17- Siasat Bagian A

33 3 0
                                    

Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memendam perasaan. Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk menahan rasa sakit saat melihat Rani selalu bersama orang lain.

Rasa kesal dan cemburu merasuk dalam dada, tapi dia sadar kalau dia bukan siapa siapa. Hanya sebatas debu kecil yang tak terlihat karena terhalang oleh dunia yang begitu besar.

Rani terlalu fokus pada dunia besar itu sampai tak sempat menatap ada sesuatu yang terus berharap padanya. Telah lama orang itu memendam ini. Telah lama orang itu rasakan sakit ini. Orang itu tak kuasa lagi.

Kesal merajalela

Cemburu terus menggebu

Rasa iri tak tak pernah pergi

Harapan yang hanya jadi harapan

Orang itu beranjak dari kebisuannya, mulai melangkah mendekati Rani yang selalu tak sanggup untuk ia sapa.

"Eh Lo Rani ya?"tanya seorang laki laki berkacamata memanggil Rani. Rani menatap ke arah laki laki itu.

Laki laki itu tersenyum pada diri nya dan Rani. Laki laki itu sudah memberanikan diri.

"Iya. Ada apa ya?"tanya Rani.

"Gue Alvino, salam kenal ya!"

Alvino adalah laki laki itu

Alvino adalah si pemendam itu

Dengan ragu ia mengulurkan tangannya, takut jika Rani menolak atau lebih buruk dari itu. Tapi dugaannya salah. Rani malah menerima uluran itu dengan yakin.

"Seperti yang Lo tau. Gue Rani."Rani tersenyum padanya.

Alvino tersenyum pula. Jantungnya berdebar kencang. Ia kuasa menatap senyum itu lama lama lalu menyembunyikan ekspresi nya dalam raut biasa saja.

Alvino rasa satu kesempatan akan terbuka untuknya. Dunia besar Rani mungkin akan beralih menjadi dirinya bukan lagi tentang Daniel, teman sekelasnya.

Tringg tringg tringg
Jam pertama akan di mulai dalam lima menit.

Bel masuk menarik Alvino ke kesadarannya.

"Gue ke kelas ya."pamit Rani.

Lagi lagi Rani tersenyum padanya, ia ingin terus melihat senyum itu apalagi jika ia adalah alasan terbitnya senyum Rani.

Karena senyum itu lah Alvino jatuh cinta dan memendamnya. Tapi tidak untuk sekarang, karena ia tak ingin lagi bersembunyi.

Rasa bahagia Alvino memudar saat Daniel masuk ke dalam kelas bersama Berhyl. Alvino menatapnya tak suka. Daniel itu penghalang bagi dirinya dan Rani.

Alvino mulai berfikir untuk menyingkirkannya. Tapi bagaimana?

***

Setelah hari itu obrolan demi obrolan mulai tercipta dalam Rani dan Alvino. Tak ada kecanggungan dalam mereka. Rasa suka Alvino bertambah saat Rani selalu memberi timbal balik yang baik padanya.

Ia begitu tak suka pada Daniel. Gara gara dia, Rani bahkan tak pernah mengetahui jika Alvino satu ekskul dengannya. Bayangkan dua tahun di anggap tak ada bagaimana rasanya?

Daniel itu terlalu mengatur Rani, pikirnya. Bahkan ia melarang Rani untuk ikut Olimpiade sains saat kelas 11, dan anehnya Rani selalu saja menurut.

Padahal jika waktu itu Rani tak mengiyakan larangan Daniel, mungkin ia bisa lebih lama lagi dekat dengan Rani. Sialnya Daniel seolah tak mau Alvino dekat dengan Rani, seolah dia tau jika Alvino akan mendekati Rani lewat Olimpiade ini.

RADDAR💑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang