29- Apa Kamu Pergi Begitu Saja

27 2 0
                                    

Rani keluar dari kamarnya kemudian melihat ibunya tengah mengobrol dengan ayahnya di meja makan.

"Papah gak nyangka mereka beneran pergi dan nitip perusahaan sama kita,"ujar Papah Rani sambil melipat koran yang ia baca lalu menyeruput kopinya.

"Iya dan kita juga gak tau mereka bakal kembali atau enggak."ujar ibu Rani lalu membereskan piring bekas sarapan mereka. Rani yang mendengar pembicaraan kedua orang tua nya tiba-tiba bertanya bingung.

"Siapa yang pergi mah pah?"tanya Rani kemudian duduk di samping ayahnya bertanya-tanya.

"Daniel sama orang tua nya kan pergi keluar negeri beberapa hari yang lalu."Rani melotot kaget.

"Hah kapan?"

"Beberapa hari yang lalu. Kirain Daniel ngasih tau kamu."ucap Ayahnya.

"Enggak pah Daniel gak bilang apa apa sama Rani. Terus mereka pergi ke luar negeri nya kemana?"

"Mereka gak ngasih tau. Mereka cuma nitip perusahaan ke mamah sama papah."jelas ibu Rani membuat nya diam kaku tak percaya.

Rani terdiam tak percaya. Beberapa hari setelah ulang tahun Daniel, Rani memang tak pernah melihat Daniel lagi. Di sekolah Rani juga sibuk dengan belajar tambahan dan tak sempat mencari Daniel kemana. Dia tidak percaya bahwa Daniel akan pergi keluar negeri, bahkan tak pamit dahulu padanya.

Rani berlari ke kamarnya memakai sweater kemudian mengambil kunci motornya.

"Rani kamu mau kemana?"tanya ibu Rani memanggil.

"Rani mau pergi dulu mah."

Rani berlari menuju garasi menyalakan motornya kemudian bergegas pergi. Sebelum pergi ia menatap rumah Daniel yang memang terlihat kosong. Rani berhenti di depan rumah Daniel dan mendapati pagar rumah itu telah di kunci.

Rani kembali pada motornya kemudian melajukan motornya ke suatu tempat. Rani menikung dan menyalip beberapa kendaraan, ia tak peduli seberapa banyak yang penting ia segera sampai di tujuan.

Motornya kemudian terhenti di sebuah kafe yang dulu pernah Daniel dan Rani kunjungi. Kafe milik Daniel. Rani masuk ke dalam kafe yang sedang tak terlalu ramai itu. Ia kemudian menghampiri salah satu pegawai disana.

"Tau gak Daniel kemana?"terburu-buru Rani bertanya. Pegawai itu mencengangkan Rani dan mengajak Rani untuk duduk dan memberinya segelas air.

"Jadi mba yang namanya Rani ya?"Rani meneguk air itu kemudian mengangguk.

"Saya Edo salah satu pegawai nya bos Daniel. Bos Daniel memang pernah bilang kalau dia akan pergi ke luar negeri tapi dia gak pernah ngasih tau sama saya dia perginya kemana?"

"Jadi kamu gak tau dia kemana?"tanya Rani lagi. Edo menggeleng pelan.

"Tapi coba mba ke belakang di sana ada temen-temennya bos barangkali mereka tahu."Rani tersenyum.

"Ah iya makasih ya,"teriak Rani lalu segera menuju ruang rahasia di kafe itu.

Rani masuk ke dalam pintu bertuliskan dilarang masuk itu kemudian menemukan teman-teman Daniel yang sedang membereskan barang-barang disana.

"Rani!"Cindy menghentikan kegiatannya kemudian menghampiri Rani.

"Daniel keluar negeri. Kalian udah tau itu kan? Terus kalian tau gak tepatnya Daniel itu kemana?"tanya Rani bertubi-tubi. Semua yang ada di sana tertunduk dan menggeleng lemah.

"Kita tau bos Daniel pergi tapi kita gak tau dia pergi kemana dan kenapa dia pergi,"jawab Renald. Cindy mendekati Rani lalu mengusap punggungnya.

"Kita beneran gak tau. Kita di sini lagi beres-beres barang karena kita gak akan jadiin ini markas lagi."ucap Cindy.

"Tapi kenapa?"tanya Rani.

