Stefan berlari ke kamarnya dan mengurung diri. Tentunya membuat Devon bertanya-tanya. Apa yang terjadi pafa Stefan.
"Stefan... Stefan ada apa???" teriak Devon dari balik pintu.
Stefan masih diam tak bersuara di atas ranjangnya. Dia tidak peduli dengan suara Devon yang berteriak memanggilnya.
"Stefan... what's wrong, Stefan? Open the door!" pinta Devon.
Stefan tetap tak menggubris. Membuat Devon semakin bingung.
"Ini ada apa sih, Dai?" tanya Devon pada Randai yang juga ada di depan kamar Stefan.
Randai terdiam bisu.
"Kalian berantem?" tanya Devon.
Randai tidak menjawab apa-apa. Kalau diharuskan menjawab, dia pun bingung harus menjawab apa.
Stefan menangis tersedu-sedu di kamar itu. Pikirannya benar-benar kacau. Ada nama Devon-Randai-Bara ditiap sela otaknya. Stefan sangat membenci ini.
Mengapa harus Bara yang memberikan amanat begitu berat padanya.
~
Esok paginya, Stefan terbangun. Waktu menunjukan pukul setengah enam pagi. Stefan pun keluar dari kamarnya. Lalu dia melihat Devon yang tidur di kamar sebelahnya. Seketika Stefan menutup pintu kamar itu lagi.
Stefan melepaskan pakaiannya dan hanya mengenakan celana pendek saja. Dia bersiap untuk pergi ke pantai. Mencari suasana nikmat dan angin segar. Siapa tahu moodnya kembali bahagia jika dia bertemu dengan laut.
Nyatanya benar, baru mendengar suara derasnya ombak yang bergemuruh saja, dia sudah bahagia bukan main.
"Ssshhh... ahhh... ahhh..."
Stefan mengernyitkan keningnya ketika ia mendengar suara desahan lelaki yang bagai diremas kenikmatan. Entah perasaannya saja, atau memang nyata.
Nyatanya Stefan terus mendengar suara tersebut. Stefan semakin penasaran. Ia pun turut menelusuri tepi pantai hingga batu-batu karang besar di sisi pantai. Hingga Stefan pun terkesiap melihat sosok Randai yang sedang melakukan masturbasi di dalam air laut yang menggenangi tumpukan karang tersebut.
"Kak Randai..." panggil Stefan tak percaya.
Randai terkesiap dan segera menutup kemaluannya di dalam air. Dia salah tingkah. Saat ini dia sedang benar-benar telanjang bulat di dalam air itu. Pakaiannya tertaruh di pinggir batu karang.
Stefan menelan ludahnya begitu dia melihat tubuh Randai yang begitu seksi dan sixpack. Sungguh ini bagai anugerah bagi Stefan. Dia berusaha untuk melihat kemaluan Randai di dalam air, namun Randai terlanjur menutupinya dengan kedua tangannya. Stefan sedikit kecewa.
Sedangkan Randai benar-benar gelagapan, "S-stefan... ngapain disini?"
"Aku mau berenang, sambil nungguin sunrise! Kak Randai ngapain hayoooo???" ledek Stefan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES SEASON 2 (END 21+)
Teen FictionCerita ini mengandung unsur LGBT. Homphobic, please start to out, thanks. Stefan atau memiliki panggilan sayangnya, Epan, lelaki berusia 18 tahun itu kini tengah mencoba menata kehidupannya dengan baik, berdua bersama Devon, atau panggilan sayangnya...