"Jadi kalian sengaja menjebak gue???" tanya Stefan tajam pada Rahayu dan Kyle. "KENAPAAAA???"
Kyle dan Rahayu hanya saling tertawa sambil berpandangan. Kemudian Kyle berujar, "Ladies first..." dia mempersilahkan Rahayu lebih dulu.
"Mmm... masa iya, kamu teh tidak tahu kenapa saya harus capek-capek nyulik kamu kesini, Stefan?" tanya Rahayu.
Stefan mendelik, "Karna gue udah nolak lo??? Iya???"
Rahayu tertawa terbahak-bahak, "Itu kamu teh tau!!! Tadinya sih... saya sempat ragu dengan ajakan Kyle untuk kerja sama, tapi setelah saya pikir lagi. Kyle teh ada benarnya juga! Dan dia mengajak saya bekerja sama disaat yang pas! Saat kamu menolak saya mentah-mentang, Stefan!!!"
Stefan hanya geleng-geleng kepala.
Rahayu melanjutkan, "Kamu teh tidak akan pernah tau, Stefan! Kamu tidak akan pernah mengerti! Bagaimana rasanya memendam perasaan cinta sendirian! Dan begitu cinta itu di katakan, orang itu malah menolaknya mentah-mentah! Sakit hati saya, Fan!" cetus Stefan.
"Gue gak pernah minta untuk lo suka sama gue, Yu!"
"SAYA JUGA TIDAK PERNAH MINTA SAMA PERASAAN SIALAN SAYA ITU!!!" teriak Rahayu. "Makanya selama ini saya teh cuma bisa diam mendamba cinta kamu, Stefan! Tapi kamunya apa??? Ada tidak, melihat saya walau sekali?"
"Bukannya elo dulu, yang bilang ke gue kalau lo itu cuma nganggep gue sama Bara sebagai sahabat. Kakak? Kenapa sekarang..."
"Itu karena kamu tidak pernah peka, anying!!!" bentak Rahayu seketika. "Kamu yang buat dunia saya hancur! Dunia tidak pernah adil buat saya!!!" Dia bukan seperti Rahayu biasanya. Yang kalem dan pendiam. Dia benar-benar keluar dari sisi baiknya.
Stefan menghela napasnya, "Percaya deh, Yu! Gue ngelakuin itu agar lu gak semakin masuk ke dalam hidup gue yang banyak banget masalahnya, Yu!"
"Kalau gitu apa?!?! Apa alasan kamu sampai kamu teh tega menolak saya!!!"
"Gue gay, Yu!"
Rahayu tertegun seketika. Dia mendadak diam.
"Lo gak tau kan? Gue mantannya Bara. Gue jadian sama kak Randai. Gue pacaran sama Kyle, bahkan gue jatuh cinta sama Om gue sendiri. Lo percaya???" tanya Stefan seketika.
Rahayu geleng-geleng tak percaya.
"Kamu teh serius???" tanya Rahayu.
Stefan menganggukkan kepalanya. "Apa Kyle gak cerita soal itu?"
"Kyle..." Rahayu menoleh ke arah Kyle. "Pantes aja tadi keh kamu bilang mantan ke Stefan..."
"Kalo lu nanya kenapa dunia gak adil buat lu hanya karena gue, Yu! Apa kabar gue yang gak normal ini, Yu???"
Rahayu hanya diam menelan ludahnya seketika.
Kyle kemudian memberikan sebilah pisau pada Rahayu. "Ayo, Rahayu sayang... kita udah setengah jalan..."
Rahayu bergidik memandangi pisau yang kini dipegangnya tersebut.
"Silahkan Yu... kalau lu mau bunuh gue! Jika itu bisa bikin lu puas dan bahagia! Tapi satu hal yang harus lo tau... gak ada di dunia ini yang mau ngeliat lo kayak gini, Yu! Sahabat... teman... bahkan keluarga lu, Yu!" ujar Stefan.
Rahayu gemetaran seketika. Tiba-tiba saja dia menjatuhkan pisaunya ke lantai, lalu berteriak-teriak histeris. "HRRGGGHHAAAAAAAAA!!!! HRGGGHHHAAAAAAAAA!!!!"
"Kak Rafli, kita harus telpon polisi, kak!" ujar Sadha yang terkejut mendengar teriakan dari dalam gedung tersebut. Ia masih baru saja tiba di depan gedung tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES SEASON 2 (END 21+)
Fiksi RemajaCerita ini mengandung unsur LGBT. Homphobic, please start to out, thanks. Stefan atau memiliki panggilan sayangnya, Epan, lelaki berusia 18 tahun itu kini tengah mencoba menata kehidupannya dengan baik, berdua bersama Devon, atau panggilan sayangnya...