"Karena Daniel pengen tempat ini di kelola sama Lo dan dia pengen disini bersih saat Lo datang Ran."

"Jadi?"

"Daniel ngasih tanggung jawab kafe ini sama Lo. Dia pengen Lo majuin kafe ini dan kita semua bakal bantu."jelas Cindy.

"Sekarang mba yang jadi bos di sini,"ujar Edo yang tiba-tiba datang. Semua yang ada di sana tersenyum.

***

Rani berbaring di kamarnya. Memikirkan tentang kemana pergi nya Daniel. Mengapa Daniel pergi. Dan kenapa Daniel tega tidak memberitahu kepergiannya. Selain itu Daniel menitipkan kafe miliknya pada Rani. Rani memijat keningnya bingung.

Rani telah bertanya berulang-ulang pada orang tuanya, jawabannya sama. Mereka tidak tahu.

"Jadi Niel kamu pergi begitu aja?"

***

Keesokan harinya

Rani masuk ke dalam kelas dan mendapati Viona tengah menangis kencang dan teman-temannya sedang berusaha untuk menenangkannya. Rani menyimpan tasnya lalu menghampiri Viona.

"Rani Lo tau Daniel kemana?"Viona bertanya pada Rani sambil terisak. Rani menggeleng.

"Gimana sih Lo kan tetangganya,"bentak Viona.

"Dia keluar negeri tapi gak tau kemana,"ucap Rani lalu memegang pundak Viona untuk menenangkannya

"Dengan seenaknya di mutusin gue tanpa alasan dan pergi gitu aja tanpa ngasih tau apa-apa sama gue."Viona menjauhkan lengan Rani dari nya kasar.

"Daniel juga gak ngasih tau apapun sama gue tentang kepergiannya,"ucap Rani menjelaskan. Viona kembali menangis terisak dan membenamkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Vi yang sabar ya,"gumam Rani.

"Gimana gue mau sabar. Gue udah nolak banyak laki-laki karena Daniel. Gue udah ngelakuin apapun buat deketin Daniel. Dan gue juga berusaha keras buat jauhin Lo dari Daniel. Gue sampai buat rencana jahat supaya kalian berdua gak sama sama lagi. Tapi apa dia malah mutusin hubungan sama gue dan menghilang gitu aja."Viona menutup mulutnya keceplosan. Rani dan teman sekelasnya terperanjat kaget.

"Apa? Rencana jahat?"Rani mengerutkan alisnya bingung. Viona kembali menangis lalu menggenggam tangan Rani.

"Maafin gue Ran. Maafin gue, ini karma buat gue. Gue mohon maafin gue ya Ran. Gue mohon maaf."Rani menatap Viona yang memohon padanya. Rani membawa Viona ke keluar kelas untuk menjauh dari kerumunan.

"Gue udah maafin Lo. Tapi rencana apa yang Lo maksud? Gue gak ngerti?"tanya Rani.

"Jadi sebenarnya gue itu....,"

***

Setelah bel istirahat berbunyi Rani langsung berlari untuk menemui Alvino dan menanyakan banyak pertanyaan padanya.

"Ran kebetulan kita ketemu gue mau ngomong sesuatu."Alvino dan Rani bertemu di bawah tangga.

"Iya kebetulan gue juga mau ngajuin beberapa pertanyaan sama Lo. Tapi kita gak bicara di sini ayo ikut gue,"ajak Rani. Alvino lalu mengikuti Rani yang berjalan ke arah taman belakang sekolah.

Alvino memandang Rani dari belakang karena khawatir. Ekspresi Rani terlihat sangat marah juga kecewa.

"Ran gue-"kata Alvino saat mereka sudah sampai di taman belakang sekolah.

"Kenapa Lo ngelakuin semua ini ke gue dan Daniel? Kenapa Lo bikin rencana buat ngerusak hubungan persahabatan gue sama Daniel? Kenapa Lo jahat Alvino? Kenapa?"tanya Rani benar benar kesal. Alvino terdiam, ia merasa bersalah. Ia melihat Rani yang terduduk sambil menutup wajahnya yang kesal.

"Yang mau gue omongin sama Lo tentang itu. Tentang Daniel."

***

Tbc.....

Halohaaaaa

Oh iya tekan bintang di bawah ya. Dan juga tekan tombol di sebelahnya jika kalian ingin memberi kritik dan saran. Terimakasih.

-salambungabunga





RADDAR💑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang