"So... ada informasi terbaru apalagi nih, Kyle?" tanya Jeff yang sedang duduk berhadapan dengan adiknya di ruang besuk tahanan. Jeff lalu merapikan posisi rambut adiknya tersebut dengan lembut.
"There is something good news, and bad news too, Bang!" tutur Kyle, jujur.
"Then what is it?" tanya Jeff, penasaran.
Kyle mencondongkan wajahnya lebih dekat dengan kakaknya itu. Kemudian ia bersuara pelan. "Kabar baiknya... Epan akhirnya tinggal lagi di rumah Bara"
Jeff ternganga, mulutnya terbuka sambil senyum saking tak percayanya. "Really?"
"Yes, really!" jawab Kyle.
"And... the bad news is...?"
Senyum Kyle memudar seketika, "Kalau Epan udah mau kembali lagi ke rumah. Itu tandanya Omnya yang nyebelin itu pasti gak bakal tinggal diem. Dia pasti bakal berusaha untuk ngerebut Epan lagi, Bang!"
Jeff terdiam membenarkan ucapan Kyle. Otaknya segera berpikir cepat seraya menyusun amunisi perang untuk adiknya melawan Devon. Lalu Jeff mengernyitkan keningnya dan menatap Kyle lekat-lekat. "Kyle! Apa yang membuat Epan, akhirnya mau tinggal lagi di rumah?"
Mata Kyle bergerak-gerak. Ya. Dia ingat. Tentu dia ingat. Itu baru saja di bahas tadi malam. "Si Devon itu mukulin Epan sampe luka-luka!"
"HAH??? Serius lo???" Jeff tersentak bukan main.
Kyle manggut-manggut. "Iya, Bang! Badannya si Epan tuh... penuh sama luka-luka. Badannya banyak bercak merah. Ngeri gue ngeliatnya"
Jeff menekuk alisnya bingung. "Gila, kok bisa sih Devon ngelakuin itu ke Stefan? Bukannya dia sayang banget sama si Epan?" Jeff bergumam sendiri, lalu dia kembali beralih pada Kyle lagi. "Lo tau gak, kenapa sampe Epan bisa di bonyokin gitu sama Devon?"
"Untuk lebih pastinya sih, gue belum tau jelas, Bang! Epannya juga gak mau cerita! Tapi dia cuma bilang, kalau itu semua terjadi atas kesalahan dia sendiri. Makanya Devon bisa sampe kalap dan mukulin dia" ujar Kyle.
Jeff berpikir lagi. Otaknya tidak boleh berhenti untuk memutar rencana.
"Terus tugas gue selanjutnya apa, Bang? Gue harus ngapain lagi?" tanya Kyle bingung.
"Lu gak boleh berhenti sampe disini aja! Lu harus rebut hati Stefan sampe dia buta, sebuta-butanya, dan akhirnya dia mulai matiin rasanya sama Om-Om sialan itu!" terang Jeff.
Kyle mengernyitkan keningnya, bingung. "Caranya?"
Jeff mendekatkan wajahnya lagi ke arah Kyle. "Lu bilang Epan dapet kekerasan fisik dari pamannya, kan?"
"Iya"
"Lo jadiin itu senjata! Buat si Epan mikir kalau Omnya itu udah bener-bener gak baik buat dia! Dia kan pasti trauma tuh sama kekerasan fisik! Karena gue juga pernah denger, dia dulu sempet trauma hard sex gitu sama Omnya sampe dia kabur dan ketemu gue untuk pertama kalinya waktu itu" ujar Jeff serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES SEASON 2 (END 21+)
Fiksi RemajaCerita ini mengandung unsur LGBT. Homphobic, please start to out, thanks. Stefan atau memiliki panggilan sayangnya, Epan, lelaki berusia 18 tahun itu kini tengah mencoba menata kehidupannya dengan baik, berdua bersama Devon, atau panggilan sayangnya...