Ini memanglah sebuah kesalahan. Kesalahan yang seharusnya tak terjadi. Sejujurnya, Stefan memang tidak ingin meninggalkan terlebih ditinggalkan oleh Devon. Yang dia butuhkan adalah cerita yang benar-benar bahagia bersama Devon. Tapi untuk mendapatkan itu semua, dia harus melalui badai yang menerjang. Dia tidak bisa menahan diri. Mengingat lagi ketika Devon menyiksanya, membuatnya berpikir. Sebegitu marahnya Devon meminta penjelasan atas segala kekacauan yang terjadi selama ini. Amanat Bara. Mencintai Randai. Hati Bara yang ada pada tubuhnya. Serta cintanya yang selalu besar untuk pamannya. Maafin Epan, Om Epon! Epan harus menjauh dulu dari semua ini. Sepertinya kembali lagi pada Om Devon saat ini, adalah keputusan yang belum tepat. Sedangkan Om Devon belum tahu sama sekali tentang rahasia ini. Dan aku gak bisa bilang ini ke Om Devon. Karena ini demi menjaga amanat dari seseorang yang sudah meninggal. Terlebih orang itu telah berjasa mendonorkan hatinya untukku.
Sekali lagi, Epan bertanya jauh ke dalam hatinya. Pada siapa sebenarnya hati ini akan berlabuh?
~
"Kamu ini kenapa lagi sih sama Om kamu, Faaan??? Selaluuuu aja kayak gini. Mama tuh ampe capek tau gak dengernya" ujar Mama Bara.
Stefan menunduk pada sofa ruang tengah rumah Bara. "Mama keberatan ya, Epan tinggal disini lagi?"
"Tau nih, Ma. Kok Epannya malah diomelin, kan kasian tuh dia" timpal Kyle.
"Ini apa-apaan sih, kok pada nyalahin Mama?" tanya Mama Bara, "Denger ya kalian berdua! Gak ada dalam hati Mama pun keberatan Epan tinggal disini lagi! Malahan Mama seneng! Seneng banget, malah! Tapiiiii... kenapa setiap Epan memilih tinggal disini, Epan selalu ada masalah sama Om Devon, sayaaaang???" tanya Mama Bara.
"Epan gak ada masalah apa-apa kok, Ma sama Om Devon! Epan cuma mau nenangin diri aja dulu disini! Biar Om Devon juga nenangin diri di rumah" ujar Stefan.
"Yaudah" Kyle menepuk bahu Stefan, "Gue dukung apapun keputusan lo kok!"
"Awww!!!" Stefan meringis begitu Kyle menepuk bahunya.
Kyle pun merasa bagai orang yang bersalah, "Kenapa lu, Fan?"
"Gapapa!" jawab Stefan.
"Kamu kenapa, Fan?" tanya Mama Bara.
"Gapapa kok, Ma!" jawab Stefan.
Kyle memicingkan matanya begitu dia melihat satu tanda merah di dekat lehernya. "Coba buka baju lu!"
"Apaan sih, Kyle! Jangan ribet deh!" ujar Stefan.
"Bukaaaa!!!" Kyle menarik baju Stefan sehingga terlepas dari tubuh Stefan.
Kyle dan Mama Bara sukses melotot dibuatnya.
"Ya ampun, Epaaan... ini badan kamu kenapa, Naaak???" tanya Mama Bara sambil menatap tak percaya.
"Gapapa, Ma" jawab Stefan.
"Ini pasti gara-gara si Om biadab lu itu ye??? Mana sini orangnya, gue samperin juga deh!" Kyle terlihat begitu berapi-api.
"Kyle! Tenang dulu laaahh" seru Mama.
"Lu apa-apaan sih, Kyle! Udahlah biarin aja!" cetus Stefan.
"Ini gak bisa didiemin, Fan! Dia udah bikin lu jadi bonyok begini! Ini pelecehan anak-anak namanya!"
"Umur gue udah delapan belas, Kyle!"
"Ya tetep ajalah, gue gak terima!" cetus Kyle.
"Kyle... tenang dulu ah. Jangan emosi gitu" ujar Mama Bara. "Kita kan belum tau, penyebab Om Devon mukulin Stefan kenapa"
Kyle hanya memutar bola matanya mendengar nama Devon disebut.
"Coba tolong di jawab, Stefan. Supaya Mama nih... gak was-was gitu. Nanti kan Mama jadi gak enak sama Om kamu" ujar Mama Bara.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES SEASON 2 (END 21+)
Teen FictionCerita ini mengandung unsur LGBT. Homphobic, please start to out, thanks. Stefan atau memiliki panggilan sayangnya, Epan, lelaki berusia 18 tahun itu kini tengah mencoba menata kehidupannya dengan baik, berdua bersama Devon, atau panggilan sayangnya...