Penyelamat Gian

825 136 36
                                    

Sepertinya Gian sedang mencoba meredam kekasihnya agar tak semakin larut dalam tangis.

Terlihat oleh Gian Raina yang sedang menyiapkan makanan untuk ia makan.

"Ya Allah berasa punya istri ya disiapin gini" ucap Gian tersenyum menatap Raina yang sedang menuangkan air putih untuknya.

"Selamat makan Bapak Gian"
"Selamat makan juga mas Raina"

Gian menyantap makanan yang sudah tersedia dihadapannya dengan senyum.

"Enak banget Ra"
"Makan yang banyak Gian, biar gak kurus kaya sekarang"
"Kamu juga makan yang banyak yah biar cabi nya gak ilang"
"Hehe"
"Sumpah ya Ra aku makan gak teratur banget sekarang"
"Yang bener?"
"Kadang aku sampe gak makan 1 hari full"
"Ih kasiannnn"
"Terus aku juga kadang ngamen loh Ra di Monas"
"Serius? Kamu ngamen?"
"Iya, buat bertahan hidup Ra"
"Gian, kenapa harus kaya gitu sih, aku gak tega dengernya"
"Aku juga tinggal sama anak anak kemaren yang kamu liat itu"
"Ha? Yang bener? Wahh rame dong"
"Hehe iyaa, aku gak terlalu kesepian ada mereka"

Raina tersenyum antusias seolah ingin tahu lebih banyak cerita yang akan keluar dari mulut kekasihnya itu.

"Kamu selama gak sama aku ngapain aja?"
"Pacaran sama cewek cantik"

Terlihat Raina yang menatap Gian tajam.

"Bercanda Ra, hehe"
"Mmm seriuss aku mau denger"
"Aku kerja"
"Kerja di yang kemarin aku ketemu kamu?"
"Iya, aku punya tiga kerjaan Ra"
"Wih, banyak amat, apa aja"
"Aku kerja di grab, sama di warung" ucap Gian menatap Raina.

"Satunya lagi dimana?"
"Udah itu aja"
"Tadi katanya tiga?"
"Tiga? Kata siapa?"
"Ih kamu tadi bilang tiga"
"Aku bilang dua Ra"
"Eh aku gak budeg ya Gian"
"Budeg pasti kan? ngaku aja deh"
"Eh Kurang ajar banget si"
"Diem ngapa si jangan marah marah mulu, pacarnya lagi makan juga"

Hampir aja. Batin Gian

Raina melempar perkedel tepat di hadapan Gian dengan senyum.

"Astaghfirullah bener bener gak ada akhlak ya ini cewek"
"Hehe. I love Gian"
"Mumpung nih, mumpung aku ada disini, buruan mau ngomong apa?"

Raina yang duduk di samping Gian pun menarik telinga Gian kencang.

"Mau kemana lagiii? Gue iket juga nih!"
"Ra aku boleh ikut sholat gak disini?"

Gian ngalihin pembicaraan mulu ish sebel. Batin Raina kesal.

"Boleh lah, masa gak boleh"
"Aku udah nih makannya"
"Dikit banget emang kenyang?"
"Kamu kan tau aku makan nya gak pernah banyak"
"Iya juga ya, yaudah sana kamu masih inget kan kamar mandi nya"
"Inget kok hehe"

Gian berdiri lalu berjalan kearah kamar mandi.

Terdengar beberapa kali bunyi notifikasi ponsel milik Gian.

Dengan cepat Raina mengambil ponsel Gian yang sedari tadi Gian taruh di meja makan.

"Siapa sih jam segini yang ngechat Gian" gumam Raina penasaran.

Raina pun membuka WhatsApp yang Gian namai Amy.

Sayang, besok ke studio lagi yah,
anterin lebih banyak lagi aku udah bilang ke bang Virgo.
See you nuca sayang!

Raina kembali membuka WhatsApp dari wanita lain yang Gian namai Siska.

Beb, aku bete deh kemarin kamu ke rumah tapi kamunya cuek gak kaya dulu.

-Angel

Nucaa, aku seneng kamu udah balik lagiiii. Tapi aku kesel kamu gak seasik dulu. But, thanks yah udah dateng love you.

Mine! |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang