Janji Seorang Pelangi

777 101 47
                                    

Tante meli tadi bilang kata nya Gibran teriak teriak nama Raina, Gibran bohong nih kayaknya, bilang kemalaman pasti cuma alesan. Gue tau lo Gibran. Gak mau lah kosan gue jadi jelek nanti cuma gara gara Gibran sama Raina. Batin Gavin sedikit kesal.

"Sorry ya bro, gue gak bisa ijinin lo buat pake kamar gue"
"Gitu ya bro, yaudah deh"

Gibran pun menutup telepon nya dengan wajah kesal.

"Siall!" Gumamnya.

Waktu menunjukkan pukul 2:25 am.

Terlihat Nadin yang menahan kantuk nya keras karena menemani Raina yang sedang panik.

"Nad, tidur aja, gue gak apa apa kok sendiri"
"Ha? Seriusan? Tapi gue udah janji sama Gian buat jagain lo"
"Yaelah, tidur ajaa, lo ngantuk banget gitu juga, tidur aja lagi yahh"
"Yaudah deh gue tidur ya, gue ngantuk banget sumpah mata gue bener bener gak bisa buat melek lagi nih Ra, tapi kalo ada apa apa lo bangunin gue lagi ya"
"Iya Nad okeee"

Nadin kembali tertidur dengan pulas.

Tak lama ponsel Raina berdering.

Gian. Batin Raina yang langsung menerima telepon Gian cepat.

"Halo Gian"
"Kamu bangun?"
"Iya, aku bangun"
"Kamu kenapa?"

Telinga Gian memang sangat peka sedari dulu dengan suara Raina. Jika suara Raina berubah, pasti Gian akan bertanya sampai Raina menjawab dengan jujur.

"Engga, aku gak kenapa kenapa"
"Bohong, kenapa?"
"Kamu mau telpon aku cuma buat nanyain suara aku doang?" Tanya Raina yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ya gak gitu Ra"
"Kamu jam segini belum tidur?"
"Mm.. aku kebangun tadi terus kepikiran kamu jadi telpon deh"

Maaf Ra, aku bohong. Batin Gian lirih.

"Ciee, mikirin akuuu"
"Hehe, gimana badan kamu, udah enakan belum?"
"Gitu deh, pegel pegel"
"Kamu udah minum obat nya lagi belum?"
"Udah ko, pas jam 10"
"Nanti udah subuh kamu harus minum lagi yah, aku bakal bawain soto nanti"
"Soto pak hj Jamil?" Tanya Raina antusias.

"Iyaa" jawab Gian dengan senyumnya.

"Can't waitttt Giannn"
"Yaudah sekarang kamu tidur yah"
"Mm"
"Mm? Kenapa?"
"Engga, yaudah aku tidur dulu yah, kamu juga tidur Gian, jangan begadang ya, besok kan sekolah"
"Iya iya, selamat tidur ya Ra, i love you"
"I love you too telur semut. Hehe"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

Gian menutup telepon dengan senyuman yang tak semanis biasanya.

Maaf Ra, aku bohongin kamu, kalo kamu tau aku baru aja sama Pelangi, kamu pasti bakal marah. Gumam Gian sembari menjatuhkan badannya ke tempat tidur.

Sepulang Gian menemui Raina.
Gian melihat sosok Pelangi yang tengah di marahi oleh seorang laki laki paruh baya di pinggir jalan.

Gian langsung menghampiri Pelangi yang sudah mendapat pukulan dari laki laki tersebut.

"Bapak ini banci ya" ucap Gian sontak membuat kedua nya terkejut.

Pelangi pun langsung berlari mendekat ke belakang tubuh Gian.

"Kamu siapa?" Tanya laki laki tersebut dengan wajah yang begitu tegang.

"Bapak gak perlu tau siapa saya, kalo bapak gak mau muka bapak bonyok malam ini, mending bapak pergi sekarang"

Mine! |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang