lepas.

Gian langsung meminum air putih yang ada di hadapannya.

Mine! |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang