Si Wanita Kurang Ajar

796 133 23
                                    

"Bu, Raina pamit keluar sama Nadin yah, Pelangi baru aja tadi tidur, kalo ada apa apa hubungin Raina ya Bu" ucap Raina sembari menyalimi tangan ibu Nayla, diikuti Nadin setelahnya.

"Iya, kalian hati hati yah. Jangan sore sore pulangnya"
"Oke Bu"

Raina berjalan menghampiri kamar kedua orangtuanya lalu ia membuka pintu perlahan dengan salam.
Raina tersenyum menghampiri ayah nya.

"Ayahh, Raina pamit main sama Nadin ya"
"Iya sayang, hati hati. Sini ayah cium" ucap ayah Lutfi yang tak lama mencium kening Raina lembut.

"Assalamualaikum yah"
"Waalaikumsalam nak"

Raina kembali keluar menghampiri Nadin dan ibu Nayla
Tak lama Raina dan Nadin mengucap kan salam untuk pergi.

"Kita pesen taxi online yah Ra"
"Iya" jawab Raina tersenyum.

Sepanjang perjalanan menuju mall, Raina dan Nadin pun bertukar cerita dengan tawa.

Tak lama mata Raina melihat sosok Gian yang tengah duduk di halte.

"Gian" ucapnya pelan.

"Mana?" Tanya Nadin penasaran.

"Tuh" tunjuk Raina ke arah Gian.

"Mau turun?" Tanya Nadin menatap Raina.

Raina terdiam melihat Gian yanng tengah duduk memainkan ponselnya.

"Pak, kita turun disini aja yah" perintah Nadin pada supir taxi.

"Loh kok berenti?"
"Gue tau lo mau banget kan nemuin Gian?"
"Hehe tau aja" ucap Raina sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Nadin membayar taxi tersebut lalu mereka keluar menghampiri Gian.

"Assalamualaikum" sapa Raina yang membuat Gian menengok ke arahnya.

Terlihat senyum Gian yang melebar.

Raina terkejut saat melihat banyak nya luka di wajah kekasihnya itu.

"Kamu di pukulin sama siapa?" Tanya Raina panik.

Gian langsung menundukan wajahnya cepat.

"Coba liat aku"
"Aku gapapa Ra"
"Gapapa gimana, ini luka nya parah loh Gian! Gimana sih? Udah di obatin belum?"
"Udah Ra, jangan marah marah dong, cape nih akuu baru aja istirahat"

Apa ada hubungannya sama yang kemaren? Batin Raina.

Tak lama Raina memegang dahi Gian lembut.

"Kamu masih demam, obat yang semalem di minum gak?"
"Diminum kok"
"Kamu berobat aja yah"
"Gak mau" ucap Gian pelan tak menatap Raina.

Aku tau, Gian pasti mau meluk tapi gak enak sama Nadin mm kasiannn. Batin Raina.

"Kamu mau kemana jam segini?" Tanya Gian menatap Raina.

"Aku mau ke mall sama Nadin , terus liat kamu, jadi kita turun deh"
"Ngapain turun coba?"
"Ya nyamperin kamu lah!"
"Harus banget? Kamu gak kasian emang sama Nadin?"
"Gue yang nyuruh Raina turun kok Gian, santai santai" ucap Nadin tertawa kecil.

"Kamu gak bisa ijin dulu kek gitu hari ini kerjanya?"

Terdengar suara notifikasi ponsel milik Gian.

"Ra, aku pergi yah, ini ada yang order"
"Aku khawatir deh sama kamu"
"Doakan saja suamimu ini yang sedang mencari nafkah wahai istriku" ucap Gian yang mengundang tawa Raina dan Nadin.

"Baik, doaku akan selalu menyertaimu, pulanglah cepat wahai suamiku, aku akan menunggu mu di.." Gian memukul mulut Raina pelan.

"Bibirnya biasa aja kali mas!"

Mine! |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang