Pelangi Yang Sebenarnya

960 84 15
                                    


Mata Gian terbuka perlahan mendengar adzan subuh yang sedang berkumandang.

Terlihat Raina yang sedang tertidur dengan posisi kepala yang menyender di jendela, kaki yang ke atas dengan baju yang terlihat berantakan. Gian benar benar menggelengkan kepala nya saat melihat androk Raina terbuka. Untung saja Raina memakai celana pendek.

Gian pun memukul kaki Raina dengan keras yang membuat Raina membuka kan mata nya terkejut.

"Astagfirullah. Bangun! Kebiasaan bangett"

Gian memukul kaki Raina kembali karena Raina tak kunjung bangun dan menurunkan kaki nya.

"Ish apasih ganggu aja deh"
"Ya Allah, jangan sampe deh ini cewek tidur di mobil orang, bisa bisa berabe urusan nya" gumam Gian.

"Androk kamu ke buka tuh" teriak gian yang membuat Raina terbangun dengan penuh kepanikan.

Bugh. Raina memukul bahu nuca keras.

"Ya Allah malah di pukul"
"Kamu ngapain aku giann?" Teriak Raina yang langsung membenarkan baju dan androk nya dengan cepat.

Gian meletakkan kedua tangan nya ke pipi Raina dengan lembut.

"Itu gara gara tidur kamu yang berantakan. Untung aku yang ada di mobil ini, coba kalo cowok lain"
"Beneran kamu ga ngapa-ngapain aku?"
"Ya beneran dong sayang. Sekarang kita cari masjid buat sholat subuh yah"

Raina mengangguk dengan senyum manis nya.

Waktu menunjukan pukul 6 pagi, masing masing dari mereka melihat ponsel nya dengan serius di dalam mobil.

Gian yang baru saja menghidupkan ponsel nya pun langsung ada yang menelepon.

"Halo pah" sapa nya bernada malas.

"Giann, kamu ini ga sayang sama papah apa gimana? Kamu kenapa gak dateng ke rumah pelangi nak?"
"Maaf pah"
"Kamu mau papah di penjara? Kamu mau papah hancur? Iya?"
"Engga gitu pah, aku tuh cuma cape aja selama 1 tahun ini papah selalu maksa aku"
"Papah mohon nak, cuma kamu yang bisa lindungin papah. Iya papah minta maaf sama kamu kalo papah sudah memaksa kamu dalam masalah papah ini, tapi papah mohon nak, cuma kamu yang bisa Gian"

---


1 tahun yang lalu.

Ada sekumpulan wanita di salah satu bar ternama di Jakarta Selatan.

Terlihat wajah Pelangi disekumpulan wanita tersebut sedang asik tertawa sambil memegang segelas koktail ditangan nya.

"Pelangi" panggil seorang pria berbadan besar.

"Iya bang" jawab nya.

"Ada om berduit noh diroom 3, lo samperin ya, lumayan lah buat lo shopping"
"Yang bener nih dia berduit? Nanti kaya waktu itu lagi"
"Beneran, nama nya tuh Agra giannuca , dia pengusaha dan dia juga yang punya sekolahan ternama di Jakarta, Jaya Bangsa kalo ga salah"

Pelangi terkejut mendengar bahwa om tersebut pemilik sekolah jaya bangsa.

Papahnya Gian dong. Batin nya

"Mau gak?"
"Iya gue mau, di room 3 kan? Gue kesana dulu ya"

Pelangi pun langsung berjalan menuju ruangan yang tadi di bicarakan. Saat dia sampai di depan pintu ruangan tersebut dia terdiam cukup lama.

"Oke pelangi, lo tinggal bilang aja nama lo Raina, godain sedikit om Agra, taro hp lo di pojokan terus kirim deh video nya ke Gian" gumam nya tersenyum sambil membuka pintu perlahan.

Mine! |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang